Lama sudah kita tak berjumpa, rasanya kerinduan ini sudah memuncak hingga keubun-ubun dan hendak memecahkan batok kepalaku.
saudaraku tercinta, kenapa tak juga pulang? lihatlah tanah kelahiranmu sudah bungkuk menunggu kedatanganmu!
ibu pertiwi yang dahulu kau jadikan sebagai tempat bersembunyi saat main sembunyi, sekarang tak lagi dihiasi pisang-pisang,
pagar-pagar telah memisahkan tanah satu dengan yang lainnya.
tak dapat lagi kita berlari-lari bebas sepanjang jalan,
halaman rumahpun tinggal selebar dua tiga orang jalan berpapasan
tetapi itulah tanah kelahiranmu,
dia tetap mengharapkan kehadiranmu
sebagaimana laut merindukan air sungai....
Minggu, 29 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)