1. Menulis di pagi hari.
Beberapa penulis menjadikan pagi sebagai waktu yang tepat untuk menulis. Berbagai alasan mereka ungkapkan terkait kegiatan menulis di pagi hari. Salah satu alasannya adalah bahwa pada pagi hari pikiran masih segar. Kesegaran pikiran ini membawa pengaruh pada kelancaran proses menulis. Pada saat bangun tidur, pikiran memang segar sebab sudah diistirahat selama semalam dalam tidur. Pada saat tidur itulah, syaraf-syaraf yang tegang setelah seharian menghadapi permasalahan diistirahatkan. Ketegangan syaraf diuraikan sehingga kendur. Jika syaraf pikiran sudah kendur, maka kita mengatakannya sebagai pikiran yang segar.
Pada saat pikiran kita masih segar, maka proses berpikir otak kita ringan dan banyak.pemikiran yang muncul. Jika pada saat itu kita menulis, maka ide-ide yang ada dalam pikiran dapat mengalir lancar. Di samping itu, semangat menghadapi suasana baru membuat kita begitu ringan berproses. Kosa kata yang tersimpan dalam otak kita berkelindan dengan berbagai ide sehingga melahirkan kalimat-kalimat bernas terkait sebuah ide.
Itu merupakan salah satu alasan menulis di pagi hari. Tentunya masih banyak alasan lain yang dijadikan penulis sebagai alasan menulis dipagi hari. Bagaimana dengan Anda?
2. Saat tengah malam၊
Malam juga menjadi pilihan waktu bagi beberapa penulis untuk bergiat menulis. Ada banyak alasan mereka sampaikan memilih waktu malam untuk menulis. Beberapa alasan yang swring disampaikan adalah karena siang dihabiskan untuk bekerja, untuk mereka yang menempatkan kegiatan menulis sebagai kegiatan sampingan. Tetapi, yang sering juga kita dengar sebagai alasan adalah karena malam adalah waktu yang sunyi. Kesunyian malam dijadikan sebagai kondisi yang sangat mendukung kegiatan menulis. Kesunyian malam mampu menciptakan ketenangan pikiran sehingga memudahkan proses kreatif menulis.
Kesunyian malam diyakini dapat mendorong tingkat konsentrasi lebih tinggi. Hal ini karena dalam kondisi sunyi, maka pikiran tidak terpengaruh oleh suara-suara yang tidak dibutuhkan dan cenderung memecah tingkat konsentrasi otak. Penulis terganggu.oleh suara-suara sehingga ide tulisan berbenturan dengan suara-suara. Sementara itu, jika suasana sunyi, maka otak kita tidak terpecah konsentrasinya. Ide atau gagasan dapat terbentuk dalam otak dan syaraf motorik mengubahnya dalam bentuk tulisan. Seperti.kita ketahui, sesungguhnya pada saat kita menulis, rangkaian kata sudah antri dalam.otak, pikiran kita untuk dituliskan. Pada saat kita menuliskan satu kata, maka kata kedua sudah siap untuk dituliskan. Begitu juga, saat kata kexua kita tuliskan, maka kata ketiga sudH antri untuk dituliskan. Begitu seterusnya sehingga menjadi kalimat, alenia, dan seterusnya menjadi karya tulis kita. Suasana malam sangat mendukung proses tersebut. Oleh karena itu, beberapa penulis memilih malam sebagai waktu yang tepat untuk proses menulis.
3. Saat berada di tempat tertentu
Setiap tempat memberikan rangsangan khas bagi setiap orang. Rangsangan khas tersebu dapat berupa kenangan dan pengaruh psikis. Kekhasan suatu tempat kadang melahirman sugesti tingkat tinggi sehingga penulis hanya dapat menulis saat berada di tempat tersebut. Untuk tempat ysnglain tidak mampu mengangkat daya kreatifitas menulisnya. Bahkan, mereka mengalami kekosongan. Mereka sama sekali tidak berkutik saat berada di suatu tempat. Sementara dari mereka mengatakan kehilangan 'mood' saat berada di tempat tersebut.
Memang, pengaruh suatu tempat merupakan sugesti alam terhadap pikiran kita. Alam menstimulus pikuran kita sedemikian rupa sehingga terkunci pada satu kondisi yang niscaya. Hal ini karena level frekuensi otam kita berimpit dengan kevel frekuensi tempat tersebut. Oleh karena itu, beberapa penulis mencari dan menuju tempat tertentu agar dapat mengeksplore kreativitad menulisnya.
Waktu-waktu untuk menulis memang merupakN kekhasan setiap penulis. Mereka menemukan waktu tepat tersebut sebagai hasil proses yang terus-menerus dan membutuhkan waktu yang lama.
Bagaimana dengan Anda?
Gembongan, 5 Januari 2021
#kobatumosar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar