Rasanya, baru kemarin hari aku dapat bermain-main di dunia maya ini. Dan Aku merasa sangat terlambat sebab ternyata saat aku memasuki sebuah warnet, di dalam telah ada banyak anak-anak sekolah dasar yang sudah duduk manis di depan layar monitor.
Ada malu dan kebanggaan di dalam hatiku menyadari kondisi tersebut.
Tetapi, sungguh sangat terkejut dan kebanggaanku menjadi rasa was-was, kawatir yang begitu besar. Anak-anak tersebut ternyata telah melakukan pelayakan dunia maya pada 'sesuatu' yang seharusnya belum boleh mereka lakukan. Dan aku semakin terenyuh saat kutegur, ternyata mereka bilang hal tersebut sudah biasa dilakukan!
Wah...ini sudah tidak dapat ditolerir lagi!
Jika anak-anak seusia SD sudah melihat 'hal-hal' yang seharusnya belum waktunya bagi mereka. Lantas anak bangsa ini mau dibawah kemana lagi?
Seharusnya hal inih diantisipasi dengan memberikan pendampingan melekat oleh penjaga warnet untuk anak-anak yang masih seusia SD seperti ini sehingga mereka tidak terjebak oleh kondisi tersebut.
Kamis, 15 Oktober 2009
Senin, 12 Oktober 2009
Tempat Sampah di Pintu masuk
Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Setiap orang harus menjaga kebersihan diri dan lingkungannya jika ingin sehat, terhindar dari berbagai penyakit.
Tetapi ada satu hal yang menurut aku sangat kontradiksi, yaitu saat aku mau memasuki kota Mojokerto lewat jembatan Lespadangan. Aku tahu pasti Kota Mojokerto termasuk cukup bersih, pasukan kebersihan selalu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Cuman satu hal yang menurutku kurang bagus, yaitu adanya tempat sampah di pintu masuk Kota Mojokerto, yaitu di ujung selatan jembatan Lespadangan, walaupun itu adalah bak truk sampah, tetapi ketika kita lewat rasanya kurang sreg. apalagi jika kita lihat, di tempat itus ebelumnya sudha dibangun sebuah taman bunga, sederhana dan di sebelahnya, sebelah barat jembatan, ada banyak penjual bunga yang indah-indah sehingga hal tersebut mampu memberi kesan teduh, asri dan indah saat orang memasuki kota Mojokerto.
Tetai setelah melalui pintu masuk di ujung jembatan Lespadangan, sunggu snagat kontras!
Mengap[a diposisikan seperti itu? Mengapa pintu masuk ke kota tidak diberikan taman yang indah, apalagi pintu ini langsung menuju ke alun-alun kota... wah... wah....
Tetapi ada satu hal yang menurut aku sangat kontradiksi, yaitu saat aku mau memasuki kota Mojokerto lewat jembatan Lespadangan. Aku tahu pasti Kota Mojokerto termasuk cukup bersih, pasukan kebersihan selalu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Cuman satu hal yang menurutku kurang bagus, yaitu adanya tempat sampah di pintu masuk Kota Mojokerto, yaitu di ujung selatan jembatan Lespadangan, walaupun itu adalah bak truk sampah, tetapi ketika kita lewat rasanya kurang sreg. apalagi jika kita lihat, di tempat itus ebelumnya sudha dibangun sebuah taman bunga, sederhana dan di sebelahnya, sebelah barat jembatan, ada banyak penjual bunga yang indah-indah sehingga hal tersebut mampu memberi kesan teduh, asri dan indah saat orang memasuki kota Mojokerto.
Tetai setelah melalui pintu masuk di ujung jembatan Lespadangan, sunggu snagat kontras!
Mengap[a diposisikan seperti itu? Mengapa pintu masuk ke kota tidak diberikan taman yang indah, apalagi pintu ini langsung menuju ke alun-alun kota... wah... wah....
Minggu, 11 Oktober 2009
Mojokerto PAgi
Sebenarnya kondisi ini bukan hal baru lagi, sudah cukup lama kondisi ini terjadi, khususnya setelah jembatan Lepadangan, yang menghubungkan daerah Kabupaten Mojokerto sebelah utara dengan KOta Mojokerto,lewat desa Terusan,walau kemudian hal tersebut diatasi juga dengan pembangunan jembatan yan langsung menembus jalan Gajah Mada di KOta MOjokerto, tetapi hal tersebut masih belum dapat mengurangi kesemrawutan di jembatan Lespadangan, khususnya saat pagi hari.
Jika pagi hari kita melaju di jalan raya, Terusan dan sampai di Jembatan Lespadangan, maka pemandangan yang kita dapati adalah kesemrawutan yang tiada batas. KIta tahu bahwa jembatan Lespadangan hanya dipergunakan untuk kendaraan kecil, sepeda, sepeda motor dan becak dengan jalur dibagi dua, satu jalur dari arah jembatan dipasang papan pembatas.
Tetapi yang seringkali membuat kita pusing adalah kondisi saat pagi, dimana banyak orang yang mempergunakan akses amsuk kota lewat jembatan Lespadangan ini. SEmua kendaraan memunayi tujuan masuk ke kota melalui mulut jembatan,sementara dari selatan juga banyak orang yang keluar lewat mulut jembatan tersebut. dan, dari arah timur ada jalur dari Surabaya yang juga tidak pernah sepi dari kendaraan, bahkan kendaraan besar.
Maka yang terjadi adalah pembuntuan mulut jembatan oleh sekian banyak kendaraan yang ingin memasuki mulut jembatan. Memang ada petugas lalulintas yang berjaga di pos Lespadangan, tetapi mereka tentunay sangat repot. Apalagi untuk orang-orang yang mau masuk ke mulut jembatan dari arah barat. Seperti lazimnya, mereka harus menyisih ke sisi kanan dan hal tersebut mereka lakukan sejak dua puluh meter di barat, sehingga bertumbukkan dengan yang dari timur dan dari selatan.
Ketidakpatuhan pemakai jalan menjadi penyebab utama kemacetan tersebut.
Untuk itulah, maka kondisi seperti saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran kemarin, mungkin merupakan salusi pemecahan masalah.....?
Jika pagi hari kita melaju di jalan raya, Terusan dan sampai di Jembatan Lespadangan, maka pemandangan yang kita dapati adalah kesemrawutan yang tiada batas. KIta tahu bahwa jembatan Lespadangan hanya dipergunakan untuk kendaraan kecil, sepeda, sepeda motor dan becak dengan jalur dibagi dua, satu jalur dari arah jembatan dipasang papan pembatas.
Tetapi yang seringkali membuat kita pusing adalah kondisi saat pagi, dimana banyak orang yang mempergunakan akses amsuk kota lewat jembatan Lespadangan ini. SEmua kendaraan memunayi tujuan masuk ke kota melalui mulut jembatan,sementara dari selatan juga banyak orang yang keluar lewat mulut jembatan tersebut. dan, dari arah timur ada jalur dari Surabaya yang juga tidak pernah sepi dari kendaraan, bahkan kendaraan besar.
Maka yang terjadi adalah pembuntuan mulut jembatan oleh sekian banyak kendaraan yang ingin memasuki mulut jembatan. Memang ada petugas lalulintas yang berjaga di pos Lespadangan, tetapi mereka tentunay sangat repot. Apalagi untuk orang-orang yang mau masuk ke mulut jembatan dari arah barat. Seperti lazimnya, mereka harus menyisih ke sisi kanan dan hal tersebut mereka lakukan sejak dua puluh meter di barat, sehingga bertumbukkan dengan yang dari timur dan dari selatan.
Ketidakpatuhan pemakai jalan menjadi penyebab utama kemacetan tersebut.
Untuk itulah, maka kondisi seperti saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran kemarin, mungkin merupakan salusi pemecahan masalah.....?
Langganan:
Postingan (Atom)