Seringkali kita mendengarkan orang orang mengeluh dan mengatakan tidak dapat berpikir. Setiap saat mereka harus menghadapi masalah hidup yang datang bertubi tubi. Masalah yang satu belum terselesaikan, datang lagi masalah yang baru.
Kebuntuan proses menulis seringkali dialami oleh penulis. Hal ini tidak tergantung senior dan yuniornya penulis. Sesungguhnya, tidak ada kelompok penulis senior dan yunior. Setiap penulis melakukan proses pengembangan diri. Bukan berarti karena sudah senior, maka tidak perlu menulis. Dan, kebuntuan proses menulis dapat terjadi pada semua penulis. Permasalahannya ada pada bagaimana cara menghadapi kebuntuan tersebut. Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah kebuntuan proses menulis.
Mengurangi beban pikiran
Beban pikiran menjadi salah satu penyebab terjadinya kebuntuan dalam menulis. Seringkali, kita merasakan kesulitan karena beban pikiran yang berkecamuk. Setiap kali kita harus tercenung karena pikiran yang terikat pada beban tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan secara optimal, maka kita harus menghilangkan beban pikiran, setidaknya mengurangi beban tersebut.
Kita harus menciptakan ruang gerak dalam pikiran kita. Kita tidak akan dapat berpikir jika pikiran kita penuh beban. Bagaimana.kita dapat berpikir jika tidak ada ruang gerak dalam pikiran kita. Pikiran dapat kita ibaratkan sebagai sebuah ruangan berbatas. Jika ruangan itu berisi penuh, maka isi ruangan tidak dapat bergerak bebas. Jikapun dapat bergerak, sangatlah terbatas. Dalam kondisi seperti ini, pemikiran-pemikiran baru tidak mempunyai ruang dalam pikiran. Kondisi tersebut dikatakan sebagai kebuntuan pikiran
Lantas, bagaimana kita mengurangi beban pikiran?