Menulis jenis ini merupakan model menceritakan sesuatu. Kita melihat sesuatu dan selanjutnya mengungkapkan respon kita secara tertulis. Setiap kali pancaindera kita mendapatkan rangsangan dari luar, maka segera meresponnya. Ini merupakan sesuatu yang alami. Respon yang diberikan dapat bersifat aktif, tetapi dapat juga bersifat pasif. Sifat respon ini sesungguhnya tergantung pada kebutuhannya. Respon aktif diartikan bahwa pada saat kita mendapatkan rangsangan dari.luar diri, maka langsung memberikan respon secara verbal.maupun secara motorik. Kita dapat berteriak atau berkomentar lisan. Pada situasi yang lain kita dapat melakukan kegiatan motorik sebagai bentuk respon secara langsung. Misal pada saat melihat sebuah kecelakaan, respon kita langsung berteriak atau membantu korban kecelakaan.
Sifat atau bentuk respon kedua adalah respon pasif. Respon pasif ini mengedepankan kemampuan intrinsik dalam diri, salah satunya adalah kemampuan menyimpan kenangan atas sesuatu hal. Setiap kita mendapatkan rangsangan, stimulus dari luar, maka kita merespon dengan menyimpannya sebagaj masukan untuk memori otak. Setiap hal dimasukkan ke dalam memori otak menjadi sebuah memori atau kenangan. Memori atau kenangan inilah yang menjadi catatan otak kita.
Tetapi, satu hal.yang perlu kitaperhatikan terkait penyimpanan memori dalam otak. Hal yang dimaksudkan adalah kemampuan menyimpan dan memunculkan lagi atau kita sebut sebagai daya atau kemampuan mengingat. Kita sangatlah lemah dalam mengingat atau memanggil ulang simpanan memori dalam otak kita.
Kita sangat menyadari hal tersebut. Oleh karena itu, maka kita menggunakan kemampuanmenulis untuk menyimpan semua kenangan atau kejadian. Menulis merupakan upaya untuk mengikat atau menyimpan setiap kejadian dalam benruk tulisan. Dengan bentuk tulisan, maka setiap saat kita dapat membaca ulang sehingga setiap kejadian dapat kita ketahui kembali. Bahkan, orang lain dapat ikut membaca ulang tulisan kita dalam waktu dan generasi yang berbeda. Untuk hal ini, ada penulis yang mengatakan bahwa menulis itu kerja keabadian. Oleh karena itulah, maka kita harus mampu menulis afar setiap kejadian dapat kita tulis dan setiap generasi dan membaca ulang dan memahami kondisi saat tulisan dibuat. Dan, menulis ikhwal orang lain merupakan langkah yang menuntut kita mengapresiasi swtiap kehidupan orang lain dan mengikatnya dalam.bentuk buku.