Kamis, 07 Oktober 2021

Menulis untuk mengurangi pikiran yang berjejal

Seringkali kita mendengarkan orang orang mengeluh dan mengatakan tidak dapat berpikir. Setiap saat mereka harus menghadapi masalah hidup yang datang bertubi tubi. Masalah yang satu belum terselesaikan, datang lagi masalah yang baru.

Kita perlu mengungkap apa yang sedang berkecamuk dalam pikiran, tetapi seringkali tidak ada teman yang setiap saat siap mendengarkan ungkapan kita, mereka tenggelam dalam kesibukan masing masing, maka sesungguhnya menulis adalah pengungkapan pikiran yang tidak bergantung pada orang lain. Menulis dan menulislah agar pikiran kita selalu segar, sebab setiSdp uneg uneg tersalurkan, berganti dengan yang baru. Begitulah, pikiran kita amat sangat dinamis dan kita berkewajiban untuk mengungkapkannya agar tidak berjejal yang menyebabkan kita HANG.

Kebuntuan proses menulis seringkali dialami oleh penulis. Hal ini tidak tergantung senior dan yuniornya penulis. Sesungguhnya, tidak ada kelompok penulis senior dan yunior. Setiap penulis melakukan proses pengembangan diri. Bukan berarti karena sudah senior, maka tidak perlu menulis. Dan, kebuntuan proses menulis dapat terjadi pada semua penulis. Permasalahannya ada pada bagaimana cara menghadapi kebuntuan tersebut. Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah kebuntuan proses menulis.

Mengurangi beban pikiran

Beban pikiran menjadi salah satu penyebab terjadinya kebuntuan dalam menulis. Seringkali, kita merasakan kesulitan karena beban pikiran yang berkecamuk. Setiap kali kita harus tercenung karena pikiran yang terikat pada beban tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan secara optimal, maka kita harus menghilangkan beban pikiran, setidaknya mengurangi beban tersebut. 

Kita harus menciptakan ruang gerak dalam pikiran kita. Kita tidak akan dapat berpikir jika pikiran kita penuh beban. Bagaimana.kita dapat berpikir jika tidak ada ruang gerak dalam pikiran kita. Pikiran dapat kita ibaratkan sebagai sebuah ruangan berbatas. Jika ruangan itu berisi penuh, maka isi ruangan tidak dapat bergerak bebas. Jikapun dapat bergerak, sangatlah terbatas. Dalam kondisi seperti ini, pemikiran-pemikiran baru tidak mempunyai ruang dalam pikiran. Kondisi tersebut dikatakan sebagai kebuntuan pikiran

Lantas, bagaimana kita mengurangi beban pikiran?

Tidak ada komentar: