Rabu, 16 Maret 2022

RINDU JIWA PADA RASA, Sebuah Puisi

RINDU JIWA PADA RASA
Mohammad Saroni

Rindu jiwa rindu hati,
mekar mewangi di sekujur diri
wangi itu isyarat kesucian diri,
walau tak bertemu yang dirindu

Rindu jiwa pada rasa
menggenggam raga

Kerinduan jiwa tak terbendung 
meski raga terjeda jarak...
Jeda jarak semakin lebar
Jeda waktu semakin lama
Apa yang dapat mendekatkan jiwa?

Telah kususun  satu kalimat
untuk obati kerinduan jiwa
yang terus saja membengkak 
hingga tak mampu menampungnya

Sesungguhnya jiwaku tetap ada
walau lama dibiarkan terlantar


Gembongan, Januari - Maret 2022

Senin, 14 Maret 2022

BERSUKA DI ATAS DUKA ....Sebuah Puisi

BERSUKA DI ATAS DUKA
Mohammad Saroni

Langit negeri mendadak mendung
awan berarak arak menggantung
mengusir matahari yang tercenung
sejak kemarin sudah termenung

Berita berita saling kelindan
berebut untuk dapat perhatian
berebut membangun angan angan
anak negeri banyak kehilangan

Orang-orang datang berkunjung,
mengharap dapat sejuta sanjung
dengan sedikit jasa diri
tetapi berharap dapat lebih

Negeri ini memang membingungkan
saat orang-orang terluka
justru banyak orang berdatangan
mengunggah kondisi berfoto ria


Gembongan, 26 Desember 2021

AKANKAH TETAP DITERIMA, Sebuah Puisi

AKANKAH TETAP DITERIMA
Mohammad Saroni

Bila waktu telah datang
adakah dinding dapat menghadang
sedangkan hari sudah berbilang
dan, bumi siap mendulang

Waktu seperti roda berputar
Jejak-jejaknya tetap mendatar
walau jelas bentuknya bundar
pun tidak akan berpendar

Kita sering tertatih langkah
waktu berputar tidah berjeda
sementara ayun kaki terluka
terjebak dalam kabut duka

Lantas, kemana kita berkesah
sedang bum sudah lelah
akankah langit mau terima
jiwa raga yang sudah lupa


Gembongan, 23 Desember 2021

KESENIAN TRADISIONAL, Sebuah puisi

KUDA LUMPING
Mohammad Saroni

Langit malam gelap hitam
rembulan dan bebintang hilang
obor-obor menyala melingkar
sebuah arena untuk pertunjukkan

Gamelan mulai bertalu-talu
suara kendang sigrak memimpin
aroma dupa tercium menyengat
dari bergumpal asap di tengah arena

Kuda kepang, kucingan, topeng bujang gandong
saling berkelindan di atas asap
terlihat anggun tetapi angker
mereka bermandikan asap dupa

Ini upacara ritual mistis
seorang pawang berbaju hitam
kepalanya diikat udeng hitam
di tubuhnya menyelempang cemeti besar
berwarna hitam dan merah

Gamelan terus berkumandang
seperti mengundang penjaga negeri
memohon restu untuk beraksi

Malam semakin larut
penunggang kuda bersiap diri
seragam berumbai merah hitam memancar kemisteriusan abadi

Ini pertunjukkan kuda lumping
gamelan dan asap dupa
hadirkan kemistisan utuh
tentang kehadiran leluhur 
di sekitar arena bermain

Gembongan, 6 Januari 2022

BUJANG GANONG....sebuah persepsi diri

BUJANG GANONG
Mohammad Saroni

Bujang Ganong...Bujang Ganong
tampilan fisikmu memancing tawa
gerak tubuhmu adalah tarian
gambaran hati selalu gembira

Bujang Ganong... Bujang Ganong
walau tugas begitu berat
tak ada kesah di bibirmu
kepatuhanmu adalah harga mati
tidak dapat ditawar-tawar lagi

Bujang Ganong.... Bujang Ganong
kaulah abdi sepenuh hati
melayani adalah janji jiwamu
untuk Raja jiwa ragamu
tak ada kata tidak
apalagi menolak titah paduka Raja

Bujang Ganong .... Bujang Ganong
pengabdian mu pada negeri berharga mati
jiwa ragamu kau persembahkan untuk negeri
tak berpikir apa kau dapat
mampu memberi lebih baik

Bujang Ganong.... Bujang Ganong
di jaman sekarang sulit menemukanmu
kau moksa tanpa jejak
tanpa sempat lahirkan generasi
yang tulus mengabdi pada negeri
kecuali dengan tendensi 
untuk kebutuhan diri sendiri

Bujang Ganong.... Bujang Ganong
kemana kutemukan lagi sosokmu 
ada jaman yang serba bingung ini

Bujang Ganong .... Bujang Ganong
kelucuanmu mengusir penat
kesetiaan mu lahirkan satria


Gembongan, 6 Januari 2022

AKU INGIN MENULIS PUISI CINTA

AKU INGIN MENULIS PUISI CINTA
Mohammad Saroni

Aku ingin menulis puisi tentang cinta
walau aku tahu hanyalah kiasan saja
sebab sesungguhnya cinta sangatlah abstrak
tak mudah untuk menyatakannya

Sesungguh sungguhnya cinta
seperti langit pada bumi
seperti bumi pada tetumbuhan
seperti tetumbuhan pada hewan-hewan
seperti hewan-hewan pada manusia
seperti manusia pada langit
seperti lingkaran

Aku tidak pernah dapat menangkap rasa
sebab cinta adalah misteri
di antara kabut kehidupan
terlihat bayang-bayang ya 
tetapi tak pernah tersentuh
hanya jiwa merasakan
elus angin bisik udara

Cinta kuanggap sebagai rasa jiwa
berada di antara raga dan nyawa
bergerak tanpa batasan
bergerak pada setiap ruang, waktu, dan jarak 
setinggi apapun dinding penghalang
tak akan mampu menahannya

Jika rasa cinta telah lahir
bumi akan menyuburkannya
udara akan menyampaikannya
air akan menyegarkan ya
dan api akan membakarnya

Aku ingin menulis puisi tentang cinta
harus kumulai dari manakah
apakah dari mata turun ke hati
ataukah dari hati naik ke mata


Sulitnya menulis puisi tentang cinta


Gembongan, 31 Januari 2022

ANTARA KATA DAN RASA, Sebuah puisi

(01)
KATA DAN RASA
Mohammad Saroni

Rasa berawal dari kata
kata akan lahirkan rasa
tak dapat kita pungkiri
sebab alam telah mengaturnya

Jangan bermain kata
jangan bermain rasa
Langit akan mencatatnya
membisikkan pada bumi
untuk menumbuhkan dalam jiwa

Kata adalah doa
rasa adalah penghubungnya
siapapun yang berdoa
akan sampai pada langit
dan langit pasti mendengar setiap doa
melalui pelangi langit memerintah bumi
wujudkan atau tidak
sebab bumi dan langit
adalah penguasa alam


Gembongan, 14 Maret 2022

Minggu, 13 Maret 2022

SEMUA PASTI BERAKHIR

(100)
DAN, SEMUA PASTI BERAKHIR
Mohammad Saroni

Dan, semua pasti berakhir
sebab semua mempunyai mula
andai tiba-tiba saja ada
tanpa mula
tentu semua akan tetap ada

Yang bermula wajib berakhir
yang pergi pasti pulang
yang sakit akan sembuh
Langit meniscayakan berpasangan
dan kita tidak menghindarkan

Maka, semua harus bersiap
membekali diri dengan kebaikan
membuang semua hal buruk
hidup memang ada baik dan buruk
tetapi panutan kita adalah kebaikan
kebaikan akan berbalas baik, surga
tetapi keburukan berbalas buruk, neraka

Begitu alam mengatur
yang berbuat baik mendapat hadiah
yang berbuat buruk mendapat hukuman
apakah yang ingin kita dapat
hadiah ataukah hukuman

Dan, semua pasti berakhir
baik ataukah buruk
hadiah ataukah hukuman
itu yang harus kita pilih dan lakukan dalam hidup
hadiah atau hukuman
adalah misteri bukan hak kita
mengklaimnya


Gembongan, 14 Maret 2022

BERITA KEPULANGAN DARI ALAM

(99)
BERITA KEPULANGAN DARI ALAM
Mohammad Saroni

Burung gagak terbang malam
memekik di antara kepakan sayap
pohon-pohon terdiam
udara malam pun sunyi
binatang malam bersembunyi

Entah mengapa
setiap kali burung gagak memekik 
terbang berkeliling
suasana begitu sunyi
terhisap ke dalam hipnotis

Dan, paginya toa mushola bergetar
suara parau mengabarkan kepulangan
seorang pengembara telah pulang
memenuhi panggilan

Lantas ada hubungan apa
gagak yang terbang sambil memekik
dengan kepulangan seorang pengembara
apakah ini isyarat kabar dari alam
ataukah sekedar kebetulan

Berita kepulangan dari alam
tak dapat cepat kita terjemahkan
hanya setelah terjadi
kita menghubungkan semuanya


Gembongan, 14 Maret 2022

PULANG MELEPAS LUKA

(98)
PULANG MELEPAS LUKA
Mohammad Saroni

#Ngatmani

Hari ini seorang pengembara pulang lagi
setelah sejuta luka menghujam
raga dan jiwa
bergulat dengan sepi

Perjalanan panjang tak terkira
onak dan duri meluka raga
tetapi senyum tetap mengembang
sebab darah pasti mengering
luka pasti sembuh
tetapi bagaimana dengan luka jiwa
yang terpendam dalam
tak seorangpun tahu

Tak terhitung waktu luka
tangis dan jerit tertahan
tak ada yang tahu
semua tersimpan begitu rapi
bahkan angin tak sempat mencatat
selubung hatimu kedap segalanya

Hingga hari ini kau pulang
kau lepas semua lukamu
menyerahkan pada semesta
membawa pulang semuanya
tanpa tinggalkan kisah sedih dan luka

Kau pulang melepas luka
tinggalkan kelegaan hati
matahari bersinar terang
kabut melayang
menyertai kepulanganmu 

Gembongan, 13 Maret 2022

Jumat, 11 Maret 2022

WAKTUMU SUDAH SAMPAI .....sebuah puisi

(96)
WAKTUMU SUDAH SAMPAI
Mohammad Saroni

# Bu Sulastri

Magrib baru juga turun
orang-orang berkopiah dan bersarung
bergegas langkahkan kaki
menuju rumah

Tetapi, langkah mereka terhenti
serombongan ibu berpapasan
mengabarkan kepulanganmu

Telah tiba waktumu pulang
tanpa tanda dan isyarat
sebab kepulangan adalah misteri
tersembunyi di hembusan angin
melingkupi kita sepanjang waktu
tetapi tak pernah kita lihat

Signal dan panggilan pulang
ada di diri kita setiap waktu
tetapi kita tidak pernah tahu
waktu mengajak kita pulang
tetapi setiap yang pergi pasti pulang

Waktumu sudah sampai
pulanglah dalam damai


Gembongan, 11 Maret 2022

Kamis, 10 Maret 2022

Menghitung Jarak Pulang

(94)
MENGHITUNG JARAK PULANG
Mohammad Saroni

Sudah berapa lama kita mengembara
berapa jauh jarak kita tempuh
memunguti serpihan diri
menyusunnya menjadi jati
mewujudkan pencarian hakiki
siapa sesungguhnya kita

Pada titik nol perjalanan
yaitu ketika kita meninggalkan pintu rumah
tak ada yang kita miliki
hanya tangis memecah keheningan
diselingi ucap syukur bersahutan
udara menunduk
pohon-pohon bersujud
langit terdiam
menyaksikan pengembara 
tinggalkan rumah bahagia

Sejak itulah kita melangkah
tiada pernah berhenti
sebab beriring dengan putaran waktu
pagi siang senja dan malam
terus bergerak tanpa henti
seberapa jarak telah kita tempuh
pada sekian waktu yang terlewati

lantas berapa jarak lagi untuk pulang?


Gembongan, 11 Maret 2022

Apa kabar kampung halaman....sebuah puisi

(93)
APA KABAR KAMPUNG HALAMAN
Mohammad Saroni

Apa kabar kampung halaman
empat tahun kutinggalkan
masihkah segar udara pagimu
dan jernih air sungaimu

Kuhabiskan waktu di pangkuanku
pada patusan dan persawahan
pada ketam sungai dan burung prenjak
juga padi-padi kuning melambai
saat hujan mengguyur bumi
saat terindah dan bahagia

Pada semua itu aku memendam rindu
aku ingin mengejar burung-burung kecil
di rerimbun padi usai dituai
dan rinai hujan yang tak henti
dan, ketika kilat menyambar
secepat lidahnya aku bersungkur
seperti kata semua orang
agar lidah petir tak menciummu

Pulang, 
satu kata sejuta makna
kata yang menyejukkan jiwa
menenteramkan hati
sebab seberapa baiknya tempat baru
kampung halaman adalah segalanya

Apa kabar kampung halaman
masihkah senyum wargamu mekar
halaman bermain tetap luas
sungai dan patusan masih penuh ikan
dan, sawahmu masihkah terhampar padi

Kerinduan ini membayang masa lalu
dan, sekarang entahlah


Gembongan, 11 Maret 2022