Rabu, 01 Juli 2020

Tantangan Pembelajaran di Masa Pandemi

Proses pembelajaran merupakan proses transfer tiga aspek dasar, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Ketiga aspek ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang untuk menghadapi dan menjalani kehidupan. Idealnya, ketiga aspek tersebut harus menjadi bagian integral diri dan dapat diterapkan dalam. kehidupan. Walau sesungguhnya, kita sebagai manusia suda dibekali Tuhan dengan ketiga aspek tersebut, tetapi hal tersebut masih bekal dasar. Bekal dasar dapat kita nyatakan sebagai bekal mentah. Seperti, setiap orang dibekali kemampuan untuk berbicara tetapi bekal itu masih mentah. Kita harus mengelola dan memproses bekal tersebut sehingga dapat menjadi bekal aplikatif. Bekal aplikatif inilah yang kita pergunakan untuk menghadapi dan menjalani kehidupan. 
Untuk mempersiapkan diri menghadapi dan menjalani kehidupan, maka ketiga bekal dasar tersebut harus kita kembangkan. Proses pengembangan bekal tersebut salah satunya dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pendidikan dan pelatihan. Dengan proses pembelajaran maka sedikit demi sedikit bekal dasar kita tingkatkan kualitasnya. Afektif, kognitif, dan psikomotor kita kembangkan sehingga kompetens di bidang tersebut. 
Pada umumnya, proses pembelajaran dilakukan dengan pola tatap muka, penugasan, duh dan lain-lain. Tetapi, duh dari sekian pola pembelajaran, pola tatap. muka dapat dianggap sebagai. pola yang efektif. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan dengan pola yang lain. Tetapi pada masa covid dimana komunikasi dan interaksi langsung dibatasi untuk memangkas siklus. penyebaran, maka sangat riskan jika dilakukan pola tatap muka. Aspek menjaga kesehatan dan penyebaran covid menjadi prioritas langkah. Oleh karena itu perlu diterapkan pola baru yang kondusif untuk pembelajaran. 
Setidaknya, dalam. hal ini agar proses pembelajaran dapat kondusif, protokol kesehatan di masa covid harus benar-benar diterapkan. Semua pihak harus menyadari pentingnya hal tersebut dan menerapkan dengan sungguh-sungguh. 
1. Kita harus menjaga jarak
2. Kita menggunakan masker
3. Kita selalu cuci tangan dengan bersih
Untuk kondisi tersebut, sekolah harus mempetsiapkan infrastruktur yang dibutuhkan, begitu juga dengan orangtua harus mendukung dengan melengkapi anak-anak dengan peralatan pencegahan covid. 
Sementara kesulitan yang dialami adalah pencegahan sentuhan dan jaga jarak yang sulit untuk diterapkan secara langsung. Butuh pembiasaan yang terus menerus. Bukankah selama ini kita diajarkan untuk ramah dengan orang lain, hormat dengan yang lebih tua? duh Salah satunya berjabatantangan dengan yang lebih tua, dalam hal ini guru dan sangat tidak sopan jika kita tidak berjabat tangan serta mencium tangan. 
Apa komentar Anda? 

Tidak ada komentar: