Menulis sebagai salah satu kemampuan dasar manusia untuk menjaga kesinambungan jaman. Perlu adanya jembatan penghubung antar generasi sehingga tidak terjadi lost generation. Bahkan seorang sastrawan pernah mengatakan bahwa sepintar, sepandai apapun seseorang, jika tidak menulis akan hilang dari peradaban. Seseorang yang pintar tetapi tidak menulis akan kehilangan jejak keberadaannya dalam kehidupan.
Kita adalah pelaku sejarah
Setiap yang ada akan menjadi tiada, tetapi ketiadaannya akan meninggalkan jejak. Jejak-jejsk yang kita kita tinggalkan dalam kehidupan akan menjadi penanda keberadaan kita. Setiap orang tentunya meninggalkan jejsk masing-masing. Tetapi, jejak abadi adalah tulisan. Oleh karena itu, kegiatan menulis dikatakan sebagai kegiatan keabadian. Jika kita menulis, maka sesungguhnya kita sedang berusaha menciptakan sesuatu yang abadi.
Kita dapat melihat, mendengar, dan menemukan bahwa keberadaan suatu bangsa atau seseorang dari tulisan. Banyak prasasti ataupun batu bertulis yang bercerita tentang berbagai kejadian di masa lalu. Darimana kita mengetahui keberadaan kerajaan besar bernama Majapahit atau kerajaan-kerajaan lain yang pernah ada di bumi pertiwi? Salah satu jawabannya adalah dari beberapa tulisan yang mereka tinggalkan sebelum hilang dari peradaban. Tulisan-tulisan tersebut bercerita tentang berbagai hal dari setiap negara, rajanya, ratunya, puterinya, patihnya, tempatnya, daerah kekuasaannya, dan sebagainya.
Berdasarkan tulisan-tulisan yang ditinggalkan, maka kita dapat mengenal lebih jelas tentang berbagai hal tentang sebuah bangsa, budayanya, agamanya, dan sebagainya. Semua terkait dengan personal. Personal yang dimaksudkan adalah seorang penulis. Oleh karena itu, keberadaan seorang penulis sangat penting untuk mencatat sejarah kehidupan.
Kita ini para pembuat jejak kehidupan, tidak peduli bangsawan maupun orang biasa. Semakin banyak para penulis di sebuah masyarakat, maka semakin lengkap jejak yang dituliskannya. Setiap penulis akan memberikan sudut penulisan dan cara penulisan yang berbeda. Hal ini merupakan perbendaharaan obyek tulisan untuk masyarakat. Dengan demikian, maka semakin lengkap obyek jejak yang dituliskan. Semakin lengkap hasil tulisan, maka semakin terbuka semua sisi kehidupan masyarakatnya.
Kita sebagai pelaku sejarah, setisp orang adalah pelaku sejarah, maka sudah seharusnya menuliskan sejarah kehidupannya. Jika memungkinkan, maka dapat menuliskan sejarah lingkungan, orang-orang penting di masyarakat sehingga pada saatnya semua sisi kehidupan tercatat semuanya. Kita harus menuliskan setiap hal dalam kehidupan sehingga ada catatan yang pada saatnya dapat dijadikan rujukan ketika generasi mendatang membutuhkan data terkait kehidupan sebuah masyarakat. Dengan demikian, maka tetap ada benang benang penghubung antar generasi dan tidak akan terjadi lost generation.
Jejak tidak boleh hilang
Jejak adalah satu bukti langkah atau kegiatan yang telah u lakukan. Jejak ini merupakan bukti keberadaan kita dalam satu waktu kehidupan di tempat tertentu. Dengan demikian, maka keberadaan kita dapat dengan mudah terjejak sehingga memudahkan jika dibutuhkan.
Seperti saat sekarang ini, kita membaca banyak informasi ditemukannya banyak situs terkait kerajaan Majapahit. Situs-situs yang ditemukan berupa puing-puing bangunan yang terpendam, sebagian sudah porakporanda. Jika hanya situs-situs berupa bangunan semata, kemungkinan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi peninggalan tersebut. Kita hanya berkira-kira tentang peninggalan tersebut. Tetapi, jika ada jejak berbentuk tulisan, maka proses identifikasi akan semakin mudah, gampang. Jejak berbentuk tulisan swringkali berisi tentang isinya, siapa, dimana, kapan, untuk apa, bagaimana dan mengapa jejak tersebut dibuat. Dalam hal ini kita mengenalnya sebagai 5W dan 1H. 5W yang dimaksud adalah What, Who, When, Where, dan Why. 1H adalah How.
Jejak tidak boleh hilang agar keberadaannya tidak terkubur dan dilupakan, tidak dikenal generasi masa depan. Jika kita tidak meninggalkan jejak, maka keberadaan kita tidak akan diketahui oleh generasi baru. Mereka seakan-akan ada begitu saja tanpa informasi generasi sebelumnya. Akan terjadi kekosongan masa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ada lost generation sehingga kelahiran generasi berikutnya yang 'seperti' muncul begitu saja.
Tulisan adalah jembatan penghubung
Kita harus mengakui bahwa selalu ada jeda antar generasi. Jeda ini dapat begitu lebar, sempit, atau tidak kentara. Tetapi, kepastian bahwa setiap generasi pasti ada jeda dengan generasi sebelumnya dan sesudahnya. Tetapi, jeda tersebut bukanlah pemutus, melainkan penghubung, jembatan antar generasi.
Dengan adanya tulisan, maka akan tercipta jalinan antar generasi. Generasi baru dapat segalahal ikhwal generasi lama sari tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh para penulis generasi lama. Hasil tulisan, khususnya terkait cerita atau pola kehidupan meripakan sumber informasi yang sangat penting bagi setiap generasi. Dengan tulisan yang dihasilkan setiap generasi, maka proses kehidupan akan menuju perbaikan sebab setiap generasi akan belajar dari informasi dalam tulisan tersebut.
Kita pasti menyadari bahwa kita dapat mengetahui segal hal.ikhwal tentang generasi kerajaan Majapahit karena kita membaca hasil tulisan para pujangga waktu itu. Mereka menuliskan berbagai hal terkait kehidupan masyarakat Majapahit. Tulisan-tulisan inilah yang menjadi sumber pengetahuan kita. Berbagai tulisan kita dapatkan sebagai peninggalan sejarah kerajaan Majapahit. Hal tersebut sangat penting dan berarti bagi kesinambungan generasi. Dari tulisan-tulisan tersebut,maka kita mengetahui bahwa bangsa kita pernah begitu besar dan disegani oleh bangsa lain. Bahwa, kita pernah mempunyai seorang pejabat besar yang sangat cinta bangsa dan negara yang mempunyai cita-cita sangat besar, mempersatukan Nusantara dalam satu pemerintahan, Majapahit.
Tulisan adalah jembatan penghubung antar generasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang setiap generasinya terhubung sedemikian rupa sehingga melakukan koreksi dan mrmperbaiki setiap kondisi kehidupan berbasis pengalaman generasi sebelumnya. Setiap generasi baru mengembangkan diri berbasis pengalaman generasi sebelumnya, bahkan sebelumnya. Pola kehidupan masyarakatnya berkesinambungan sehingga kondisi kehidupan masyarakat semakin membaik dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sudah terjadi pada generasi sebelumnya.
Kita membutuhkan pengakuan eksistensi diri
Jejak kehidupan menjadi hal penting terkait eksistensi diri. Dengan adanya jejak kehidupan, maka eksistensi diri akan dikenal sepanjang masa. Salah satu cara efektif untuk menjaga jejak kehidupan adalah dengan tulisan. Tulisan adalah keabadian. Tulisan akan tetap dibaca orang selamanya. Bahkan, setiap jaman akan berusaha menemukan jejak kehidupan berbasis tulisan. Hal ini karena tulisan dapat menjelaskan secara detail hal-hal kehidupan yang sudah terjadi pada jamannya.
Kebutuhan atas eksistensi diri yang kita maksudkan dalam hal ini tidak terbatas pada diri pribadi. Eksistensi yang juga perlu mendapatkan perhatian dan dijaga serta dikembangkan adalah eksistensi masyarakatnya. Eksistensi masyarakat harus dijaga sehingga tidak hilang dari percaturan hidup di masyarakat dunia. Dengan demikian, walaupun sebuah masyarakat hilang, misalkan karena bencana alam atau perang besar, maka eksistensi mereka masih dapat ditemukan dari tulisan-tulisan yang dihasilkan pada jamannya.
Oleh karena itu, setiap masyarakat pasti mempunyai seorang atau beberapa orang penulis yang merekam jejak kehidupan masyarakatnya sehingga menjadi semacam repertoar bagi keberadaannya. Pada saat yang dibutuhkan, maka semua orang dapat mengetahui keberadaan masyarakat tersebut. Walaupun secara fisik, mungkin sebuah masyarakat hilang dari peradaban, tetapi bukti tulisan akan tetap menunjukkan bahwa pernah ada masyarakat di daerah tersebut.
Kebutuhan pengakuan atas eksistensi diri menjadi satu hal penting untuk menjaga keberadaan secara utuh. Dan, untuk dapat memperoleh pengakuan dari masyarakat, maka jejak-jejak harus dibuat sedemikian rupa sehingga swtiap generasi dapat mengetahui dan selanjutnya dapat menerapkan dalam kehidupan di jamannya.
Begitu pentingnya kegiatan menulis dalam kehidupan sehingga gerakan untuk menulis digalakan di setiap sudut kehidupan. Semua menyadari bahwa peran kegiatan menulis sangat penting di dalam menorehkan jejak kehidupan bangsa dari generasi sebelnya kepada generasi berikutnya. Dengan tulisan, maka jejak dapat abadi. Bahkan, hingga beberapa generasi ke depan, jejak tulisan tetap dapat dipahami walaupun mungkin alat dan bahasa yang dipergunakan tidak lagi sama. Oleh karena itu, maka sudah seharusnya setiap generasi mengembangkan diri dalam kegiatan tulis menulis untuk menorehkan jejak kehidupannya. Dan, bangsa Indonesia sangat menyadari hal tersebut sehingga gerakan tulis menulis telah dicanangkan sebagai gerakan nasional.
Gembongan, 13 Desember 2022
Mohammad Saroni
Penulis buku #Pendidikan untuk Orang Miskin
Dapat dihubungi di
mohammad_saroni13@yahoo.co.id
atau
085784990514