Sabtu, 30 Agustus 2008

MojoKeRto DaLam GamBar KarNaVal 17-an

Tujuh belasan memang selamanya menjadi sebuah even yang sangat menggairahkan semua orang. setiap oranag seakan ingin dan memang larut dalam sebuah suasana yang terbangun sejaka tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal kelahiran negeri yang besar ini.
Dan,setiap daerah mempunyai cara tersendiri untuk memperingati dan meramaikan peringatan hari ulang tahun tersebut. Begitu juga halnya dengan Kota Mojokerto. Setiap bulan Agustus merupakan saat yang paling sibuk dan tentu saja mahal. Tetapi kemahalan bukanlah alasan yang menjadikan kegiatan ini dihilangkan, bahkan semakin memacu untuk berkreasi dengan berbagai tampilan terbaik.
Bulan ini di Kota Mojokerto dalam upaya memepringati hari kelahira negeri tercinta telah bayak dilakukan kegiatan, mulai dari gerakjalan, sepeda hias, parade drum band, expo, dan yang terakhir kemarin,malam minggu tanggal 30 Agustus adalah karnaval. Semua kegiatan ini bertu7juan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang segala hal yang sudah dialami dan dilakukan serta didapatkan oleh daerah selama melaksanakan tugas melayani masyarakat.
Selamat!


Masyarakat memang butuh hiburan dan kedisiplinan


Hiburan bagi semua orang merupakan faktor penting yang harus disediakan sebagai bentuk penyegaran diri setelah melakukan berbagai kegiatan hidup yang sangat berat. Hiburan dijadikan sebagai salah satu cara untuk meredakan ketegangan yang berkecamuk di dalam diri sehingga tidak menjadikannya sebagai penyebab rasa sakit. Hidup tanpa hiburan sungguh sangat menyebalkan dan menjadikan monoton serta gampang menjadikan orang stress atau emosional tinggi.
Dan, berbicara mengenai hiburan, maka kita dapat melihat bahwa Pemerintah Kota Mojokerto secara intens dan berkesinambungan terus mencoba untuk menciptakan event-event yang mampu menjadikan hiburan tersendiri bagi masyarakat, tidak hanya masyarakat kota melainkan juga masyarakat kabupaten. Mojokerto memang terdiri dari dua wilayah yang dapat dikatakan sebagai kakak dan adik, yaitu Kabupaten dan Kota Mojokerto.
Event-event yang dibuat oleh Pemerintah Kota Mojokerto sebagai salah satu cara untuk menghibur masyarakatnya, jika kita runtut adalah mulai dari pameran kembang di lapangan Surodinawan, gerka jalan, sepeda hias, expo, dan karnaval pembangunan.
Pada setiap event selalu muncul harapan agar masyarakat merasa ter-hibur dan mampu menyegarkan pikiran sehingga keruwetan hidup dapat sedikit terobati dan bergembira bersama masyarakat lainya. Dan, jika kita menilai, maka setidaknya kita dapat mengatakan bahwa semua event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto mencapai keberhasilan yang sangat mem-banggakan
Tetapi, jika kita evaluasi lagi, maka ada satu hal yang mungkin sangat perlu dijadikan sebagai refleksi untu masa-masa mendatang, yaitu keruwetan tata aturan pelaksanaan kegiatan. Kita perlu mengakui dengan lapang hati bahwa kita belum dapat diharapkan kedisplinannya. Masyarakat kita masih belum mempunyai tingkat kedisiplinan sebagaimana yang diharapkan. Kita dapat melihat kenyataan bahwa pada saat kegiatan dilaksanakan, maka pada saat tersebut kontrol diri masyarakat sudah lepas sehingga kondisi benar-benar tidak kondusif.
Di setiap kegiatan,yang diharapkan dapat menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat, ternyata justru memberikan gam-baran secara jelas bahwa masyarakat kita masih begitu kondisinya. Kita tidak perlu me-rasa risih sebab pada kenyataannya memang seperti itu kondisinya. Kita masih ingat dan pasti selalu ingat sebab kondisi ini selalu terulang setiap kali ada kegiatan, yaitu me-rangseknya penonton ke tempat yang seharusnya menjadi areal peserta kegiatan melaksanakan tugasnya.
Sebagai contoh dapat kita lihat dari pelaksanaan kegiatan karnaval, bahwa kesemrawutan atau ketidak disiplinan terus saja terjadi sebagaimana pada saat pelaksanaan gerak jalan, ataupun sepeda hias. Penonton yang sebenar-nya diberikan hiburan, ternyata tidak memberikan ruang gerak bagi peserta karnaval atau kegiatan untuk melaksanakan kegiatanya, bahkan areal pesert justru menjadi milik penonton. Lebar jalan yang seharusnya dipergunakan lewatnya peserta kegiatan, tenryata telah penuh sesak oleh penonton sehingga peserta tidak dapat bergerak atau melakukan kegiatan secara maksimal. Lebar jalan yang hampir enam meter, ternyata tinggal dua setengah meter saja! Bahkan peserta kegiatan harus dikalahkan oleh penonton yang bersepeda motor dan masuk ke ruang gerak peserta kegiatan. Akibatnya, penonton tidak dapat membedakan, mana peserta kegiatan dan mana penonton yang ikut di dalam ruang kegiatan peserta. Sungguh sangat merisaukan.
Sebenarnya kondisi seperti ini tidak perlu terjadi jika ada kesadaran di hati masing-masing anggota masyarakat terhadap upaya penciptaan kondisi ter-baik agar pelaksanaan kegiatan nampak rapi, tertib dan teratur serta ketegasan tata aturan bagi penonton. Setiap masya-rakat seharusnya mem-posisikan diri sebagai masyarakat yang mengerti se-hingga tidak perlu mengebaki jalan yang akan dilalui oelh peserta kegiatan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Begitu juga para penonton yang bersepeda motor, seharusnya tidak perlu memasuki jalanan sehingga menjadikan kondisi semakin semrawut.
Masyarakat kita memang sangat haus atas hiburan agar dapat meredakan ketegangan di hati mereka. Kehausan tersebut dapat kita lihat dari membludak-nya penonton di setiap event hiuburan yang diselenggarakan. Tetapi, jika kehausan tersebut diekspresikan sebagai kebebasan sehingga justru meng-ganggu jalannya hiburan, tentunya hal tersebut jauh dari harapan semuanya.
Pada sisi yang lainnya, perlu ketegasan batas penonton yang menyaksi-kan kegiatan sehingga tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan, misalnya dengan memberikan batas bersepda motor dan mengalihkan jalur ke jalur lainnya yang membebaskan jalan yang dilalui oleh peserta kegiatan. Dengan demikan, maka kegiatan tidak ter-ganggu oleh merangseknya penonton di jalanan yang dilalui oleh peserta kegiatan. Dan, seringkali peserta kegiatan harus mengalah kepada penonton!?
Bahwa penonton menyaksikan kegiatan dari pinggiran jalan atau tro-toar jalan dan tidak diperbolehkan masuk ke badan jalan sehingga jalanan nampak bebas dan peserta kegiatan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Di samping itu, kendaraan selain peserta kegiatan tidak boleh mem-pergunakan jalur kegiatan. Mereka harus dialihkan ke jalur lainnya sehingga tidak mengganggu kelancaran kegiatan. Jalur yang dilewati peserta kegiatan seharusnya streril dari segala macam kendaraan yang tidak berkepentingan. Dan, sepanjang jalur kegiatan hanyalah para penonton yang duduk rapi se-hingga jalur tidak termakan oleh penonton.
Tetapi, sungguh kita perlu mengacungkan jempol kepada Pemerintah Kota Mojokerto, khususnya kepada Bapak Walikota yang telah berhasil membangkitkan lagi semangat masyarakat sehingga secara sadar mengikuti kegiatan untuk memeriahkan peringatan hari besar negara, Hari preoklamasi Kemerdekaan.
Selamat! Semoga tahun-tahun mendatang lebih baik dan kondisi lebih teratur dan terkondisikan sebagaimana seharusnya. Semoga.

Minggu, 17 Agustus 2008

Jaran Kepang, Ada Di MoJoKeRto

IndoneSia memang neGeri yang kaya Raya. Berbagai macam hasil Bumi, berbagai Macam Etnis MasYarakat, berbagai MacAm pOlA kehiduPan ada di Sini. Mau menCari makanan Apa SaJa ada di neGeri ini. Makanan tradSional, hampir di setiap Kehidupan suku bangsa ada makanan khasnya. Dan, rata-rata harganya bersaing, mudah terjangkau oleh saku kita. Bahkan ada yang guyonan begitu: Kalau makan di sini, yang dihitung hanya ikannya saja, lauknya saja. Sedangkan nasinya tidak dihitung!
Tentunya hal ini sangat menarik! Padahak sebenarnya hal tersebut wajar saja!
Bagaimana seorang penjual harus menghitung nasi sebelum disuguhkan pada pembelinya? Berapa waktu yang harus diberikan?
Tetapi itu hanya guyonan saja. Yang terpenting adalah bahwa di negeri in banyak kekayaan yang data dijadikan sebagai sumber masukan bagi negeri yang menurut banyak orang sedang ‘sekarat’! apa benar? Lihat saja sendiri!
Jaran kepang adalah salah satu kesenian tradisional yang ada di pulau Jawa, tersebut dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Tentunya setiap daerah mempunyai ciri masing-masing. Tetapi hal tersebut justru menambah kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini. Dapat menjadi satu daya tarik istimewa bagi para pengunjung atau turis!
Termasuk dalam hal ini adalah di MoJoKeRto. Jaran kepang menjadi salah satu jenis kesenian tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang ‘nanggap’ jaran kepang mempunyai hajat! Sunatan, mantenan atau sekedar pindah rumah atau ‘ngleboni’ omah!
Perlu kita sadari dan takjubi semua personil yang ‘mandegani’ kesenian tradisional ini. Mereka dengan begitu gigih berusaha menghidupi kesenian tradisional ini, walaupun dengan tertatih dan nafas ngos-ngosan sebab harus hidup enggan tetapi mati tak mau!
Maka dari itu, sebaiknya ada perhatian dari para petinggi di negeri ini, mengapa mereka tidak mau ‘nanggap’ jaran kepang jika ada selamatan atau pesta, malah ‘nanggap’ kesenian manca yang seperti itu saja, tidak merakyat sama sekali!
Karena kurangnya perhatian para petinggi itulah, maka tidak salah jika ada negeri lain yang mengakuinya sebagai kesenian daerahnya sebab banyak orang-orang negeri ini yan piawai bermain dan tinggal di daerah dan menghidupkan kesenian tersebut dengan berbagai imbalan yang sepadan dengan pekerjaan menghidupkan kesenian tersebut. Tak heran mereka mengeluarkan statement bahwa jarankepang merupakan kesenian tradisional mereka! Sungguh tidak benar!
Okey, mulai sekarang kita harus memberikan perhatian yang maksimal pada jaran kepang sehingga kita tidak kehilangan!
Semoga!

Mojokerto, Gudang Orang Sakti!

Sejak dahulu, Mojokerto terkenal sebagai gudangnya orang sakti. Sejak jamannya kerajaan Majapahit dan bahkan sampai sekarang orang Mojokerto terkenal sakti-sakti.
Kita mengetaui dari pelajaran sejarah bangsa bahwa kerajaan Majapahit bersentral di Mojokerto, tepatnya Trowulan. Kerajaan yang diawali dari sebuah hutan kecil yang namanya, Tarik!
Hutan Tarik, yang konon ceritanya adalah sebuah hutan yang sangat sangar dan tidak bersahabat. Hutan gung lewang lewung, jalmo moro, jalmo mati. Begitulah orang menyebutnya. Tapi bagaimanapun orang Mojokerto adalah orang-orang yang pilih tanding. Orang-orang yang mempunyai kemam-puan diri yang mampu menjawab segala tantangan hidup yang kejam sekalipun. Hal tersebut dibuktikan oleh Raden Wijaya yang dengan segera dapat menyulap hutan sangar itu menjadi sebuah daerah yang sangat menarik minat orang untuk betempat tinggal dan akhirnya menjadi penduduknya sehingga dalam waktu relatif pendek Hutan Tarik menjadi daerah yang terkenal dan dinamakan sebagai Majapahit, yang artinya diambil dari buah Maja yang banyak tumbuh di darah tersebut dengan rasa yang pahit! Hal ini membuktikan bahwa orang-orang Majapahit adalah orang-orang yang sakti mandraguna!
Ya. Orang-orang Mojokerto memang terkenal sakti! Bahkan sampai sekarang kita dapat menemuinya di hamparan kota Trowulan dan sekitarnya.
Sepanjang jalan Raya Trowulan, di pinggir jalan, kita dapat melihat banyak orang sakti yang dengan kemampuananya dapat melihat bahwa di dalam bongkahan batu yang besar tersimpan sebuah atau beberapa patung!
Ya. Begitu melihat sebongkah batu, maka mereka segera tahu bahwa di dalam batu tersebut ada sebuah patung. Maka, setiap hari mereka kupas kulit batu yang menutup keberadaan sang patung. Dengan penuh kesabaran, mereka memukulkan palu pada kepala pahat. Tik…..tik…..tik…., begitu sedikit demi sedikit ujung tajam pahat mengelupas permukaan batu.
Sedikit demi sedikit bongkah batu menjadi serpihan kecil. Dan, lama kelamaan bongkahan batu itupun menampakkan bentuknya. Dan, akhirnya semua penutup patung di bongkahan batu itupun luruh, lantas muncullah patung yang sesungguhnya!
Itulah kesaktian orang-orang Trowulan, dapat mengetahui bahwa di dalam bongkahan batu besar ada patung yang indah dan mereka mengupas kulitnya hingga patung itu benar-benar muncul!
Duh, orang-orang Trowulan memang sakti!ha....ha....ha....
(Catatan tentang sesuatu yang sekarang masih hilang!)

Sabtu, 16 Agustus 2008

Kemeriahan 17-an di Kota Mojokerto


Seperti biasa, setiap menjelang peringatan 17 Agustus, Kota Mojokerto tidak ketinggalan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menggambarkan betapa perayaan hari ulang tahun itu sangat penting.
HUT memang sebuah momen yang tidak bakal dilupakan oleh orang-orang yang mempunyai kaitan jiwa dan hati pada setiap event tersebut. Mereka akan berpartisipasi maksimal untuk sebuah kesuksesan program.
Kemarin, Kamis, 14 Agustus 2008, kota Mojokerto menjadi begitu ramai dan semarak. Semua institusi, dinas, dan masyarakat ‘tumplek blek’ di sepanjang jalan utama kota dan terutaa terpusat pada alun-alun yang di dalam hal iniadalah start dan finish kegiatan gerak jalan 17-an
Berbagai warna seragam dengan label masing-masing atau sekedar seragam semata menghiasi setiap bagian alon-alon. Dan, berjubelnya penonton serta para pedagang menjadikan suasana semakin semarak.
Kegiatan gerak jalan ini pada dasarnya untuk membangkitkan semangat patriotisme di hati masyarakat, khususnya generasi muda, yang akhir-akhirini ditengarai mengalami suatu dekadensi yang sangat tajam. Banyak kegiatan generasi muda yang keluar jalur sehingga mengkawatirkan kehidupan di masa depan.
Begitu juga, masyarakat perlu diingatkan bahwa kita masih punya hari ulang tahun untuk negeri kita tercinta ini. Masih ada hari istimewa yang kita rayakan sebagai hari terindah dan hari dimana kita dapat mengevaluasi segala sisik melik perjalanan menghabikan waktu.
Ya, hari ini merupakan kegiatan menyongsong peringatan hari ulang tahun kemerdekaan negeri kita tercinta. Sudah 63 tahun negeri ini terlepas dari cengkeraman cakar para penjajah yang begitu ganasnya menghisap, meng-gerogoti semua kekayaan yang ada di bumi tercinta.
Dengan semangat yang sangat fantastis, semangat empat lima, dahulu para penjuang bergerak membebaskan negeri ini dari cengkeraman penjajah. Gerakan yang sangat berani dan penuh tekad yang ternyata memberikan sebuah perubahan yang sangat membahagiakan.
Kota Mojokerto, selalu penuh dengan kesemarakan yang seakan semua tenaga super besar dan mampu menggerakkan seluruh anggota masyarakatnya, bahkan masyarakat tetangga daerah, Kabupaten Mojokerto untuk bergabung dalam kenikmatan sesaat memperingati hari ulang tahun negeri tercinta!
Kota Mojokerto, semarakmu seperti cahaya kunang-kunang yang ber-kedip saat kegelapan meliputi hidup. Kota Mojokerto telah memberikan nilai plus bagi kehidupan masyarakatnya.

Kota MojokErto yaNg BerSahaBat


Aku tidak habis berpikir,bAHwA kota yang secara umum seringkali dikatakan kejam, ternyata tidak berlaku bagi kota kecilku. Entah karena kecilnya atau karena Pola Kehdupan wargAnya yang emmang sederhana, sehIngga aku sringkali merasakan bahwa Kota MojokertO sangatlah bersahabat.
Orang-orangnya begitu familiar, maklum rata-rata orang Jawa yang sangat diakui atas sikap andap asor, unggah ungguhnya di dalam pergaulan, SeHingga saat kita bertemu atau sekedar berpapasan, Maka SenyuM selalu tergambar di bibir-bibir mereka.
Begitu juga saat siang begitu panas menyengAt, kota MojoKerto dengan segala kebaiakan hatinya memberikan kita tempat berteduh yang sangat bagus dan benar-benar membuat kita bahagia. angin semilir yang mengalir dari tangkis sungai yang membawa aroma air sungai yang segar membuat orang kerasan berlama-lama berlindung di bawah pohon di sepanjang jalan menuju ke arah alon-alon kota.
Mojokerto telah menjadi satu kota yang mampu memberikan situasi hidup yang kondusif untuk semua orang, pola pergaulan yang begitu nyaman, walaupun kotaku kecil, tetapi rasanya begitu lapang untukku, dan kuharap juga untuk orang-orang lainnya!
Dan, bagaimanapun tempat tinggalku adalah istana, gak peduli walaupun banyak setan berkeliaran! Persetan saja! maka tiap siap, sehabis kerja, aku selalu kongkow di pinggir jalan di bawah pepohonoN, DUH SEGAR SEKALI....

Kamis, 14 Agustus 2008

KerJ Bakti, bentuk kesetiakawanan


Indonesia itu negeri yang penuh berbagai kebersatuan. Sejak jaman dahulu, Negeri ini dikenal atas kebersamaannya dalam setiap permasalahan. Satu orang terluka, maka semua merasakan sakitnya. Maka tidak heran jika ada salah satu anggotamasyarakat yang dilukai oleh orang lain, maka dalam waktu tidak lama bakal datang sekian puluh orang untuk membalsakan rasa sakit itu!
Tapi, apakah seperti itu p[ola kehidupan yang diajarkan oleh leluhur kita?
Indonesia itu dikenal sebagai bangsa yang beradab, suka berbaik pada orang lain, walau pada kenyatananya, pada akhirnya kebaikan yang diberikan oleh orang lain adalah duri di pantat!
Kita tersenyum-senyum pada orang lain, tetapi oranga lain memasang duri salak di bawah pantat kita sehingga saatkita terlena oleh manisnya senyum dan duduk, maka kita bakal menjeriT.
AAAAUHHH!
Tetapi, di kehidupan kamung, desa, kehidupan dengan berlandas kebersamaan masih sangat kental dan masih hidup dengan berdamping dengan pola kehidupan modern yang lebih menekankan pada egoisme diri untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri.
Seperti yang terjadi di Desa Gembongan, saat sebuah wilayahmendirikan sebuah Mushola, langgar, maka semua warga keluar rumah untuk secara bersama-sama membangun bangunan tersebut.
Nuansa kerja bakti masih begitu kental dan menguasai semua hati sehingga pekerjaan yang jika dilakukan biasa membutuhkan waktu tiga hari, maka dengan kerja bakati, maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 3 jam!
Duh, sebenarnya enak saat kita berkerja secara bersama-sama!
walaupun untuk membangun langgar ini amsih memutuhkan banyak dana, tetapi masyarakat sekitar begitu antusias untuk secara sadar emembrikan bantuan dana DAN TENAGA UNTUK KELANCARAN PROGRAM

Rabu, 13 Agustus 2008

Semarak Menjelang 17-an

Rasanya waktu begitu cepat bergulir. Tak terasa sekarang kurang tiga hari lagi sudah memasuki hari keramat bagi bangsa besar seperti Indonesia ini. Hari yang sangat keramat sebab pada tanggal tersebut segala belenggu terlepas, dilepaskan dari tubuh kurus kerempeng negeri yang sudah terlalu banyak dihisap oleh para penjajah.
Ya, Indonesia telah merdeka, sekarang sudah tahun ke 63. tetapi pertanyaan mendasar selalu saja menggelitik di balik sanubari yang tidak pernah dapat dibohongi, sudah merdekakah negeri kita? benar-benar sudah merdekakah negeri besar ini?
Kita dapat melihat kenyataan bahwa walaupun proklamasi kemerdekan sudah digaungkan oleh Soekarno dan Moh. hata pada 63 tahun yang lalu, tetapi ternyata yang namanya kemerdekaan belum juga nampak muncul kepermukaan sebagai sebuah kondisi konkrit yang dimiliki oleh setiap orang.
Justru, sekarang ini penjajahan banyak terjadi di negeri besar ini. Ya, banyak orang yang terjajah oleh orang lainnya dengan dalih bermacam-macam. Dan, yang terutama menjadi alasan pokok adalah kehidupan ekonomi yang mencekik batang leher dan menyumbat lobang tenggorok!
Orang sekarang semakin tersengal!
Dan menjelang hari peringatan kemerdekaan, umumnya merupakan masa berfoya-foya, sebagaimana masa saat menjelang pmilihan pimpinan di negeri ini. dari tingkat RT, RW sampai presiden, maka saat pesta digelar dimana-mana!
Pada saat itulah, penjajahan mulai mencekengkeramkan kuku tajam dengan benih-benih penyakit, virus yang egitu penuh di ujung kukunya yang hitam.
Lantas, sebenarnya apakah kemerdekaan itu? Sedangkan kita tidak dapat emnjadi juragan di negeri sendiri.
Hari ini, Kota Mojokerto kembali diguyang kegiatan yang sangat membahagiakan masyarakatnya, termasuk warfa daerah sebelahnya, kabupaten mojokerto.
Duh, setiap menjelang hari ulang tahun kemerdekaan, kesemarakan menjadi pola kehidupan yang sangat dekat dengan orang-orang, khususnya pemilik modal! Benarkah kita hanya menghargai nilai ekmerdekaan dengan pesta berfoya-foya?

Jumat, 08 Agustus 2008

Hidup Kayak Jaran Kepang


Setiap hari hidup seakan tidak berbeda dengan jaran kepang.Sudah kehilangan banyak ingatan, tetapi masih mampu melangkah bahkan melakukan sesuatu yang tidak dapat dinalar dengan pikiran waras.
Begitulah, hidup terus bergulir. Kadang kita harus berguling-guling, makan beling, kata Iwan Fals. Kehilangan kontrol tetapi mampu mengontrol. Jaran kepang menjadi pola kehidupan kita sekarang ini.
Kehilangan kesadaran bukan sesuatu yang menggalaukan hati, justru selalu dicari oleh banyak orang sehingga seringkali mereka bertindak tanpa perhitungan, seakan lupa paa banyak hal yang berlaku dalam kehidupan.
Saat musik kehidupan mulai ditabuh dan suaranya menggema menguasai langit, maka pada saat itulah semua kehidupan dipermainkan. Kehidupan para arwah ataupun kehidupan manusia hidup.
Jaran kepang teah menjadi gambaran kehidupan orang-orang yang telah melupakan jatidirinya dan bergumul dengan jatidiri lain yang berada bersemayan di dalam dirinya, bukan di hati.
Di Mojokerto, Gembongan, Gedeg, Mojokerto, ada dua perkumpulan kesenian jaran kepang yang sangat representatif sebagai kesenian yang menjaga hasil olahrasa, raga, dan karsa leluhur yang memang harus dijaga.
Bersyukurlah, kita masih mempunyai banyak orang yang peduli terhadap hasil karya leluhur, jangan sampai direbut oleh orang lain! Siapa lagi yang peduli?

Rabu, 06 Agustus 2008

Mojokerto di Siang hari


Ketika matahari mulai terasa menyengat, aku merasa perlu sekedar menghilangkan panasnya di bawah pepohonan yang ada di sepanjang jalan di kota mojokerto.
Mojokerto memang sangat rindang, penghijauan di jalur kota rasanya sudah mulai nampak hasilnya, walau tidak dapat diterapkan di jalur ekonomi kota yang memang sangat menyengat saat siang, setidaknya saat emmasuki jalur kota kita langsung dipapak oleh rindangnya pepohonan sepanjang jalan menuju ke bundaran alon-alon dan beperapa pedagang es nampak siap memberikan eksegaran tersendiri bagi kita.
Duh, segarnya saat kerongkongan yang kering dilewati oleh aliran air es yang begitu segar.
Dan, aku selalu lakukan setiap kali pulang dari bekerja, di bawah pohon rindang itu aku menyeruput es degan, kelapa muda. duh segarnya!

Sabtu, 02 Agustus 2008

Pesta Rakyat di Kota Mojokerto


Pesta Rakyat! Ya ini merupakan sebuah kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Siapapun sangat tertarik untuk mengikuti dan menyaksikan PesTa RakYat yang SetiaP TahuN dijadikan seBAgAi ajang pamer proDukSi.

KoTa MoJokErto Memang sangat kreatif dan penuh InOvAtif. Setiap saat selalu Ada KegiAtan Yang menGajAk masyarakat, RakYat berperaN Aktif di DaLam nyA. Hal ini dianggap SaNGat penting mengiNGat eksisTensi rakyat adalah elemen dari pemerinTah. JikA rAkYat terlibat dalam keGiataN secara aktif tentunya menjadiKan mereka mempunyai satu kebaNGGaan atas keterliBatannya tersebut.

DuH, raSanya begitu menarIk dan membaHagiaKan saat secara lugas melihat orang-orang berhamburan, berjalan beriringan di sela-sela kios dan joglo peserta pesta rakyat.

KoTa MoJokerTo memang mempuNayai Banyak Sekali ide cemerlang untuk memAnJakan masYarakaTnya. Walaupun sederhana, wOng Namanya juga PesTa RakYat, tentunya mengedepankan kesederhanaan doNg! Tapi, masyarakat beGitU antuSias menghAdiri Avent yang satu Ini. Padahal di Kota Saat SeKarang ini Ada dua Event pameran yang sama-Sama Menarik, tetapi Pesta Rakyat sangat MemiKat masyaRakaT!

Di pesTA RakYat ini setidaknya kita daPAt melihat beberap StaND, mulai dari stand bunga, mebelair, buana muslim, kerajinan alat Musik, keRajinan Coro, berbagai JenIS Makanan Tradisional, helm, buku MuRah. SeMua StaND nampak begitu menARik sehingga semua orang menyempatKan waktu Untuk mamPir ke semua stand secara bergantiaN.

Ada banyak hal yang begitu menarik untuk diperhatikan, diamati dan selanjutnya disyukuri, betapa pemerintah begitu perhatian kepada masyarakat-nya!

Bravo untuk pemerintah Kota MojoKerTo!