Senin, 23 Desember 2024

MENCULIK TUHAN


#menculik_Tuhan

MEREKA 
Mohammad Saroni

Mereka datang pada-Mu
ketika langit putih abu-abu
dan suara ribut di baliknya
disertai kilatan-kilatan bertabur

Gelisah hatinya memecah hari




#menculik_Tuhan

I'TIKAF
Mohammad Saroni

Sunyi tanpa bunyi
sepi tanpa tepi
di sini aku duduk sendiri

Diam dalam pejam

Tubuhku hilang rasa
semua indera tak lagi berkuasa
tenggelam dalam diam

Kutarik Tuhan mendekatku
atau aku sorongkan diri mendekatnya
tidak jelas mana yang lekas

Yang kutahu, di sini aku diam
di sini aku mencoba merayu Tuhan
berharap kelu kesahku berjawab

Berdiam ku sini sendiri
berhadapan dengan Tuhan sejati
menculiknya dari semua ambisi
untuk mengadukan semua masalah diri

Malam telah hampir pagi
kokok jago memecah sunyi
dan aku segera sadar diri

Pada akhirnya semua berpasrah pada Illahi

Gembongan, 1 Maret 2025



#menculik_Tuhan
KAU ADA DI MANA-MANA
Mohammad Saroni

Aku selalu saja mencarimu
di tempat-tempat penuh gelak tawa
di tempat-tempat terang oleh lampu warna- warni
selalu saja kutemui bayang dan gema semu

Tetapi, aku hanya merasa seseorang mengawasiku
di mana pun dan kapan pun aku berada
tetapi setiap kali kucari tidak pernah kujumpa
bahkan bayang di balik cahaya rembulan pun tidak ada

Kata banyak ulama, kau ada di mana-mana
di setiap sudut-sudut, bahkan yang tersembunyi
Kau ada mengawasi setiap pola lakuku
yang baik ataupun yang buruk

Kau mengawasi semua lakuku
hanya mengawasi tanpa berbuat apa
tetapi para malaikatmu mencatat semua
tak ada sebutir pun yang terlewat

Kau, katanya selalu tersenyum
tidak ada raut wajah durja
tidak ada lekuk bibir berlipat
bibir itu selalu terlihat manis

Kau ada di mana-mana
hanya melihat semua yang kulakukan
tanpa berbuat apa-apa untuk konsekuensi
tetapi para malaikat tidak henti mencatat

Dan, kau tetap menebar cinta kasih dan sayang
sebab kau memang maha segalanya

Gembongan, 23 Februari 2025



#menculik_Tuhan

SEORANG LELAKI DI UJUNG MALAM
Mohammad Sarini

Seorang lelaki gelisah di ujung malam
tatapan matanya nanar memandang langit
mencoba bertanya pada bintang dan rembulan
tentang hidup dan kehidupan yang penuh misteri
seperti malam-malam gelap dipeluk kesunyian

Di beranda sebuah pos siskamling
lelaki itu duduk tepekur meresapi hidup
perjalanan panjang yang tidaklah mudah
sejuta luka sejuta duka adalah sahabat sejati
menemani kemana pun kaki terayun melangkah

Mata lelaki itu redup dalam bayangan rembulan
bibirnya terkatup rapat mengunci mulutnya
hanya nafasnya terlihat tersengal-sengal
ada sesuatu yang berdesakan di balik dadanya
seoerti sepasukan tentara yang terjebak di sarang musuh

Lelaki itu kehilangan akal sehatnya
malam telah menelan semua harga dirinya
yang tersisa hanyalah seonggok raga tanpa rasa
walaupun malam sudah mendekati ujung
tetapi matahari tidak juga di sudut hari

Lelaki mudah di ujung malam
tak tahu harus melangkah kemana
sedang semua yang dilihat adalah sama
tak ada petunjuk harus melangkah kemana

Bahkan Tuhan meninggalkannya
di ujung malam tanpa tepian
dan, dia diterkam kebingungan
siapakan dia yang sesungguhnya

Gembongan, 22 Februari 2025

#menculik_Tuhan

AKU
Mohammad Saroni

Aku adalah reinkarnasi
hidup lama yang membaru
tetapi semua kenangan samar
tak jelas siapa aku sesungguhnya

Hidup dan kehidupan ini berputar
datang dan pergi silih berganti
tidak peduli pagi maupun malam
waktu hanyalah jembatan penghubung

Dan, aku datang dari ujung jembatan
berpapasan dengan mereka yang pulang
mereka melangkah lesu dengan pandangan kuyuh
tanpa senyum yang manis di bibir biru

Hingga aku sampai di mulut jembatan
tak kudapatkan selembar senyum dari mereka
semua wajah nampak begitu kering
bahkan seakan bercerita tentang semua yang hening

Aku terus saja melangkah
arahku pasti tidak akan salah
sebab masa reinkarnasiku sudah tiba
sebuah pintu sudah menungguku untuk keluar

Dan, aku menangis kuat-kuat
sebab merasakan hawa yang begitu jahat
dari taring-taring yang mengkilap saat mereka menyeringai
menyambut kedatanganku dari selah-selah paha ibu

Gembongan, 30 Desember 2024


#menculik_Tuhan

PADA JEJAK SAMAR
Mohammad Saroni

Hidup adalah kenyataan rasa
sebab rasa adalah pondasi nyata
rasa telah menjadi pendorong langkah
untuk mendapatkan segalanya

Aku sering bertanya pada jejak
sebenarnya  cerita apa yang digoreskan.
sebegitu banyak jejak yang tertera
tetapi tak ada kaki pasti yang menapak

Seperti perjalananku setiap saat
kadang aku lewat tanah berlumpur
tetapi tak jarang jalan cor bertulang besi
hanya separuh jejak yang tertera

Jejak-jejak samar terus saja menapak
langkah-langkah senyap ditelan udara
sementara sesungguhnya jejak adalah cerita
ikatan kisah yang terangkum dalam pigura hari

Jejak siapakah yang membayang
saat air hujan menghapus tumpukan debu
menyeka telapak kaki yang menghitam
sebagai tanda bahwa pernah ada perjalanan

Mungkin bumi tidak mencatat semua jejak
tetapi langit merekamnya dalam buku besar
buku tentang hidup dan kehidupan semesta
sejak orok hingga tidak dapat lagi bergerak

Pada jejak samar ada sejuta gambar
sketsa hidup yang tidak pernah berhenti

Gembongan, 3 Januari 2025

Tidak ada komentar: