Terkait dengan hal tersebut, maka kita dapat menggunakan foto atau potret sebagai basis menulis. Kita menjadikan potret untuk menuliskan kisah yang terkandung dalam potret tersebut. Untuk potret yang dialihtampiljan dalam bentuk tulisan, kita dapat menggunakan koleksi pribadi atau menggunakan potret orang lain. Tetapi, yang paling nyaman adalah potret koleksi pribadi. Kalau menggunakan foto koleksi orang lain, kita harus minta ijin dan sebagainya. Dan, tidak jarang kita harus memberi 'tips' kepada pemilik foto.
Dari sebuah foto, kita dapat mengembangkan imajinasi sehingga beralihtampil menjadi tulisan. Kita dapat membuat tulisan terkait isi foto yang kita jadikan basis menulis. Apalagi jika foto itu merupakan foto koleksi pribadi yang kita lakukan pada suatu waktu dan peristiwa. Dengan menbembangkan imajinasi kita, yang berbasis pada kenangan kisah uang ada di foto, maka proses kreatif menulis akan lancar. Memori kita sudah merekam kenangan tersebut sehingga waktu proses. menulis dapat mengalir lancar. Daya imajinasi kita dibantu oleh gambar atau foto kita.
Sebenarnya, menulis berbasis foto merupakan metode yang sudah lama dilakukan. Bahkan, semua tulisan adalah hasil mengalihtampilkan foto. Hanya saja, foto yang kita maksudkan sudah direkam dalam memori otak kita.
Kita harus mengakui bahwa menulis berbasis foto atau potret memberikan kemudahan proses. Kita dapat saja menulis dengan membayangkan obyek tulisan kita. Tetapi, hal ini tidak efektif dan seringkali gagal. Kemampuan imajinasi atau daya khayal kita tidak sama. Ada yang kuat, ada juga yang lemah. Penulis-penulis dengan daya khayal tinggi seringkali berhasil dibandingkan mereka yang lemah berkhayal. Tetapi, bagaimana jika daya khayal itu didorong dari sebuah foto?
Mari kita membuat banyak foto agar. mudah menulisnya.
Semoga Anda setuju...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar