Senin, 27 Juli 2020

Untuk Apa Kita Menulis?

Untuk apa apa kita menulis? 
Ini sebuah pertanyaan yang ironis. Sesungguhnya kita sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan ini, tetapi tetap nekat mempertanyakannya.  
Kita memang seringkali melakukan sesuatu yang diluar kesadaran. 
Seperti. kita ketahui, menulis itu nerupakan salah satu kegiatan imbangan dari membaca. Dan, membaca adalah kegiatan utama kehidupan kita. Setiap saat kita membaca berbagai hal dalam kehidupan. Mata kita membaca. Hidung kita membaca. Telinga kita membaca. Kulit kita membaca. Semua indera kita membaca dan dikirimkan ke otak untuk direkam sebagai informasi baru dan baru. Dan, obyek bacaan abadi kita adalah alam dan segala yang ada di sekitar kehidupan kita. Kita membaca gerak angin. Kita membaca aliran air. Kita membaca kejadian-kejadian dalam hidup. Lantas, apa yang telah kita lakukan setelah kita membaca semuanya? 
Seringkali kita abai terhadap tindaklanjut setelah membaca. Semua informasi tersimpan dalam otak sehingga pada suatu saat kita mengalami kejenuhan. Kejenuhan ini menyebabkan melemahnya kemampuan, kepadatan isi menyebabkan otak kita lemot. Ruang gerak otak terbatas sebab penuh informasi dalam memorinya.  Otak menjadi lemot. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengurangi isinya, yaitu dengan mengeluarkannya. Untuk mengeluarkan, maka cara yang kita pergunakan adalah menulis sebab itulah pasangan dari membaca. 
Untuk apa kita menulis? 

Pada saat lainnya, kita mempunyai banyak kisah kejadian yang tidak mungkin kita biarkan berlalu begitu saja. Pada saat itulah kita mencoba mengikatnya dalam bentuk tulisan dan menyimpannya sebagai memori yang dapat kita jadikan bahan introspeksi diri. 

Kita juga seringkali harus membuat laporan kegiatan yang kita lakukan. Saat itulah kita harus menuliskan segala hal yang kita lakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban diri. 

Kita juga seringkali mempunyai keinginan untuk mengungkapkan rasa, perasaan, keinginan, tanggapan atau respon atas banyak hal dalam kehidupan. 

Dan, masih banyak hal lain yang mengharuskan kita menulis. 

Lantas, mengapa kita tidak menulis? 

Menulis itu mengikat rekaman proses kehidupan yang dapat kita jadikan bahan introspeksi diri. 

Tidak ada komentar: