Rabu, 29 Juli 2020

Ayo Kita Berjalan

Salah satu kelemahan kita adalah sering diterkam kejenuhan. Kita merasakan pikiran kita membentur dinding tinggi yang kokoh. Segala upaya dilakukan dan tidak dapat menemukan solusi melegakan. 
Akibatnya kita terjebak dalam kebuntuan sehingga proses menulis terhenti, baik permanen atau tertunda tanpa tahu batasnya. Tulisan pun tidak tintastuntas, bahkan tidak jarang yang terbengkalai dan sama sekali tidak selesai, menjadi sampah atau arsip abadi. 
Lantas apa yang harus dilakuan jika kita terjebak dalam. situasi seperti itu? 
Berjalanlah... 
berjalanlah... berjalanlah

Senin, 27 Juli 2020

Untuk Apa Kita Menulis?

Untuk apa apa kita menulis? 
Ini sebuah pertanyaan yang ironis. Sesungguhnya kita sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan ini, tetapi tetap nekat mempertanyakannya.  
Kita memang seringkali melakukan sesuatu yang diluar kesadaran. 
Seperti. kita ketahui, menulis itu nerupakan salah satu kegiatan imbangan dari membaca. Dan, membaca adalah kegiatan utama kehidupan kita. Setiap saat kita membaca berbagai hal dalam kehidupan. Mata kita membaca. Hidung kita membaca. Telinga kita membaca. Kulit kita membaca. Semua indera kita membaca dan dikirimkan ke otak untuk direkam sebagai informasi baru dan baru. Dan, obyek bacaan abadi kita adalah alam dan segala yang ada di sekitar kehidupan kita. Kita membaca gerak angin. Kita membaca aliran air. Kita membaca kejadian-kejadian dalam hidup. Lantas, apa yang telah kita lakukan setelah kita membaca semuanya? 
Seringkali kita abai terhadap tindaklanjut setelah membaca. Semua informasi tersimpan dalam otak sehingga pada suatu saat kita mengalami kejenuhan. Kejenuhan ini menyebabkan melemahnya kemampuan, kepadatan isi menyebabkan otak kita lemot. Ruang gerak otak terbatas sebab penuh informasi dalam memorinya.  Otak menjadi lemot. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengurangi isinya, yaitu dengan mengeluarkannya. Untuk mengeluarkan, maka cara yang kita pergunakan adalah menulis sebab itulah pasangan dari membaca. 
Untuk apa kita menulis? 

Pada saat lainnya, kita mempunyai banyak kisah kejadian yang tidak mungkin kita biarkan berlalu begitu saja. Pada saat itulah kita mencoba mengikatnya dalam bentuk tulisan dan menyimpannya sebagai memori yang dapat kita jadikan bahan introspeksi diri. 

Kita juga seringkali harus membuat laporan kegiatan yang kita lakukan. Saat itulah kita harus menuliskan segala hal yang kita lakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban diri. 

Kita juga seringkali mempunyai keinginan untuk mengungkapkan rasa, perasaan, keinginan, tanggapan atau respon atas banyak hal dalam kehidupan. 

Dan, masih banyak hal lain yang mengharuskan kita menulis. 

Lantas, mengapa kita tidak menulis? 

Menulis itu mengikat rekaman proses kehidupan yang dapat kita jadikan bahan introspeksi diri. 

Jumat, 24 Juli 2020

Membacalah, Pasti Menemukan Indahnya Menulis

Membaca dan menulis itu satu paket. Siapa yang membaca, seharusnya juga menulis. Atau, siapa yang menulis pasti membaca. Ini adalah intake dan exhause pada kendaraan. Ini adalah makan dan BAB. Ini adalah minum dan pipis. Jadi, tidak. mungkin kita tiadakan satu dari yang satunya. 
Terkait dengan membaca, satu hal yang harus kita pahami bahwa dengan membaca, maka kita dapat merasakan nikmatnya menulis. Pada saat kita membaca, informasi disimpan dalam meori otak. Penyimpanan ini tidak sekedar disimpan tetapi dapat ditampil ulang saat kita membutuhkan informasi tersebut. Jika kita mudah menampil ulangkan informasi, orang mengatakan bahwa kita hafal dengan informasi tersebut. Kita hafal berarti daya ingat kita tinggi. Tetapi, tidak sedikit yang pelupa sehingga informasi yang terkumpul dalam memori otak sulit ditampil ulang. Sifat pelupa ini dapat dikurangi dengan memperbanyak membaca. Apalagi, membaca berulangulang. 
Kalau kita banyak membaca, maka kita akan mengetahui kenikmatan menulis. Menulis itu sesungguhnya sangat nikmat ketika banyak rekaman informasi dalam ingatan kita. Rekaman informasi ini dapat semakin banyak jika kita banyak membaca. Semakin banyak muatan dalam memori kita, maka semakin mudah mengalir saat menulis. Jika informasi mengalir lancar, maka menulis menjadi sesuatu yang sangat nikmat. Proses menulis lancar tanpa hambatan. 
Di sinilah kenikmatan pada saat menulis sangat kita rasakan. Kita tidak mengalami kesulitan mengalirkan materi tulisan sehingga dalam waktu singkat dapat diselesaikan. Jika kita dikejar deadline, maka bukan masalah lagi. 
Bukankah sesuatu yang dapat dijalani secara lancar, tanpa hambatan merupakan kenikmatan yang tidak terkira? 
Seperti seorang ibu yang hendak melahirkan dan prosesnya lancar, maka kenikmatan melahirkan akan dirasakannya. Tetapi, jika proses persalinannya mengalami hambatan maka yang dirasakannya adalah siksaan tidak terkirakan. Begitu juga dengan proses melahirkan karya tulis. Jika persalinannya lancar, kenikmatan menulis sungguh sangat membahagiakan. Tetapi, jika proses menulis mengalami hambatan, gangguan, maka sangat terasa kesulitan melahirkan karya tulis. 
Oleh karena itu, membacanya sepuasnya, sekenyangnya, maka kita akan menemukan kenikmatan saat menulis. 

Kalau ingin menulis maka membacalah. 
kalau kita sudah membaca, maka menulislah

Menulis Berbasis Potret

Kita harus mengakui bahwa visual atau gambar dapat mewakili sejuta kata. Dokumentasi berupa gambar lebih bercerita dibandingkan dokumentasi dalam bentuk yang lainnya. Olehkarena itu, banyak momen penting yang diabadikan dalam bentuk gambar atau foto. 
Terkait dengan hal tersebut, maka kita dapat menggunakan foto atau potret sebagai basis menulis. Kita menjadikan potret untuk menuliskan kisah yang terkandung dalam potret tersebut. Untuk potret yang dialihtampiljan dalam bentuk tulisan, kita dapat menggunakan koleksi pribadi atau menggunakan potret orang lain. Tetapi, yang paling nyaman adalah potret koleksi pribadi. Kalau menggunakan foto koleksi orang lain, kita harus minta ijin dan sebagainya. Dan, tidak jarang kita harus memberi 'tips' kepada pemilik foto.
Dari sebuah foto, kita dapat mengembangkan imajinasi sehingga beralihtampil menjadi tulisan. Kita dapat membuat tulisan terkait isi foto yang kita jadikan basis menulis. Apalagi jika foto itu merupakan foto koleksi pribadi yang kita lakukan pada suatu waktu dan peristiwa. Dengan menbembangkan imajinasi kita, yang berbasis pada kenangan kisah uang ada di foto, maka proses kreatif menulis akan lancar. Memori kita sudah merekam kenangan tersebut sehingga waktu proses. menulis dapat mengalir lancar. Daya imajinasi kita dibantu oleh gambar atau foto kita. 
Sebenarnya, menulis berbasis foto merupakan metode yang sudah lama dilakukan. Bahkan, semua tulisan adalah hasil mengalihtampilkan foto. Hanya saja, foto yang kita maksudkan sudah direkam dalam memori otak kita. 

Kita harus mengakui bahwa menulis berbasis foto atau potret memberikan kemudahan proses. Kita dapat saja menulis dengan membayangkan obyek tulisan kita. Tetapi, hal ini tidak efektif dan seringkali gagal. Kemampuan imajinasi atau daya khayal kita tidak sama. Ada yang kuat, ada juga yang lemah. Penulis-penulis dengan daya khayal tinggi seringkali berhasil dibandingkan mereka yang lemah berkhayal. Tetapi, bagaimana jika daya khayal itu didorong dari sebuah foto? 

Mari kita membuat banyak foto agar. mudah menulisnya. 

Semoga Anda setuju... 

Menulis Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi merupakan rangkaian kejadian yang dialami diri dalam kurun waktu tertentu. Rangkaian kejadian ini memberi kesan tersendiri pada kehidupan. Kesan ini jika dibiarkan pasti akan hilang, terlupakan. 
Agar tidak hilang, terlupakan, maka harus kita ikat dalam bentuk tulisan. jika sudah terikat dalam tulisan, setiap saat kita dapat membaca ulang sehingga tidak akan hilang. Bahkan, kisah tersebut dapat abadi. Setiap orang dapat membaca sehingga kisah tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi ataupun acuan untuk memperbaiki kondisi di masa depan. 
Tentunya, mengikat kejadian yang kita alami lebih mudah dibandingkan menulis sesuatu yang tidak kita kenal atau kita alami. 

Rabu, 22 Juli 2020

Menyediakan Waktu

Banyak orang mengatakan tidak mempunyai waktu untuk menulis. Setiap kali ada ajakan menulis, jawaban yang dilontarkan adalah tidak ada waktu untuk menulis. Pada waktu yang lain, mereka dengan penuh semangat menyatakan keinginannya untuk menulis. 

Dimana cemistrynya? 

Ingin menulis dan tidak mempunyai waktu untuk menulis. Lantas, kapan dapat mewujudkan keinginan jika situasinya begitu? 

Kegiatan menulis memang harus disediakan waktu. Seberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menulis. Tentu jawabannya, relatif. Masing-masing orang mempunyai respon berbeda. Ada yang mengatakan dibutuhkan banyak waktu, tetapi ada juga yang mengatakan tidak bahwa menulis tidak membutuhkan banyak waktu. Ada yang sudah duduk di depan laptop berjam-jam tetapi tidak ada tulisan yang dihasilkan. Tetapi, ada yang dalam. waktu singkat sudah menulis sekian paragraf atau lembar.

Lantas bagaimana?? 

Kebutuhan waktu untuk menulis memang sangat khas bagi penulis. Kekhasan ini menjadi sesuatu yang tidak dapat ditenrukan tetapnya. Ada seorang penulis yang harus duduk berlana lama untuk menulis tanpa tentu berapa tulisan yang dihasilkan. Ada penulis yang membutuhkan sedikit waktu untuk menulis tanpa meperdulikan  berapa banyak tulisan yang dihasilkan. Ada penulis yang membatasi waktu nenulisnya berdasarkan jumlah lembar tulisan yang dihasilkan, tetapi ada yang membatasi jumlah alenia tulisan. 

Bagaimana dengan Anda? 

Untuk mengefektifjan kemampuan menulis dan mempergunakan waktu seefisien mungkin, maka pada saat kita akan menulis kita sediakan waktu untuk kegiatan tersebut. Kita dapat menentukan batasan waktu yang kita terapkan untuk menulis. kita Dengan batasan ini, maka kegiatan menulis akan lebih teratur dan konstruktif. Target waktu ataupun hasil dapat menjadi semangat untuk menyelesaikan 'jatah' menulis. 

Apakah Anda sudah menyediakan waktu untuk menulis? 

Minggu, 19 Juli 2020

Memberdayakan Ide Orang lain

Seringkali, ketika sedang membaca buku seseorang, lantas tumbuh ide yang merupakan respon atas ide sang penulis. Respon ini tumbuh dan berkembang sebagai resensi terhadap isi tulisan yang ada di buku. Bukan berarti kita meniru ide penulis buku, tetapi lebih tepatnya kita memperkuat ide dalam pengembangan tulisan. Upaya memperkuat dan penge. bangan ide inilah yang kita maksudkan dengan memberdayakan ide. 
Kita harus mengingat bahwa tidak ada gading yang retak. Tidak ada seorangpun yang terbebas dari salah tidak ada manusia yang sempurna. Selalu ada celah, dimana seseorang kehilangan kemampuannya sehingga terjadilah kesalahan atau kekhilafan sehingga ada yang terlupakan untuk ditulis oleh seorang penulis. 
Selalu ada celah yang belum tergarap tuntas oleh penulis. Peluang ini kita berdayakan untuk materi tulisan kita. Artinya, kita menulis sesuatu yang terlewatkan oleh penulis dan jadi karya kita. 
Kenapa tidak? 

Sabtu, 18 Juli 2020

5W + H

Apakah itu? 
Tentunya ada tanya ketika angka dan huruf itu dituliskan. Apalagi bagi yang baru ingin bergiat dalam menulis. Bagi yang sudah terbiasa, apalagi memang pekerjaannya menulis, langsung tersenyum. 
Ini merupakan rumusan bagi kita untuk menulis laporan reportase atau berita. Rumusan ini sangat penting untuk menjawab pertanyaan dasar yang selalu muncul setiap mendengar atau membaca berita. Ini adalah kunci dasar untuk menyusun tulisan berbentuk laporan berita. Rincian rumusan tersebut adalah What, Who, Where, When, Why dan How. Rumusan ini dapat dijadikan sebagai outline atau kerangkah tulisan sehingga runtut. 

What
What diartikan sebagai apa.  Ini sebuah pertanyaan mengenai obyek tulisan. Pada setiap tulisan terkandung informasi mengenai apa  yang dituliskan. Misalnya, ada kejadian di jalan raya, pertanyaannya adalah apa? Maka, isi tulisan misalnya.... Sebuah kecelakaan terjadi... 

Who
Who diartikan siapa. Ini menujukkan pelaku atau orang yang secara langsung terlibat dari tulisan laporan atau reportass yang kita kerjakan. 
Sebuah kecelakaan terjadi, seorang ibu muda diseruduk motor anak muda.. 

Where
Where menunjukkan tempat kejadian
Sebuah kecelakaan terjadi, seorang ibu muda diseruduk motor anak muda di perempatan jalan 

When
When menunjukkan waktu teejadinya kejadian yang kita tulis
Sebuah kecelakaan terjasi, seorang ibu diswruduk motor anak muda di perempatan jalan sore tadi, 

Why
Why dapat kita artikan sebagai latar belakang kejadian
Sebuah kecelakaan terjadi, seorang ibu diseruduk motor anak muda di perempatan jalan sore tadi karena lampu mati. kaki ibu itu patah, sedangkan anak. muda. itu luka jidatnya

How
How diartikan bagaimana, akibat dari kejadian yang kita tulis. 

Sebuah kecelakaan terjadi, seorang ibu diseruduk motor anak muda di perempatan jalan sore tadi karena lampu mati. kaki ibu itu patah, sedangkan anak muda itu luka jidatnya

Itu hanyalah sebuah ilustrasi tulisan tentang proses menulis laporan reportase. Selanjutnya kita tetap harus menggunakan kata-kata efektif sehingga pembaca merasa nyaman. 

Selamat menulis laporan.... 
Kasus:
Seorang anak menangis di sebuah warung kosong saat matahari tepat di atas kepala. 

Coba tuliskan laporan reportasenya....

Menulis Buku dengan Nama Kita Saja

Setiap orang, terutama guru selalu berharap untuk dapat menghasilkan karya yang menopang profesinya. Salah satu karya yang dapat menopang adalah karya tulis. Lagipula, karya tulis sangat erat dengan tugas dan kewajiban dasar seorang guru. Oleh karena itu, kegiatan menulis menjadi semacam kewajiban profesi bagi guru untuk mengembangkan kompetensinya. 
Tetapi, sebagaimana asumsi dasar menulis, maka banyak orang yang menganggap bahwa menerbitkan buku lebih sulit dari proses menulis. Mereka pesimistis dapat menerbitkan buku. Penerbit mana yang mau menerbitkan tulisan mereka. Akibatnya, semangat menulis mereka dapat mengendor sangat drastis. 
Ada cara yang sangat mudah untuk menerbitkan buku, yaitu mengajak banyak teman. Kita membuat buku rame-rame dan membiayai proses penerbitan bersama-sama. Tetapi, dalam hal ini menggunakan penerbit indie, bukan penerbit mayor. Penerbit indie adalah penerbit yang memfasilitasi penulis untuk menerbitkan buku secara mandiri. Untuk proses tersebut, penulis harus merogoh kocek untuk pembiayaannya. Karena bukunya bersama-sama, maka biaya juga bersama-sama. Proses ini dirasa ringan dan murah. 
Tetapi, bagi seorang penulis, selalu ada keinginan untuk mempunyai buku sendiri. Setiap penulis berusaha berkarya dan menerbitkan buku atas namanya sendiri. 
Sungguh sangat bahagia dan bangga saat buku kita terbit, baik buku bersama, apalagi buku tunggal, sendiri. Nama. kita tertera di sampul buku dan bagian dalam buku. Terbayang orang membaca buku kita. Sungguh membahagiakan. 
Tetapi, sekali lagi akan sangat membahagiakan ketika nama kita menjadi nama tunggal pada cover dan isi buku. Oleh karena itu, obsesi setiap penulis. adalah menerbitkan buku tunggal. Dan lebih membanggakan jika buku tersebut diterbitkan oleh penerbut mayor. 
Untuk hal tersebut, tidak dapat tidak kita harus terus memompa semangat untuk. menulis dan berorientasi pada penerbitan buku tunggal kita. 
Semoga terwujud... 

Menulis di WAG Pribadi

Sekarang ini media sosial sudah tidak asing bagi kita. Setiap hari, setiap saat kita memanfaatkannya untuk berbagai keperluan hidup kita. Sungguh, kita harus bersyukur kepada mereka yang dengan kemampuannya berhasil melahirkan media sosial. Dengan media sosial kita dapat menembus berbagai sekat kehidupan. Jeda jarak dan waktu sudah tidak ada lagi. Dan, teknologi ini terus berkembang demi memenuhi kebutuhan kita. Kita, manusia memang ingin selalu serba nyaman dan tidak menyulitkan. Manusia memang selalu serba kurang. Sudah dapat A masih pingin B.Sudah dapat AB masih pingin C. Demikian seterusnya hingga mereka mencapai tingkatan yang menyamankan, artinya tidak menyulitkan. Coba kita pikir, pertama kita menggunan tenaga otot, dan dirasa tidak nyaman, maka digunakan tenaga mesin. Dan, permintaan untuk kesempurnaan terus berkembang. Dari awalnya manual, selanjutnya otomatis. 
Tentunya, teknologi ini juga memapar kegiatan tulis menulis. Pada awalnya, menulis berarti kegiatan manual. Kita menulis dengan tenaga tangan, langsung di media tulis. Selanjutnya, kita menggunakan mesin ketik. Setelah masa menulis dengan medin ketik, selanjutnya bergeser dengan menggunakan komputer, PC dan akhirnya dengan Laptop. Tetapi hal ini dirasa kurang nyaman, berkembang menggunakan note dan hape. 
Kita fokuskan tulisan dengan memanfaatkan teknologi hape dengan segala fasilitasnya. Salah satu fasilitas yang dapat kita manfatkan untuk menulis adalah WA. Wa adalah bentuk komunikasi mefia sosial yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas juga. Fasilitas yang kita makaudkan di sini adalah menulis. 
Untuk mewujudkan kegiatan menulis maka kita dapat membuat semacam ruang, kita ambil saja grup WA atau WAG. ini merupakan ruang yang menampung banyak orang. Tetapi dalam hal inj. kita mencoba membuat grup WA yang anggotanya hanya kita. Selanjutnya kita namakan WAG pribadi. Di grup pribadi inah kita menulis dan menyimpannya. 
Untuk membuat WAG pribadi dapat kita. lakukan sebagai berikut:
1.Buka aplikasi WA
2. Klik pada membuat grup baru
3. masukkan satu teman untuk anggota grup, cari dari kontak telp. kita
4. berilah nama grup, nama grup ini merupakan tema dan dapat dijadikan judul
5. klik lanjut, maka dalam waktu singkat, grup kita sudah jadi
6. klik grup dan klik nama teman yang kita masukkan jadi anggota, lalu keluarkan dari grup
7. grup sudah milik kita sendirian
8. kita dapat mulai menulis di grup sesuai tema atau judul
9. jika tulisan sudah cukup, dpt kita pindah dengan menggunakan aplikasi WPS
10. jadilah tulisan kita. 

Kenapa kita tidak melakukannya dan memanfaatkannya? 

Jumat, 17 Juli 2020

Pentingnya Tulisan Catatan-Catatan

Seringkali kita mendapatkan ide pada waktu yang salah. Kalau ide ini disimpan dalam ingatan, diyakini pasti hilang karena lupa atau tertumpuk kegiatan yang nyata. 
Memang ide datang sesuka-sukanya, tidak mau tahu dengan kondisi kita. Sedang tidurpun, ide datang dalam bentuk mimpi. Pada saat terjaga, justru sesuka-sukanya banget datangnya. Bahkan, saat kita asyik di toilet.. BAB.... ide sering melintas begitu saja. Jika kita tidak sigap dan cekatan, maka ide tersebut dapat hilang begitu saja. Yang tersisa adalah getun, sesal berkepanjangan. Dan, seringkali ide itu tidak kembali lagi. 
Untuk menghindari kehilangan serpihan-serpihan ide nakal ini, maka salah satu cara adalah selalu membawa potongan kertas dan alat tulis. Setiap kali ide melintas, maka segera ikat dalam tulisan. Yakinlah, jika ide dasar sudah terikat, maka isinya akan mengikuti saat dituliskan. 
Menuliskan ide-ide dalam tulisan-tulisan di potongan kertas memungkinkan kita mempunyai bank ide. Bank ide inilah yang memberi kita rangsangan untuk menulis lebih lanjut. Setiap ide yang telah kita tulis dalam potong-potongan kertas adalah tema dan sekaligus dpt dijadikan judul tentatif. 
Yakinlah, dengan cara seperti ini, maka tema atau judul tentatif bakal tulisan kita semakin banyak. Selanjutnya, kita eksekusi untuk menjadi tulisan yang kita inginkan. 

Kiranya hal ini gampang untuk dilakukan tetapi harus membiasakan diri untuk melakukannya. 

Selamat melakukan.... 

Kamis, 16 Juli 2020

Tulisan itu Tidak Pernah Berhenti

Pernahkah Anda berpikir dan menganalisa bahwa sebenarnya, tulisan itu tidak pernah berhenti. Tulisan itu seperti hukum kelembaman, jika sudah bergerak, maka akan cenderung untuk terus bergerak. Tidak ada yang mampu menghentinya begitu saja.bukankah, sebuah kendaraan yang bergerak mempunyai kecenderungan untuk terus bergerak, sementara kendaraan yang diam berkecenderungan diam terus. Ini merupakan hukum alam yang tidak dapat kita hindarkan. bahkan, ada yang lebih parah dalam m,engambil kesamaan dengan seseorang yang doyan makan. jika mulut sudah mengunyah makanan, maka tidaklah mudah untuk mengehentikannya.
setiap kali seseorang memutuskan untuk menulis, maka sekian jumlah kata sudah siap untuk dituliskan setiap kali satu kata selesai dituliskan.  Pada saat kita menuliskan satu kata, maka kata kedua sudah siap untuk dituliskan. Hak ini karena perbendaharaan kata di dalam memori otak kita sudah cukup banyak sehingga akan terpancing keluar jika ada umpannya. Menulis itu memang satu kegiatan yang sangat istimewa. keistimewaan tersebut terutama pada sisi keberlanjutan kata setelah satu kata tertuliskan. Bahkan, kita seringkali merasakan berjejalannya kata dalam memori otak kita sehingga kita mengalami kesulitan untuk menuliskannya. Begitu istimewanya, sehingga ada sementara orang mengatakan menjadi seorang penulis sangatlah sulit. Banyak orang yang saat diajak menulis selalu menghindar dengan berbagai alasannya. 
Dan, sekali lagi yang harus kita sadari bahwa tulisan itu tidak akan berhenti,tidak akan pernah berhenti. Oleh karena itu, mulailah menulis satu kata, maka kata-kata selanjutnya akan mengalir begitu saja, bahkan kata-kata itu berebut untuk dituliskan. Jangan takut kehilangan kata. jika sudah mulai menulis. 

Selamat menulis.... 

Rabu, 15 Juli 2020

Hindari Plagiat

Masalah pengaruh mempengaruhi selalu terjadi. Dan, kita harus mengakui bahwa sebagian besar apa yang kita lakukan adalah hasil dari meniru atau kita terpengaruh orang lain.  Setidaknya dalam hal ini, kita mengadopsi dan mengadaptasi sesuatu yang sudah ada untuk menjadi sesuatu yang kita 'hasilkan'. kita. Hampir, tidak ada atau jarang sesuatu itu benar-benar hasil. kreasi murni kita. 
Interaksi personal yang terjadi sebagai bentuk sifat sosial dan kesadaran sebagai makhluk sosial harus berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi inilah yang memungkinkan terjadinya pengaruh. 
Apalagi dalam. kegiatan tulis menulis. Kejadian terpengaruhi atau mempengaruhi antar. penulis sangatlah besar. Hal ini sebenarnya merupakan kejadian wajar. Kita terpengaruh oleh penulis lain sangat memungkinkan sebab karya tulisnya menjadi bacaan kita  Pada saat kita membaca karya tulis maka otak kita merekam isi bacaan di dalam memori otak. Rekaman ini merupakan tambahan pengetahuan dan keterampilan pada diri kita. Akibatnya, kita terpengaruh pada gaya penulisan sang penulis. 
Kondisi ini merupakan hal. yang wajar dan seiring dengan perjalanan proses kreatif sang penulis maka akan terbentuk polanya sendiri yang khas. 
Tetapi, kita ketika kita mengambil karya orang lain untuk kita akui sebagai karya kita, apalagi yang. diambil. sudah dikenal masyarakat atau membuat rulisan dengan prosentase tulisan orang lain lebih banyak dari buah pikiran sendiri aja maka hal ini yang tidak boleh kita lakuka. Inilah yang kita sebut sebagai. plagiat. 
Jangan sampai coba-voba mendekati plagiat, sebab ini adalah dosa besar bagi seorang penulis. Sebagai seorang penulis, sangatlah memalukan dan sangat tidak etis jika melakukan plagiat. 
Oeh karena itu, jangan mencoba plagiat. Terpengaruh tidak bermasalah sebab hidup memang saling berpengaruh. 

Selamat berkarya... 

Senin, 13 Juli 2020

Menulis Pada Dua Halaman Komputer

Pernahkah atau memang sudah menjadi kebiasaan Anda, menulis dengan dua tampilan halaman di layar monitor komputer? 
Menulis dua konsep secara langsung pada halaman tampilan komputer. Dengan tampilan minimalis, halaman tampilan dapat dibagi dua. Nah pada dua tampilan itulah kita menulis untuk dua  konsep tulisan yang berbeda. 
Seringkali, pada saat kita menulis, tiba-tiba terjadi loncatan materi. Jika loncatan ini dibiarkan, pasti hilang karena keterbatasan daya ingat kita. Materi loncatan ini seringkali sangat menantang untuk dieksekusi sebagai bahan tulisan. Jika dibiarkan, pasti eman-eman. Oleh karena itu, kita dapat membuka lagi halaman penulisan di layar laptop. Penampilan dua halaman tayang sebanyak dua lebih efektif dibandingkan lebih dari dua. Oleh karena itu, kita batasi dua tampilan layar saja. 
Menulis dua topik pada dua tampilan halaman satu laptop memang kita butuhkan agar ide yang meloncat dapat ditampung dan tidak hilang menguap karena lupa. 
Memang untuk kondisi ini dibutuhkan keterampilan dan penguasaan kosa kata yang baik. Jangan sampai kita kehabisan. peluru kata atau kebuntuan di tengah perjalanan proses nulis. 
Siap melakukannya..... 

Minggu, 12 Juli 2020

Melepaskan diri dari Kebuntuan

Pada suatu saat kita melangkah menyusuri jalan dan ternyata sekian lama dan jauh melangkah, kita mendapati ujung jalan kita buntu. Apa. yang kita lakukan? 
Kebuntuan dalam proses menulis merupakan sesuatu yang wajar dan banyak dialami, tidak hanya penulis pemula tapi penulis yang dikatakan sudah produktif. Menulis itu seperti perjalanan menempuh lorong yang rimbun. Lorong tersebut seperti labirin-labirin yang berkelok dan bercabang. Kelok dan cabang itu memberi peluang bagi kita untuk mengembangkan materi tulisan. Tetapi, kelokan dan cabang itupun dapat menjadi jebakan perjalanan menulis. Seringkali kita, terlena dan mengikuti kelokan dan cabangan, tetapi ternyata buntu. Kita menubruk dinding sehingga tidak dapat meneruskan perjalanan menulis. Akibatnya, tulisan yang kita hasilkan berkelok-kelok dan bercabang. Konsentrasi tulisan terpecah dan tidak 'nyambung' dengan tulisan sebelumnya ataupun sebelumnya. 
Lantas, apa yang kita lakukan saat mengalami kebuntuan ini? 
Kebutuan memang kondisi yang pasti dialami setiap orang. Untuk melepaskan diri dari kebuntuan sebenarnya sangat tergantung pada masing-masing orang. Tetapi, kita dapat mencantumkan cara. penulis melepaskan diri dari kebuntuan, yaitu:
1. Meninggalkan kegiatan menulis
    Beberapa orang segera beranjak meninggalkan kegiatan menulis saat mengalami kebuntuan. Ini bukan berarti. melarikan diri dari rasa tanggungjawab, tetapi sekedar menurunkam keteganhan pikiran. Pada saat menulis, pikiran kita menjadi tegang. Ketegangan tersebut menyebabkan otak menjadi kalut. Pada. kondisi kalut, pikiran kehilangan kemampuan untuk jernih. Maka buntulah pikirannya. 
2. Diam dalam beberapa waktu lantas melakukan olah pernafasan agar terjadi peningkatan konsentrasi. Memenuhi ruang paru dengan udara baru lalu menahannya beberapa waktu. Menahan nafas. Lantas, menghembuskannya perlahan. Kegiatan dilakukan berulang kali dalam beberapa waktu. 

Mungkin yang Anda lakukan berbeda sebab memang hal tersebut menjadi sangat pribadi. Ada yang kebuntuan dicairkan dengan minum minuman kesukaan, misal wedang kopi. Ada yang mengisap rokok dalam-dalam dan menghembuskan perlahan-lahan. 
Anda mungkin punya cara sendiri. Silahkan ditambahkan di sini.... ... 

Sabtu, 11 Juli 2020

Membaca dan Menulis itu Wajib

Kita hidup dalam sebuah proses yang berkesinambungan dan saling terkait. Satu hal pasti terkait dengan hal yang lain. Hidup memang tidak dapat sendirian. Kita membutuhkan yang lain agar dapat hidup  sebaik-baiknya. Tanpa orang lain atau makhluk lain, tentu dapat kita bayangkan yang terjadi. Siapa yang merasa dapat hidup sendirian? 
Tuhan memang menciptakan segalanya secara betpasangan. Ini kodrat dan tidak dapat kita sangkal, apalagi melawannya. Tidak akan kuasa kita melawan sang Maha Kuasa. Oleh karena itu, kita jalani segala kodratnya dengan sepenuh hati. Orang Jawa mengibaratkan hidup itu sekedar mampir minum (Urip iku mung mampir ngombe) dan yang slengekan menimpali, gak pakek makan ya. Karena itulah, kita pasrah atas kodratnya dengan tetap melakukan usaha sebagaimana amanahNya. Manusia memang harus pasrah pada kodratnya, tetapi tetap punya hak untuk berusaha dan berdoa, meminta padaNya. 
Kembali pada kodrat bahwa dalam kehidupan kita, berpasangan merupakan kondisi nyata. Pasangan ini saling mendukung sehingga kehidupan menjadi teratur dan nyaman. Misalnya, siang berpasangan dengan malam. Baik berpasabgan dengan buruk. Pemasukan berpasangan dengan pengeluaran. Dan sebagainya. kita Lantas apa hubungannya dengan membaca dan menulis? 
Duh, ngelantur ya.... 
Tentunya tidak demikian. Membaca dan menulis adalah satu pasangan. Setiap kali ada membaca, pasti ada menulis, Begitu. juga sebaliknya, setiap ada menulis pasti ada membaca. Ibarat, membaca itu adalah pemasukan, maka menulis adalah pengeluaran. Adakah yang punya pemasukan tetapi tidak ada pengeluaran. Sementara pada kendaraan saja saja INTAKE pasti ada EXHAUSE.  INTAKE adalah pemasukan, dimana bahan bakar dimasukkan ke ruang bakar. Di ruang bakar, bahar bakar ditekan menjadi bertekanan tinggi dan dibakar, maka didapatkan energi yang luar biasa sebagai penggerak kendaraan. Setelah dibakar, maka dihasilkan sisa pembakaran. Sisa ini tidak boleh berada di dalam ruang bakar, melainkan harus dihilangkan, dalam hal ini dikeluarkan. Proses ini disebut EXHAUSE, lewat knalpot ke udara bebas. Tifak beda dengan kita, makan dan buang kotoran. 
Membaca itu memasukkan makanan ke dalam tubuh kita.Selanjutnya,setelah diolah dalam otak kita, maka dikleluarkan dalam kegiatan menulis. 
Membaca dan menulis itu sifatnya wajib untuk kita. Jika tidak melakukan salah satunya, maka terasa pincang. 
Bagaimana dengan Anda:
1. Banyak makan tanpa pengeluaran? 
2. Banyak pengeluaran tanla makan, atau
3. Berimbang antara makan dan pengeluaran? 

Kamis, 09 Juli 2020

Menjaga Semangat Menulis

Anda ingin menulis? 
Siapkan energi ekstra untuk mewujudkannya. Sementara orang mengatakan bahwa menulis memang sebuah kegiatan yang membutuhkan energi ekstra. Energi ekstra yang kita maksudkan bukan hanya energi yang berlebih tetapi energi yang benar-benar cukup. Karena hal inilah, lantas banyak orang mengatakan bahwa pekerjaan menulis itu sulit. Bahkan yang lebih seram, tidak semua orang dapat menulis. Padahal kegiatan menulis itu pada dasarnya sebuah keterampilan. Keterampilan yang dimaksudkan adalah keterampilan msmpergunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Sebagai sebuah keterampilan, maka satu hal yang sangat verpengaruh adalah kualitas dan kuantitas latihan. Kuantitas latihan terkait dengan frekuensi latihan yang dilakukannya. Sedangkan kualitas latihan mengarah pada kondisi pada saat melakukan latihan, rmeliputi tingkat konsentrasi, keseriusan, kemantapan hati, kontinuitas latihannya. 
Tentunya, jika ada yang mengatakan tidak dapat menulis, maka berarti meteka tidak berlatih dan berlatih. Seandainya mereka melakukan proses, pasti terampil menulis. Terampil menulis berarti dapat menulis. 
Terkait dengan menjaga semangat menulis, sungguh ini merupakan pertanyaan dan pernyataan yang rumit. Tetapi, jika kita kembalikan kepada kualitas latihan yang kita jelaskan di atas, maja kita sudah dapat memetakan orang-orang yang bersemangat dan tidak bersemangat. Semangat ini dapat dilihat dari kualitas melakukan kegiatan menulis. Kualitas yang kita maksudkan bukan terkait dengan produk kegiatan, tetapi kualitas melakukan proses. Mereka yang pada saat berlatih dapat menjaga semangatnya, diyakini dapat mempertahankan energi atau stamina menulisnya. Mereka tidak gampang loyo, bahkan semakin bersemangat. 
Oleh karena itu, salah satu cara agar kita tidak kehilangan atau kehabisan energo ipada saat menulis, maka kita harus menjaga semangat menulis. 
Bagaimana dengan Anda? 

Rabu, 08 Juli 2020

Kerangka Tulisan dan Daftar Isi

Apa hubungan kerangka tulisan dengan daftar isi? 
Ini sebuah pertanyaan yang bagus dan patut kita perhatikan dengan seksama.  Pada kenyataannya, kerangja tulisan sangat erat dengan daftar. isi. Begitu eratnya sehingga pada kelanjutannya, kerangka tulisan dapat dijadikan daftar isi tulisan atau buku yang kita tulis. Jika kita sudah membuat kerangka tulisan, maka sebenarnya kita juga sudah membuat daftar isi tulisan atau buku kita. maka Berarti dalam hal ini, tulisan yang kita makaud adalah tulisan nonfiksi, karya. ilmiah dan buku yang lainnya. 
Seperti kita ketahui, pada sebuah kerangka terdapat bagian-bagian yang akan kita tulis. Bagian-bagian tersebut kita tulis dalam susunan yang teratur. Susunan yang teratur ini mengikuti tingkatan materi bahasan yang akan kita tulis. 
Kerangka tulisan merupakan konstruksi tulisan yang akan kita bangun. Dalam hal ini pasti dimulai dari pondasi, pendahuluan. Selanjutnya kita buat kolom-kolom untuk memperkuat susunan bata (kata). Barulah setelah kolom kita buat, bata/kata kita pasang satu persatu hingga pada pasangan ke sekian kita pasang sloof. Sloof menyatu pada kolom sehingga memperkuat pasangan bata/kata. Bagian ini dapat juga disebut sebagai BAB dan SUB BAB. Begitu seterusnya kita lakukan hingga bagian terakhir. Biasanya, bagian terakhir dari tulisan adalan daftar pustaka, yang melindungi penulis dari berbagai badai yang mungkin terjadi. Dan, pada kontruksi bangunan yang kita maksudkan dengan daftar pustaka adalah atapnya. Atap inilah yang melindungi bangunan dari berbagai badai. 
Lantas bagaimana dengan daftar isi? 
Ternyata masih ingat dengan masalah tersebut. 
Daftar isi merupakan daftar segala yang harus disediakan untuk. membangun konstruksi bangunan bata/kata hingga terbentuk. Dengan daftar inilah, maka seorang tukang/penulis dapat melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena bahan untuk melakukan pekerjaan sudah tersedia. 
Begutulah hubungan antara kerangka tulisan dengan daftar isi. Bahwa, kerangka tulisan adalah daftar isi tentatif dari sebuah tulisan atau buku. Dengan membuat kerangkah tulisan, kita sudah membuat daftar tulisan. 

Semoga bermanfaat.. 

Selasa, 07 Juli 2020

Ragam Membaca

Membaca merupakan kegiatan umum yang dilakukan untuk menyerap informasi. Serapan informasi disimpan dalam memori otak. Kegiatan ini dapat dilakukan setiap saat dengan berbagai cara. Secara umum, membaca merupakan kegiatan mencari informasi dari luar diri dengan sumber dari buku dan atau lingkungan sekitar penulis. Jika memperhatikan ragam membaca, kita mengenal membaca dalam hati, membaca cepat, membaca lantang, dan sebagainya. 
Berdasarkan sumber informasi yang menjadi bacaan, maka kita dapat. menyatakan bahwa membaca dapat dilakukan dengan membaca buku dan membaca lingkungan. Untuk membaca yang kita kaitkan membaca buku, berarti kita harus mengkonsumsi buku untuk dibaca. Untuk hal tersebut, kita dapat membeli, meminjam, atau mengunjungi perpustakaan. Berbagai buku dapat kita baca untuk menambah pengetahuan yang kita harapkan. Kita tidak perlu memilih-milih buku untuk dibaca, kecuali untuk tujuan tertentu. Bahkan, surat kabar yang digunakan untuk bungkus nasi pecelpun perlu kita baca. Walaupun bungkus pecel, tetapi isinya tetaplah sebuah tulisan yang bagus untuk dibaca sebagai sumber informasi. Apapun macam buku dapat. kita baca untuk menambah informasi dalam memori otak kita. 
Memang, kita dapat saja membaca satu jenis buku, tetapi konsekuensinya pengetahuan kita ya cuma satu saja. Berbeda jika kita membaca banyak ragam buku, maka ragam informasi juga banyak. Dengan keberagaman informasi, maka. proses menulis semakin mudah. Kita tidak gampang mengalami kemandegan saat menulis. 
Sementara itu, yang kita maksud dengan membaca lingkungan adalah proses penyerapan informasi dari lingkungan. Kita melihat, dalam hal ini adalah membaca berbagai kejadian di sekitar kita. Segala yang kita lihat direkam dalam memori otak. Proses ini identik dengan membaca. 
Jadi, ketika kita membaca, maka yang kita maksudkan dapat membaca buku atau membaca lingkungan kita. 
Menurut Anda, lebih banyak mana membaca buku ataukah membaca lingkungan pada saat menulis? 

Senin, 06 Juli 2020

Peran Membaca untuk Menulis

Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan dari pikiran ke bentulis tulisan. Ide, gagasan adalah sesuatu yang maya dan absurd sebab tidak berwujud. Agar ide, gagasan ini dapat diketahui orang lain, maka dapat dilakukan dengan menulis atau dan bercerita menyampaikan secara lisan. Kita telah mengetahui bahwa di dalam pikiran kita, otak kita ada yang disebut memori. Memori adalah bagian yang bertugas untuk menyimpan semua kegiatan hidup menjadi pengalaman diri. Isi memori ini dapat dimunculkan setiap saat kita membutuhkannya. Kemampuan memunculkan kembali memori yang ada di dalam. pikiran sangat tergantung pada kemampuan atau saya ingat kita. Mereka yang berdaya ingat tinggi tidak kesulitan mengalirkan ide, gagasan ke wujud tulisan. Lantas, bagaimana dengan mereka yang daya ingat rendah? 
Untuk meningkatkan daya ingat, kita dapat melakukan dengan mengkonsumsi asupan makan yang mendukung peningkatan daya ingat atau dengan kegiatan yang nyaman, yaitu membaca. Kegiatan membaca pada kenyataannya mampu mendongkrak daya ingat. Semakin banyak kita membaca, maka kita semakin terlatih untuk peningkatan daya ingat. Sebagai sebuah pisau, membaca seperti pengasahan. Semakin sering diasah, maka semakin tajam. Begitu juga halnya dengan daya ingat terkait dengan membaca. Dengan sering membaca, maka semakin tajam daya ingat kita. 
Terkait dengan kegiatan menulis, maka kemampuan kita mengingat sesuatu sangat mendukung kelancaran menulis. Semakin banyak membaca, semakin tajam ingatan, dan semakin lancar kegiatan menulis. 
Pada saat kita membaca, sesungguhnya kita sedang memasukkan tambahan pengetahuan ke dalam memori otak. Semakin banyak membaca, semakin banyak pengetahuan masuk ke memori. Dan, semakin banyak membaca, maka otak dikondisikan untuk mengingat segala yang disimpan. Pengetahuan ini disimpan dalam memori otak dan dapat dipanggil, dimunculkan saat dibutuhkan, misalnya saat kita ngobrol atau menulis. Dengan demikian, daya ingat semakin terasah. 
Lantas, mengapa kita harus membaca agar dapat menulis? 
Sebenarnya, pertanyaan ini sudah terjawan pada uraian di atas. Bahwa, pada saat kita membaca, kita memasukan, merekam informasi ke dalam memori otak. Informasi inilah yang menjadi modal materi tulisan kita. Semakin banyak informasi tersimpan dalam memori kita, maka semakin mudah kita menulis. 
Sesungguhnya, membaca itu ibarat kita makan dan menulis adalah pengeluaran hasil olahan makanan dalam tubuh kita. 
Maka, membaca adalah salah satu cara agar kita dapat menulis. Semakin banyak membaca, maka semakin mudah menulis. 
Kalau ingin menulis, maka aktifkan kegiatan umembaca. 
Siap? 

Selamat membaca... 
selamat menulis!! 

Kerangka Tulisan

Setiap kali membuat sesuatu, maka yang perlu kita persiapkan adalah kerangka. Kerangka merupakan salah satu bentuk dasar atau konstruksi dasar dari obyek yang kita buat. Dengan kerangka dasar ini, maka kita dapat menyusun isi atau kelengkapan kerangka tersebut. 
Dalam kegiatan tulis menulis, kerangka dasar ini kita sebut sebagai outline. Kerangka ini sangat penting untuk menyusun dan melihat bentuk dan isi tulisan serta mengikat proses menulis. yang kita lakukan. Hal ini sangat terkait dengan keterbatasan daya ingat yang kita miliki. Akibat keterbatasan yang kita miliki, maka tidak mungkin kerangka tulisan kita simpan dalam memori otak kita. Kalau. kita paksakan, maka akibat yang. kita alami adalah tulisan dapat amburadul dan ngelantur, meluas kemana-mana. Tulisan tidak fokus pada materinya. 
Setiap penulis, usahakan membuat outline sebelum melakukan kegiatan menulis. Kita pasti lebih mudah mengeksekusi tulisan jika sudah nampak kerangkanya. Dan, yang lebih pasti proses penulisan lebih efektif dan efisien. 
Kalau ada yang dapat mempermudah pekerjaan, kenapa kita melakukan yang sukar?? 

Selamat menulis... 

Tema Keseharian

Entah benar atau salah, kalau memil8h tema lebih baik memilih yang sudah kita pahami betul. Pemilihan pada tema ini memungkinkan kita menuangkan ide dengan mudah. Kita tidak akan kesulitan menuangkan ide sebab sudah begitu dekat dengan kita. 
Keakraban kita dengan obyek tulisan merupakan modal penting. Artinya, pendalaman yang kita lakukan terhadap obyek tulisan tidak begitu ribet.  Hal ini karena di dalam memori otak kita sudah terkumpul materi terkait obyek tulisan.  Memori kita dapat kita gugBah dan mengalirkan isinya menjadi tulisan yang kita butuhkan. Begitu banyak isi memori kita terkait obyek tulisan, maka begitu. kita buka kran untuk menulis, maka isi memori mengalir lancar. Oleh karena itu, seringkali. kita mendengar dan membaca bahwa penulis membutuhkan waktu untuk mefitasi dan menyepi saat menulis. Untuk benar-tidaknya kita baca saja. 
Kegiatan menulis sebenarnya kegiatan menuangkan ide atau gagasan yang ada di dalam ingatan otak menjadi tulisan. Proses pengaliran materi terkait obyek tulisan tidak terhambat harus kebuntuan materi. Setiap kali menuliskan kata, maka kata selanjutnya sudah antri untuk dituliskan. 
Begitulah, ketika kita menulis, maka pilihlah tema yang dekat dengan kehidupan kita. Tema keseharian memungkinkan kita lancar dalam proses kreatif menulis. Tema keseharian sudah menjadi bagian integral diri kita sehingga kalau kita tuliskan, ibarat kita sedang berbicara. Bukankah menulis itu sebenarnya berbicara dalam bentuk huruf, kata, kalimat, dan alenia? 
Mengapa kita sesuatu yang tidak kita kenal? Sesuatu yang di luar keseharian kita? Itu akan menyiksa kita dan sangat menghambat proses menulis. Bagaimana dapat menulis dengan lancar jika materinya tidak kita pahami, tidak kita kenal, dan itu berarti tidak kita kuasai? 
Oleh karena itu, menulislah dengan tema keseharian yang menjadi bagian hidup kita. Jikapun ingin menulis yang lain, maka lakukan pendalaman tuntas atas materi tersebut. Pendalaman ini merupakan upaya untuk mendekatkan pada kita dan mengakrabkan diri sehingga memudahkan proses menulis. Banyak penulis yang menerapkan hal ini. Misal seorang dokter menulis tentang serba-serba terkait dengan lingkungan kedokteran atau bidang yang ditangani. 
Inilah yang kita katakan sebagai tema keseharian. 
Semoga memberikan pencerahan.. 
Salam literasi....

Minggu, 05 Juli 2020

Memilih Tema Tulisan

Salah satu hal yang harus kita perhatikan saat menulis adalah tema tulisan. Tema adalah semacam jalur jalan yang harus kita lewati untuk mencapai tujuan. Tema ini menjadi koridor yang membimbing kita melewati lorong panjang pikiran sehingga tidak bercabang-cabang. 
Tema merupakan pembatas atau batasan obyek yang kita tulis. Dengan adanya tema, maka sudah tergambar jelas segala hal yang harus kita tulis dan tidak. Setiap kata dan kalimat yang kita susun merupakan uraian dari tema yang kita garap. Loncatan-loncatan pikiran dapat diminimalisir sehingga tulisan lebih fokus. Dengan tingkat kefokusan yang tinggi, maka kualitas tulisan lebih bernas. Pembaca lebih nyaman membaca tulisan kita dan dapat menerima ide yang kita sampaikan. Runtutan materi tertata baik sehingga pembaca mendapatkan informasi yang runtut juga. 
Begitu pentingnya tema dalam proses menulis sehingga tidak ada tulisan tanpa tema. Selanjutnya, tema ini tetap tersembunyi dalam tulisan, intrinsik dan implisit, tetapi dapat juga muncul eksintrik dan eksplisit. Jika tema tidak tampil, implisit dan bagian intrinsik, pembaca harus mencari sendiri temanya. Tetapi, kadang tema muncul secara eksplisit sebagai judul tulisan sehingga saat membaca judul, kita sudah tahu tema tulisan. 
Tema memang dapat menjadi judul sebuah tulisan, tetapi judul kadang-kadang bukanlah tema yang kita garap. Hal ini karena judul dapat diambil dari bagian tulisan atau tema. 
Ini merupakan langkah pertama pada saat memulai menulis. Kita tentukan tema yang akan kita tulis dan uraikan tema tersebut sebagai isi tulisan. 

Selamat menulis..... 

#kobatuMoSar

Sabtu, 04 Juli 2020

Menulislah karena Butuh Menulis

Menulis dan menulislah hanya karena butuh menulis. Menulis dalam kondisi ini memberikan nuansa berbeda dibandingkan latar belakang lainnya. Memang sah-sah saja kita menulis karena suatu latar belakang. Tetapi, ketika kita melakukan sesuatu karena adanya dorongan dalam diri kita, tingkat semangatnya berbeda. di Semangat inilah yang sesungguhnya harus kita munculkan dari dalam diri kita dan bukan oleh alasan lainnya. 
Begitu juga halnya dengan kegiatan menulis. Pada saat kita menulis, maka sebaiknya karena kita butuh menulis. Jika hal tersebut kita lakukan, maka kita dapat menulis lebih optimal. Kita menulis karena butuh menulis. Kebutuhan menulis berarti ada sesuatu dalam diri kita atau lingkungan kita yang tidak sinergis. Kita merasa butuh untuk memberikan respon terhadap suatu. kondisi dan diwujudkan dalam bentuk tulisan. Menulis itu. mengungkapkan respon diri terhadap kondisi yang ada, baik di dalam atau di luar. diri. Respon ini kita wujudkan dalam bentuk simbol-simbol yang dikenal. dengan nama huruf dan angka. 
Saat ini, kegiatan menulis mengalami perubahan arah. Diakui atau tidak, banyak yang melakukan kegiatan menulis karena ada embel-embel yang dijanjikan. Mereka tidak menulis karena kebutuhan menulis tetapi karena kebutuhan yang dijanjikan. Sebenarnya bukan apa-apa, tetapi hal tersebut menurunkan kemurnian tujuan menulis. Bahwa hal-hal lain yang kita dapatkan merupakan bonus dari kegiatan menulis yang kita lakukan dan bukan menjadi tujuan. Misalnya, ketika tulisan kita dibayar, itu adalah bonus keseriusan kita menulis karena butuh menulis, bukan sekedar mengejar bayaran. Sementara yang sedang ramai terjadi adalah menulis untuk mengejar sertifikat kegiatan. Banyak yang menulis karena iming-iming sertifikat kegiatan. 
Bagaimana dengan Anda? 

Semangat menulis...
#Kobatumosar 

Kamis, 02 Juli 2020

Bangga dengan Tulisan Sendiri

Apa yang dapat. kita banggakan dalam. kehidupan kita? 
Setiap kita pasti mempunyai sesuatu yamg istimewa dan menjadi kebanggaan. Kebanggaan itu memposisikan diri di. komunitas atau masyarakat. Dengan obyek yang kita banggakan, maka orang lain memandang positif diri kita. 
Demikian halnya dengan dunia tulis menulis, kita harus memposisikan karya kita sebagai kebanggaan kita. Ketika masyarakat mengetahui apa yang kita hasilkan, maka penilaian mereka terhadap kita pasti meningkat. Mereka pasti memposisikan kita sebagai sosok spesial, bahkan mengagungkan kita. 
Kebanggaan terhadap karya kita merupakan energi hidup kita. Energi inilah yang menumbuhkan semangat melakukan kegiatan hidup. 
Saat kita menyelesaikan tulisan, pada saat itulah tumbuh kebanggaan dalam hati. kita. Semakin bangga kita terhadap karya, maka semakin bersemangat menulis. 

Selamat berkarya... 

Menulis itu Tergantung Pada Kata Pertama

Menulis utu tergantung pada kata pertama. Lancar dan tidaknya proses menulis tergantung pada kata pertama, Artinya, jika kita berhasil menuliskan kata pertama, maka kata selanjutnya akan mengalir lancar. 
Seringkali orang mengatakan bahwa menulis iru sulit. Mereka mengaku tidak dapat menulis. Jika ditanyakan lebih lanjut, mereka mengatakan sulit memilih kata pertama yang akan ditulis. Mereka bingung menentukan pilihan kata pertama tulisannya. 
Hal inilah yang selanjutnya menyebabkan mereka menganggap tidak dapat menulis. Padahal kesulitannya hanya pada menentukan pilihan kata pertama. 
Tetapi, apakah mereka tahu bahwa sebenarnya setiap kata pertama adalah pintu untuk kata berikutnya. Artinya setiap kali kata pertama kita tuliskan, maka kata kedua dan selanjutnya sudah antri untuk dituliskan. Ketika kata pertama dituliskan, maka kata kedua sudah siap dalam otak kita. Kata kedua sudah siap dituliskan. Begitu kata kedua kita tuliskan, maka kata ketiga sudah siap.... Demikian seterusnya. 
Lantas, dimana sulitnya? 
Coba anda lanjutkan jika kata pertamanys
Aku ....... 

Selamat menulis..

Rabu, 01 Juli 2020

Tantangan Pembelajaran di Masa Pandemi

Proses pembelajaran merupakan proses transfer tiga aspek dasar, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Ketiga aspek ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang untuk menghadapi dan menjalani kehidupan. Idealnya, ketiga aspek tersebut harus menjadi bagian integral diri dan dapat diterapkan dalam. kehidupan. Walau sesungguhnya, kita sebagai manusia suda dibekali Tuhan dengan ketiga aspek tersebut, tetapi hal tersebut masih bekal dasar. Bekal dasar dapat kita nyatakan sebagai bekal mentah. Seperti, setiap orang dibekali kemampuan untuk berbicara tetapi bekal itu masih mentah. Kita harus mengelola dan memproses bekal tersebut sehingga dapat menjadi bekal aplikatif. Bekal aplikatif inilah yang kita pergunakan untuk menghadapi dan menjalani kehidupan. 
Untuk mempersiapkan diri menghadapi dan menjalani kehidupan, maka ketiga bekal dasar tersebut harus kita kembangkan. Proses pengembangan bekal tersebut salah satunya dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pendidikan dan pelatihan. Dengan proses pembelajaran maka sedikit demi sedikit bekal dasar kita tingkatkan kualitasnya. Afektif, kognitif, dan psikomotor kita kembangkan sehingga kompetens di bidang tersebut. 
Pada umumnya, proses pembelajaran dilakukan dengan pola tatap muka, penugasan, duh dan lain-lain. Tetapi, duh dari sekian pola pembelajaran, pola tatap. muka dapat dianggap sebagai. pola yang efektif. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan dengan pola yang lain. Tetapi pada masa covid dimana komunikasi dan interaksi langsung dibatasi untuk memangkas siklus. penyebaran, maka sangat riskan jika dilakukan pola tatap muka. Aspek menjaga kesehatan dan penyebaran covid menjadi prioritas langkah. Oleh karena itu perlu diterapkan pola baru yang kondusif untuk pembelajaran. 
Setidaknya, dalam. hal ini agar proses pembelajaran dapat kondusif, protokol kesehatan di masa covid harus benar-benar diterapkan. Semua pihak harus menyadari pentingnya hal tersebut dan menerapkan dengan sungguh-sungguh. 
1. Kita harus menjaga jarak
2. Kita menggunakan masker
3. Kita selalu cuci tangan dengan bersih
Untuk kondisi tersebut, sekolah harus mempetsiapkan infrastruktur yang dibutuhkan, begitu juga dengan orangtua harus mendukung dengan melengkapi anak-anak dengan peralatan pencegahan covid. 
Sementara kesulitan yang dialami adalah pencegahan sentuhan dan jaga jarak yang sulit untuk diterapkan secara langsung. Butuh pembiasaan yang terus menerus. Bukankah selama ini kita diajarkan untuk ramah dengan orang lain, hormat dengan yang lebih tua? duh Salah satunya berjabatantangan dengan yang lebih tua, dalam hal ini guru dan sangat tidak sopan jika kita tidak berjabat tangan serta mencium tangan. 
Apa komentar Anda? 

Memilih Genre Tulisan

Ingin menulis tetapi kebingungan harus menulis apa. Hal ini merupakan kondisi yang selalu dialami oleh mereka yang ingin menulis. Seperti kita ketahui, ragam tulisan cukup banyak sehingga memberikan pilihan yang membingungkan. Pilihan ini semakin membingungkan ketika menyadari bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan menulis. 
Sudah bingung memilih ragam tulisan yang akan ditulis, ternyata belum mampu untuk menulis. Lengkap sudah! 
Sesungguhnya, hal pertama yang harus kita kuasai adalah teknik menulis. Teknik menulis itu tidak lain adalah bagaimana kita merangkai kata menjadi kalimat. yang bermakna. Kalimat bermakna adalah kalimat yang memberikan informasi secara jelas dan dapat dimengerti semua orang. Kalimat yang dirangkaikan tidak harus kalimat yang rumit. Kalinat yang dirangkai dari kata-kata yang rumit mempunyai kecenderungan pengertian yang rumit. Akibatnya, tidak semua orang memahami maknanya. Kalimat seperti ini adalah kalimat gagal. 
Pada saat kita menulis, sebaiknya kita mempergunakan kata dan kalimat yang sederhana agar semua orang dapat memahaminya. Jika semua orang memahami kalimat yang kita tulis, maka informasi dapat disampaikan secara efektif. Tidak perlu doktor atau profesor untuk dapat menyampaikan informasi yang efektif. Bahkan, orang awam pun dapat melakukannya. 
Kegiatan menulis itu merupakan sebuah keterampilan yang sesungguhnya dapat. kita latih. Proses melatih diri agar dapat terampil menulis sangat menetukan kualitas dan kuantitas tulisan kita. Semakin sering kita berlatih, maka kita semakin terampil. Keterampilan identik dengan kebiasaan. Bukankah ada pepatah yang mengatakan, Ala bisa karena biasa. Seseorang yang awalnya tidak bisa, jika secara terus menerus melakukan dan terbiasa melakukan  kegiatan, maka pasti bisa. Bisa yang kita maksudkan adalah terampil. 
Sebelum kita menentukan ragam tulisan, kita harus terampil menulis terlebih dahulu. Kita biasakan diri untuk menulis, maka sesuai perjalanan waktu dan kebiasaan kita, maka kita temukan ragam tulisan yang kita buat. 
Jika kita sudah terampil, bahkan kita dapat menulis dalam berbagai ragam tulisan tersebut. 
Okey.... selamat menulis!!