Out line:
Pendidikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan kemampuan diri. Tetapi, masih banyak siswa malas belajar sehingga tidak mampu.
Untuk mengupas masalah ini, maka dilakukan wawancara dan studi literasi.
_*Poin topik*_:
a. Pengertian Pendidikan
b. Langkah Peningkatan Kemampuan
c. Alasan Siswa Malas Belajar
d. Langkah Solutif Menyelesaikan Masalah Malas Belajar
d. Penutup
Pengertian Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai usaha.yang dilakukan secara sadar untuk merubah kemampuan menjadi lebih baik. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sebab situasi dan kondisi kehidupan selalu berubah.Perubahan situasi dan kondisi menuntut kita harus dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah yang muncul dari perubahan yang terjadi. Dan, kita tidak ingin mengalami kesulitan pada saat menghadapi kesulitan hidup. Kita harus dapat menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah kehidupan.
Pendidikan dianggap sangat relevan menjawab tuntutan dan tantangan kehidupan. Proses pendidikan diyakini sebagai proses untuk menghadapi setiap masalah. Hal ini karena situasi dan kondisi kehidupan selalu berubah disimulasi dalam proses pendidikan. Proses simulasi tersebut berupa adopsi dan adaptasi terhadap setiap perubahan kondisi kehidupan. Adopsi dan adaptasi yang dilakukan terkait permasalahan dan pemecahannya. Proses pendidikan berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan memberikan bekal bagi siswa untuk menghadapi masalah.
Proses pendidikan dilakukan sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi masalah hidup dengan mengembangkan atau meningkatkan kemampuan diri. Berbagai materi terkait kehidupan diberikan guru kepada siswanya. Materi tersebut dapat berupa pengetahuan. keterampilan, dan karakter diri. Ketiga hal inilah yang sesungguhnya merupakan bekal menghadapi permasalahan hidup.
Proses pendidikan menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan. Setiap orang membutuhkan proses pendidikan. Ini merupakan salah bentuk kesadaran yang sangat membanggakan sebab bangsa kita tidak ingin dikalahkan kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia inilah yang sesungguhnya menetukan nilai bangsa di antara bangsa sedunia. Semakin berkualitas sumber daya manusia, semakin bernilai bangsa kita. Semakin berkualitas, maka bangsa - bangsa di dunia semakin memperhatikan dan mempertimbangkan bangsa kita.
Masyarakat internasional memang menuntut orang - orang berkualitas. Kualitas orang - orang, anak setiap bangsa sangat menentukan tingkatan pergaulan. Bangsa yang warga negaranya berkualitas lebih berpengaruh dalam setiap interaksi dan komunikasi antar bangsa.
Dan, proses pendidikan bukalah sesuatu yang mudah. Proses pendidikan merupakan proses yang membutuhkan waktu yang panjang. Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha sekuat tenaga, telaten, pantang menyerah, dan terus berusaha untuk belajar. Tetapi, sebagai sebuah proses, hambatan dan kesulitan pasti ada. Begitulah, proses pendidikan pun menghadapi hambatan dan kesulitan. Hambatan dan kesulitan dapat terjadi pada siswa, guru, atau masyarakat umumnya. Untuk itulah, semua pihak harus konsisten, konsekuen, dan memegang serta menerapkan semua komitmen yang sudah ada.
Langkah Peningkatan Kemampuan
Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dunia pendidikan merupakan penentu kualitas kehidupan bangsa. Setiap negara berusaha untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan. Berbagai metode pendidikan diterapkan, baik yang merupakan hasil analisa para ahli pendidikan dalam negeri, maupun produk ahli orang luar negeri.
Setiap tahun selalu ada perubahan atau pengkondisian kebijakan untuk proses pendidikan. Kementerian pendidikan melakukan perombakan - perombakan sistem dan program secara nasional.Bahkan, setiap ada pergantian orang nomor satu dalam kementerian pendidikan, maka selalu lahir kebijakan baru. Kebijakan - kebijakan sebelumnya, ada yang dilanjutkan. tetapi ada juga yang dipangkas habis dan lahirlah kebijakan baru. Akibatnya, setiap saat harus beradaptasi dan mengadopsi program- program dan kegiatan baru. Semua harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru.
Untuk hal tersebut, maka perlu langkah-langkah konkret dan efektif. Langkah-langkah tersebut merupakan upaya mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Setiap hal yang baru pasti harus menyesuaikan diri. Untuk proses penyesuaian diri, maka banyak hal yang harus dilakukan. Hal - hal tersebut adalah:
a. Selalu Respon
Kita harus selalu respon terhadap setiap hal yang kita hadapi. Hal ini kita lakukan untuk mempersiapkan diri agar tidak kesulitan menghadapi hal baru. Kemampuan menghadapi dan ¥menyelesaikan masalah, hal baru memungkinkan kita untuk beraktivitas secara optimal. Hal baru ¤membutuhkan kemampuan baru, sesuai dengan kebutuhan hal baru tersebut.
Dalam proses pendidikan, setiap muncul hal baru, maka segera ditindaklanjutu dengan kegiatan - kegiatan terkait. Kegiatan - kegiatan seminar, rapat kerja, bedah program, bedah kurikulum, dan yang lainnya. Kegiatan inilah yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap wacana baru.
Ini merupakan bentuk respon yang kita terhadap lingkungan kita. Kita sangat menyadari bahwa setiap hal baru membutuhkan kemampuan baru, atau pengembangan kemampuan yang sudah ada. Dan, respon kita terhadap setiap perubahan adalah kesadaran bahwa kita haris tetap belajar sepanjang hayat. Orang - orang dengan tingkat respon tinggi diyakini mencapai keberhasilan lebih awal dan tinggi. Mereka akan menjadi pioner untuk setiap kondisi baru, sedangkan yang lambat akan menjadi pengekor, jika tidak menjadi pecundang.
Kita harus selalu respon untyk proses peningkatan kemampuan diri. Setiap kali ada hal baru, maka secepat kilat segera menguasai kemampuan dasarnya dan berhasil menguasai kemampuan tersebut.
b. Tidak Berhenti Belajar
Belajar itu seumur hidup. Selama hayat dikandung badan, maka selama itu kita terus belajar. Tidak ada waktu tanpa belajar. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan program.wajib belajar dan pemberantasan buta huruf. Kesadaran bahwa belajar merupakan tanggungjawab pribadi sekaligus kewajiban dapat mdnjadi energi pendorong. Energi ini tumbuh dan berkembang dari diri sendiri sehingga kekuatan dorongnya optimal. Siswa dan kita akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat mencapai keberhasilan belajar.
Kita tidak boleh berhenti belajar jika ingin mencapai keberhasilan bahkan puncak keberhasilan. Belajar yang dilakukan terus menerus memberikan efek semangat. Hal ini karena hasil belajar memberikan nilai positif sebab kemampuan yang terus berubah, semakin baik. Kesadaran bahwa kemampuan diri yang semakin bertambah akan mematik diri untuk semakin bersemangat belajar dan tidak akan berhenti belajar. Dan, gjika diri sudah terpatik, maka semangat akan berkobar - kobar.
Untuk membangkitkan semangat belajar siswa, kita harus tanamkan dalam mereka untuk menjaga semangat belajar. Kita tekankan pada mereka agar tidak berhenti belajar. Waktu yang mereka miliki adalah kesempatan terbaik untuk belajar. Mereka tidak boleh menyia- nyiakan waktu. Senyampang mereka masih muda dan berkesempatan untuk belajar, maka kesadaran bahwa belajar sepanjang hayat adalah kesadaran hakiki.
Kesadaran hakiki inilah yang sesungguhnya merupakan pematik semangat belajar, bahkan untuk semua kegiatan hidup.
c. Belajar dengan Melakukan
Pengertian belajar dengan melakukan adalah proses belajar dengan melakukan kegiatan - kegiatan terkait dengan materi pelajaran. Setidaknya kita mengetahui bahwa kita dapat belajar secara teori penuh, separoh teori separuh praktik, dan praktik secara keseluruhan. Ketiga pola ini sudah diterapkan dalam proses belajar sejak dahulu. Walaupun dengan bungkus yang berbeda.
Proses belajar yang dilakukan secara teori praktis memungkinkan siswa menyerap kemampuan seutuhnya. Mereka dapat menerima teori sekaligus praktiknya dari proses belajarnya. Artinya, mereka mengetahui secara nyata kegunaan materi dalam kehidupan. Dengan pengetahuan seperti itu, siswa menyadari kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, para guru harus tanggap situasi. Guru harus dapat membaca situasi yang ada dan meresponnya dengan menerjemahkan dalam pembelajaran. Hasil penerjemahan tersebut disampaikan guru kepada siswa. Proses inilah yang dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dirinya.
Dan, kegiatan belajar yang secara langsung melibatkan pikiran dan keterampilan merupakan kombinasi efektif. Ada 2 (dua) kemampuan yang didapatkan siswa, yaitu teori dan praktiknya. Anak dapat meningkat pengetahuannya dan keterampilannya.
Alasan Siswa Malas Belajar
Proses belajar membutuhkan totalutas para pegiatnya. Dengan totalitas ini. maka proses belajar berlangsung optimal dan semua civitas terlibat aktif dalam kegiatan. Tetapi, kenyataan yang terjadi banyak siswa yang malas belajar. Mereka tidak mengikuti proses belajar seutuhnya sehingga hasil belajarnya tidak optimal.
Banyak anak, siswa yang mengikuti proses ala kadarnya. Bahkan, tidak jarang mereka belajar, khususnya di sekolah sekedar menggugurkan kewajiban terhadap perintah orangtua. Dan, yang lebih atau paling parah adalah mereka belajar di sekolah agar mendapatkan uang saku. Kondisi ini berkelanjutan dengan sikap belajar yang tidak seutuhnya. Anak, siswa memang mengikuti proses belajar, tetapi hanya fisiknya yang hadir di ruang belajar. Kondisi ini dikatakan sebagai tidak berkonsentrasi pada proses belajarnya.
Bayak hal yang menyebabkan anak, siswa malas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Semua penyebab kemalasan tersebut merupakan rangkaian akibat dari sebab yang ada di sekitarnya. Hal - hal yang menyebabkan anak, siswa malas belajar, di antaranya adalah:
a. Waktu Belajar yang Lama
Proses pendidikan berlangsung dalam tenggat waktu yang panjang. Jeda waktu yang panjang ini seringkali menyebabkan suasana hati yang kurang kondusif. Jeda waktu yang panjang inipun menyebabkan kegiatan menjadi menjemukan. Dan, kondisi inilah yang memungkinkan menjadi sebab kemalasan anak - anak.
Proses belajar, khususnya belajar secara formal dilaksanakan secara berjenjang, mulai daro tingkatan tamam kanak - kanak hingga perguruan tinggi. Anak harus mengikuti proses belajar sejak amak - anak.Dari mulai usia 5 tahun, hingga lulus kuliah.
Anak menjadi malas belajar karena mereka harus belajar dalam interval waktu yang berbeda antara di sekolah dan di rumah. Waktu belajar di sekolah, maraton dari pagi hingga tenah hari, bahkan sampai senja hari. Sedangkan, waktu belajar di rumah mulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Kondisi ini melahirkan kejenuhan, kejemuan, dan akhirnya kemalasan. Anak merasa kehilangan waktu untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Tidak ada waktu bermain. Tidak ada waktu bertemu teman di luar sekolah dan rumah. Tidak ada waktu untuk menyegarkan pikiran.
Kondisi inilah yang memicu anak malas belajar. Mereka malas bukan karena tidak ingin menibgkatkan kemauan, tetapi protes semata. Inilah bentuk perlawanan anak-anak terhadap keharusan untuk rutinitas belajar. Mereka butuh wakty untuk dirinya sendiri.
Waktu belajar yang panjang ini membuat anak - anak terjebak pada rutinitas yang menjemukan. Rutinitas inilah yang membuat anak malas.
b.Tiada Dukungan
Anak - anak adalah sosok yang sedang mencari jati diri. Mereka berusaha untuk menemukan berbagai hal yang dapat meningkatkan kemampuan diri. Oleh karena itu, berbagai kegiatan diikuti dan dilakukan. Mereka melakukan dengan pertimbangan kebutuhan dirinya. Hal ini mengakibatkan mereka sekedar memungut berbagai hal yang mereka temukan. Tetapi, mereka tidak mendapatkan dukungan yang seimbang dengan kewajiban. Hal ini menyebabkan mereka merasa berat melangkah untuk menjalani tugas dan kewajiban.
Anak - anak adalah sosok yang sedang belajar untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Mereka berusaha dengan mengadaptasi, mengadopsi, bahkan menduplikasi setiap kemampuan baru yang ditemukannya. Proses ini dilakukan dengan meningkatkan semangat belajar. Dengan demikian, maka kita dapat mengurangi, bahkan menghapus kemalasan yang ada di dalam dirinya. Dukungan yang diberikan oleh orang - orang dekat merupakan motivasi yang mampu meningkatkan semangat belajar, bahkan untuk kegiatan lainnya.
Kesibukan orangtua seringkali menjadi alasan hilangnya dukungan tersebut. Orangtua harus menjalankan tugas dan kewajiban untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarga. Mereka harus bekerja untuk mendapatkan uang yang dipergunakan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Akibatnya, orangtua kehilangan waktu untuk memberikan perhatian untuk anak - anaknya. Dan, anak- anak menganggapnya kehilangan perhatian, termasuk dukungan untuk setiap kegiatan anaknya. Oleh karena itu, orangtua harus memberikan perhatian, dukungan agar semangat belajarnya meningkat optimal.
IItulah hal - hal yang perlu kita pahami terkait situasi keaktifan belajar siswa. Kondisi ini penting kita ketahui dan pahami agar proses belajar dapat optimal. Kita dapat mengurangi, meminimalisir, bahkan menghilangkan sikap malas anak - anak dan menjadikannya bersemangat.
c. Besarnya Pengaruh Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat kita melakukan berbagai kegiatan hidup, termasuk proses belajar. Ada banyak hal yang kita temui dan hadapi untuk diselesaikan. Hal - hal tersebut berwujud pengaruh, baik positif maupun negatif.
Pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap anak - anak. Hal ini karena anak - anak lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungannya. Setiap saat mereka bergaul dengan lingkungannya, masyarakatnya. Sementara kita mengetahui bahwa dalam masyarakat kita ada banyak hal yang terjadi. Ada banyak hal yang melingkupi kehidupan anak - anak. Dan, hal - hal tersebut memberi pengaruh kepada anak - anak. Begitu kuatnya pengaruh tersebut sehingga anak - anak hanyut terbawa. Mereka asyik dengan pengaruh dan mengabaikan tugas dan kewajibannya.
Banyak anak yang terpengaruh sehingga roh belajarnya tidak beserta mereka saat proses belajar. Mereka berada di tempat lain pada saat mengikuti proses belajar. Seringkali tidak konsentrasi saat mengikuti proses belajar. Tubuh mereka berada di ruang belajar, tetapi roh mereka berada di warkop, fasum, dan tempat - tempat lainnya. Hal ini menyebabkan semangat belajar hilang. Mereka lebih asyik dengan pikiran di luar ruang belajar.
Langkah Solutif Menyelesaikan Masalah Malas Belajar
Tentunya, kita menginginkan hasil optimal dari proses yang kita lakukan, termasuk proses belajar. Hasil optimal yang kita maksudkan adalah adanya perubahan positif pada kemampuan siswa, baik kognitif, afektif,maupun psikomotor. Untuk hal tersebut, melawan dan mengalahkan kemalasan merupakan langkah konkret dan efektif.
Kemalasan memang harus dilawan dan dikalahkan agar semangat tumbuh dan mendorong intensitas kegiatan. Kita tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa adanya kegiatan positif. Jika.kita membiarkan waktu berlalu begitu saja, artinya kita menyia - nyiakan peluang dan kesempatan yang kita miliki. Padahal, peluang dan kesempatan seringkali hadir hanya sekali. Jika kita biarkan, maka hilanglah peluangnyang kita miliki.
Ada banyak langkah yang dapat kita lakukan untuk mengalahkan kemalasan. Langkah - langkah tersebut adalah:
a. Melibatkan Anak dalam Kegiatan
Banyaklah bergiat agar pikiran kita tidak terjebak dalam suasana kosong. Kekosongan pikiran merupakan sumber penyakit diri. Banyak orangnyang mengalami sakit karena banyak menyia -nyiakan waktu dengan tanpa melakukan apa - apa dalam hidup.
Masa anak - anak asalah masa dimana saya imajinasi sangat kuat. Daya imajinasi ini memungkinkan anak - anak memasukkan berbagai pikiran yang bebas, cendwrung absurd. Kita boleh mengatakan bahwa daya khayal anak sangat kuat. Pada saat inilah segala sesuatu sangat memungkinkan untuk dilakukan ataupun didapatkan. Bagasimana seorang anak dapat memposisikan dirinya untuk sesuatu yang sangat khayali. Sesuatu yang tidak masuk akalpun menjadi sesuatu yang sah. Tidak ada yang tidak mungkin agi dunia anak - anak.
Kemampuan ini sangat menentukan bagi kehidupan anak -anak. Jika masa ini memdapatkan respon dan kesempatan berkembang secara optimal, maka kehidupan anak diyakini utuh. Tetapi, kemampuan anak ini akan menjadi bumerang bagi kehidupan anak - anak. Mereka dapat kehilangan konsentrasi, terutama saat mengikuti proses belajar. Hal ini karena anak lebih konsen pada khayalannya daripada proses.yang dijalaninya. Kondisi inilah yang kita katakan sebagai kehilangan roh belajar.
Kondisi ini sangat riskan sehingga perlu penanganan khusus. Salah satu langkah konkretnya adalah melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan. Keterlibatan anak secara aktif dalam kegiatan membuat anak -anak lebih memusatkan perhatiannya pada kegiatan. Dengan demikian, maka akan terhindarkan kemalasan anak pada kegiatan. Anak - anak melakukan setiap kegiatan dengan sepenuh hati. Dan, pada akhirnya keberhasilan dapat dicapai.
b. Komunikasi Efektif
Proses belajar itu proses komunikasi antara guru dan siswa. Komunikasi ini adalah komunikasi edukasi yaitu komunikasi yang terbentuk karena proses pendidikan. Komunikasi edukasi membuka peluang bagi siswa untuk mendapat banyak informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Informasi didapatkan dari orang lain, dalam hal ini guru.
Tetapi, komunikasi edukasi merupakan proses take and give. Guru dan siswa berkomunikasi untuk proses transfer pengetahuan, karakter, dan keterampilan. Proses ini membutuhkan situasi yang kondusif. Artinya proses terjadi pada level dan frekuensi pemahaman visi dan misi yang sama. Guru dan siswa harus sama - sama memahami tujuan proses. Kesamaan persepsi inilah yang menyebabkan proses dapat berlangsung optimal. Jika proses berlangsung optimal, maka tingkat keberhasilannya dapat maksimal. Tetapi, jika ada yang berbeda, maka hasilnya pasti tidak memuaskan. Oleh karena itu, jika ada siswa yang mengalami kemalasan belajar, maka guru harus segera memprosesnya. Guru harus mengembalikan semangat belajar anak - anak.
Komunikasi aktif antara guru dan siswa harus dibangun sedemikian rupa sehingga guru dapat membimbing secara optimal dan siswa dapat belajar sebaik - baiknya. Guru dan siswa tidak boleh mengalami miskomunikasi. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan benang merah penghubung komunikasi.
Komunikasi efektif antara guru dan siswa memang sangat penting agar interaksi personal tidak kaku. Kekakuan komunikasi dapat menyebabkan proses belajar terganggu.
.Penutup
Masalah kemalasan siswa dalam menjaslani proses pendidikan bukanlah hal baru. Sejak jaman dahulu, kemalasan siswa sudah menjadi pekerjaan rumah yang belum juga teruraikan.
Kita harus berusaha untuk mengkondisikan proses belajar sehingga kemalasan siswa dapat dihilangkan. Memang hal ini merupakan pekerjaan yang berat, tetapi inilah tugas dan kewajiban kita. Proses belajar harus berhasil dan siswa harus bersemangat dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar