Negara yang kuat adalah negara dengan sumber daya manusia (SDM,) yang mempunyai kompetensi unggul. Kompetensi merupakan kemampuan dasar dan lanjut yang dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan hidup. Sementara itu, permasalahan hidup berbanding lurus dengan perkembangan pola kehidupan. Perkembangan pola kehidupan sangatlah dinamis sebagaimana kehidupan itu sendiri yang sangat dinamis.
Untuk menjawab dan menyelesaikan masalah tersebut, maka proses pendidikan dan pembelajaran menjadi solusinya. Artinya, kita meyakini bahwa proses belajar merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam kondisi normal, situasi ini bukanlah masalah. Kita dapat melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran sebagaimana prosedurnya. Proses pendidikan dan pembelajaran melibatkan 2 (dua) komponen dasar, yaitu pendidik dan pedidik. Kedua komponen ini harus berinteraksi langsung agar proses dapat berlangsung optimal. Interaksi langsung memungkinkan terjadinya proses transfer pengetahuan, karakter, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan muatan utama proses pendidikan dan pembelajaran serta dapat menjadi pematik peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Tetapi, kondisi yang kita alami dalam kehidupan jauh dari kenormalan. Ancaman virus sedemikian kuatnya sehingga sangat berbahaya jika pembelajaran tatap muka dilaksanakan. Sudah sangat banyak contoh dampak terpapar oleh virus. Hal ini karena pembelajaran tatap muka memungkinkan terjadinya kerumunan dan ini dapat menyebabkan timbulnya klaster sekolah. Sudah sangat banyak klaster terpaparnya orang - orang karena berada di kerumunan.Kita dapat sebutkan, klaster pabrik, klaster kantor, klaster hajatan, dan klaster - klaster lainnya.
Menurunnya Semangat Belajar
Proses belajar terjadi karena adanya komunikasi, interaksi, dan transfer pengetahuan, karakter, dan keterampilan. Untuk proses ini, maka harus ada subyek belajarnya. Subyek belajar adalah para pelaku langsung dan aktif proses pendidikan dan pembelajaran. Subyek ini meliputi yang menjalani proses dan mendampingi proses. Subyek yang menjalani proses adalah pedidik. Subyek yang mendampingi proses adalah pendidik.
Kedua subyek harus berinteraksi langsung agar dapat mencapai hasil optimal. Interaksi secara langsung memungkinkan proses pendidikan dan pembelajaran lancar. Hal ini karena pendidik dan pedidik berinteraksi langsung sehingga lebih efektif. Efektifitas yang kita maksudkan adalah arahan, bimbingan, pendampingan, pelatihan, dan komunikasi dapat berlangsung dua arah. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi efektif sebab jika ada informasi yang tidak dimengerti, maka dapat segera ditanyakan dan dikomunikasikan.Dengan demikian, setiap kesulitan anak dapat diperbaiki langsung. Pemahaman anak didik lebih optimal.
Dan, ketika pandemi menerjang negeri ini, berbagai upaya dilakukan dan diterapkan untuk antisipasi kondisi. Pemerintah menerapkan berbagai aturan untuk mengurangi bahkan meniadakan paparan sakit pada masyarakat, khususnya perorangan. Langkah antisipasi inipun diberlakukan di lingkungan pendidikan, sekolah.
Institusi sekolah dibatasi kegiatannya, terutama terkait dengan berkumpulnya orang - orang, anak didik. Dunia pendidikan tidak diperbolehkan mengadakan pendidikan tatap muka (luring). Hal ini karena pertimbangan kesehatan anak - anak, guru, dan para pegiat pendidikan. Mereka tidak boleh terpapar virus covid dan melahirkan klaster sekolah. Kita harus memutus penyebaran virus dan salah satu langkah konkret adalah pembatasan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Kerumunan orang sangat berpotensi menjadi wilayah penyebaran.
Pembatasan ini menyebabkan proses pendidikan dan pembelajaran dilakukan secara daring. Daring atau dalam jaringan yaitu sistem kegiatan yang dilakukan dengan memberdayakan jaringan internet. Pemberdayaan jaringan internet dilakukan dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan berbasiskan internet. Pendidik dan pedidik melakukan proses secara on line.
Untuk penyelenggaraan pendidikan berbasis internet, maka kita perlu menyediakan sarana prasarananya. Sarana prasarana yang kita maksudkan adalah handphone dan paketan data internet. Kita harus menyediakan handphone yang dapat mensupport kegiatan. Handphone inilah yang menjadi sarana belajar mengajar. Guru dan anak didik, pendidik dan pedidik memanfaatkan atau memberdayakan handphone.
Tetapi, berbagai hambatan timbul dan muncul sehingga masyarakat mengalami kesulitan belajar. Anak - anak merasa kesulitan, khususnya sarana prasarana. Handphone dan paketan data masih merupakan sesuatu yang mahal. Kondisi ekonomi masyarakat tidak memungkinkan pengadaan sarana tersebut. Jika dalam keluarga ada 2 (dua) anak, handphone.yang dibutuhkan jugab2 (dua). Setelah handphone tersedia, walau harus mengalahkan kebutuhan lainnya, mereka harus menyediakan paketan data internet. Walaupun. selanjutnya ada bantuan paketan data untuk pembelajaran. hal tersebut belum dapat memback up kebutuhan paketan data untul belajat.
Pada akhirnya, anak - anak malas belajar. Mereka enggan mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran secara daring. Banyak dari mereka kesulitan untuk penyelenggaraan proses pendidikan. Akibatnya, mereka lebih senang menghabiskan waktu untuk bermain. Anak - anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Buku dan proses belajar semakin jasuh.
Kondisi ini merupakan kondisi terpuruk dan terburuk bagi sebuah bangsa. Ketika, anak - anak sudah tidakau mengikuti proses, maka secara keseluruhan proses mengalami kegagalan. Anak - anak suka bermain.
Inilah catatan singkat terhadap proses pendidikan dan pembelajaran. Bermain lebih mengasyikan daripada belajar. Oleh karena itu, kita harus mengembalikan roh belajar anak - anaknya.
Srmoga tulisan ini bermanfaat bagi kiya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar