Minggu, 11 Oktober 2009

Mojokerto PAgi

Sebenarnya kondisi ini bukan hal baru lagi, sudah cukup lama kondisi ini terjadi, khususnya setelah jembatan Lepadangan, yang menghubungkan daerah Kabupaten Mojokerto sebelah utara dengan KOta Mojokerto,lewat desa Terusan,walau kemudian hal tersebut diatasi juga dengan pembangunan jembatan yan langsung menembus jalan Gajah Mada di KOta MOjokerto, tetapi hal tersebut masih belum dapat mengurangi kesemrawutan di jembatan Lespadangan, khususnya saat pagi hari.
Jika pagi hari kita melaju di jalan raya, Terusan dan sampai di Jembatan Lespadangan, maka pemandangan yang kita dapati adalah kesemrawutan yang tiada batas. KIta tahu bahwa jembatan Lespadangan hanya dipergunakan untuk kendaraan kecil, sepeda, sepeda motor dan becak dengan jalur dibagi dua, satu jalur dari arah jembatan dipasang papan pembatas.
Tetapi yang seringkali membuat kita pusing adalah kondisi saat pagi, dimana banyak orang yang mempergunakan akses amsuk kota lewat jembatan Lespadangan ini. SEmua kendaraan memunayi tujuan masuk ke kota melalui mulut jembatan,sementara dari selatan juga banyak orang yang keluar lewat mulut jembatan tersebut. dan, dari arah timur ada jalur dari Surabaya yang juga tidak pernah sepi dari kendaraan, bahkan kendaraan besar.
Maka yang terjadi adalah pembuntuan mulut jembatan oleh sekian banyak kendaraan yang ingin memasuki mulut jembatan. Memang ada petugas lalulintas yang berjaga di pos Lespadangan, tetapi mereka tentunay sangat repot. Apalagi untuk orang-orang yang mau masuk ke mulut jembatan dari arah barat. Seperti lazimnya, mereka harus menyisih ke sisi kanan dan hal tersebut mereka lakukan sejak dua puluh meter di barat, sehingga bertumbukkan dengan yang dari timur dan dari selatan.
Ketidakpatuhan pemakai jalan menjadi penyebab utama kemacetan tersebut.
Untuk itulah, maka kondisi seperti saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran kemarin, mungkin merupakan salusi pemecahan masalah.....?

Tidak ada komentar: