Kamis, 20 Agustus 2020

JANGAN BERGANTUNG PADA MOOD

Jujur, saya tidak pernah menjadikan  mood sebagai bagian proses menulis yang saya lakukan. Bagi saya, menulis itu bukan karena mood tetapi karena niatan yang sudah kita tanamkan dalam diri kita. Niatan tersebut kita tanam sebagai bagian integral diri kira sehingga melahirkan sebuah kebiasaan dan kebutuhan. Kebiasaan dan kebutuhan inilah yang sesungguhnya menjadi pendorong diri untuk menulis, bukan karena mood atau tidak mood. Kalau mood dijadikan alasan, maka setiap saat akan dijaxikan tameng alasan ketika tidak menulis.

Aku tidak ada mood untuk menulis atau aku tidak sedang mood untuk menulis. Duh, ini ungkapan seseorang yang malas menulis, tidak percaya diri, atau tidak mampu menulis. Hal ini tidak sehat bagi kita yang memang sudah mencanangkan diri untuk menulis. Jangan hanya menjadi.slogan pepesan kosong saat kita menyatakan diri untuk menulis.

Orang mwngatakan secara bebas bahwa mood itu sebagai suasana hati yang sesuai dengan kegiatan yang kita lakukan. Mood dikatakan sebagai kesiapan atau kesesuaian suasana dalam.diri untuk melakukan kegiatan. Jika tidak sedang mood, berarti suasana dalam dirinya sedang tidak sesuai dengan kondisi di luar dirinya terutama terkait kegiatan menulis.

Lantas apa yang dapat kita hasilkan sebagai penulis jika menggantungjan diri dari mood?

#mohammadsaroni
#kobatumosar

Kamis, 06 Agustus 2020

TERUSLAH MENULIS

Jika sudah menulis,maka jangan berhenti. Kalau sudah melakukan sesuatu, maka jangan berhenti hingga merasa selesai. Tetapi kita perlu menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar selesai dalam kehidupan ini. Hidup ini sebuah proses dan terus berproses. Sebagaimana diri kita, terus berproses.
Jadikanlah kegiatan menulis sebagaimana aliran air di lajur sungai. Tetap mengalir walaupun ada penghalang di depan. Air dari pegunungan mempunyai arah dan tujuan yang pasti, yaitu lautan. Walaupyn dalam perjalanan mengalami penghalangan, tetap saja mengalir. Halanhan yang dialami air sangatlah banyak dan beragam. Ada halangan yanv mampu diterjang, ada juga halangan yang sulit untuk diterjang.Tetapi, sulit dalam konteks ini bukan berarti tidak dapat sebab dia tetap berusaha mencari jalan untuk dapat menembus halangan tersebut. Tidak jarang air harus membuat jalur sendiri untuk.dapat terus mengalir. Bahkan, dengan energi yang ada di dalam dirinya, air mampu mendobrak dinding bendungan dan meluber ke daratan.

Begitulah seharusnya kita ketika menulis. Jangan pernah dikalahkan oleh halangan. Kita harus terus menulis, apapun yang menghalangi proses kita. Terobosan-terobosan inovatif dan kreatif bukan sesuatu yang salah jika kita lajukan.Itu sah-sah saja. Bahkan, hal tersebut dapat mengantarkan kita pada personal branding kita, ciri khas kita dibandingkan dengan penulis lain.

Menulis secara terus menerus akan nenjadi batu asah untuk memperlancar dan mempertajam tulisan kita. Menulis itu kwgiatan yang dilandasj keterampikan, sementara keterampilan dapat mencapai tituk optimal jika kita terus berlatih. Semakin sering kita berlatih, maka keterampikan kita semakin bagus. Begitu juga dengan menulis, semakin serinv kita menulis, maka semakin bagus tulisan kita. Pada sisi lainnya, kita semakin lancar menulis.

Teruslah menulis, teruslah eksis menulis karena tulisan kita adalah diri kita.