Rabu, 18 Januari 2023

PENTINGNYA MEMANEJ PROSES MENULIS

Kita pasti pernah menulis dan keteteran dalam penyelesaiannya. Banyak bahan untuk ditulis, tetapi terasa sangat sulit untuk mewujudkannya dalam bentuk tulisan. Akibatnya, bahan tulisan hanya menjadi konsep yang mentah, sama sekali tidak memberikan gambaran tepat terkait materi tulisan. Banyak penulis yang berkilah dan sibuk dengan berbagai alasan terkait mangkraknya tulisan mereka. Tentu saja alasan yang mereka sampaikan merupakan upaya untuk membela diri. Upaya yang dilakukan lebih banyak menutupi kekurangan diri dan menyerang kondisi yang berada di luar dirinya. Mereka enggan mengakui bahwa mereka kesulitan melanjutkan karena bekal pengetahuan yang tidak mereka miliki.  

Kondisi ini dapat kita antisipasi dengan menerapkan manajemen menulis. Bahwa, kegiatan menulis juga mempunyai teknik dan pola pengelolaan sehingga proses menulis dapat lancar dan hasil tulisan optimal. Kegiatan menulis merupakan kegiatan berkesinambungan untuk menyatakan gagasan yang akan ditulis. 

Gagasan itu terkumpul dalam pikiran dan harus dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada saat kita menuangkan dalam bentuk tulisan, maka pada saat inilah sering terjadi kondisi yang mampu menghambat proses penulisan. Kondisi yang memungkinkan adalah blank atau writter's block. Pada kondisi ini penulis merasa kesulitan untuk mewujudkan gagasan dalam bentuk tulisan. Proses menjadi mandeg. Pikiran seakan kehilangan kosa kata dan judeg

Tetapi, kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan pengelolaan proses. Artinya, kita harus menyusun langkah-langkah efektif dan konkret sehingga proses menulis berlangsung lancar. 

Manajemen dalam proses menulis

Kegiatan menulis merupakan kegiatan sistematis, yaitu pekerjaan yang dilakukan secara terprogram, tersusun, bertarget, dan mengandung materi atau gagasan tertentu. Proses menulis membutuhkan kontinuitas dalam banyak aspek sehingga tidak akan terputus sebelum tuntas materi yang dituliskan.

Seorang penulis harus dapat mengelola kegiatan menulisnya sehingga sejak awal dapat berlangsung hingga akhir. Proses dapat berlangsung hingga karya tulisan tuntas. Kegiatan menulis adalah kegiatan yang relatif panjang atau lama sehingga dibutuhkan energi yang stabil. Energi yang tetap selama proses menulis dilakukan penulis. 

Jika, seorang penulis melakukan proses menulis dengan energi yang labil, katakan ogah-ogahan, maka selama proses pasti mengalami kesulitan. Sedangkan, penulis dengan energi yang stabil akan tetap konsisten dengan kegiatannya dan tidak kesulitan untuk berproses. Ini merupakan salah satu cara mengelola kegiatan menulis. 

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengelola proses menulis, yaitu:

a. Menentukan jenis tulisan
Banyak jenis atau ragam tulisan yang dapat kita tulis. Setidaknya ada 2 (dua) kelompok besar, yaitu fiksi dan nonfiksi. Kita harus menentukan jenis tulisan kita. Masing-masing kelompok tersebut membidani banyak jenis tulisan yang lain.

Setidaknya, kita perlu tahu bahwa @. Fiksi adalah jenis tulisan yang didasarkan pada khayalan atau imajinasi. Menulis fiksi didasari oleh kekuatan pikiran kita dalam berkhayal. Kita membatangkan sesuatu yang khayal, absurd dan mengikatnya dalam bentuk tulisan. Ada yang kita tulis dalam bentuk puisi dan prosa. 
* Puisi menekankan pada menyusun tulisan dengan pilihan diksi yang padat tetapi singkat. Kita menuliskan tentang sesuatu dengan bahasa yang metaforis dengan makna yang tersembunyi dan pembaca dapat mrngapresiasi, menginterpretasi sesuai pola pikirannya. Sebuah puisi dapat memberikan multimakna jika yang mengapresiasinya berbeda. Contohnya, puisi, gurindam, syair, dan lain-lainnya. 

Sedangkan, 
* Prosa merupakan karya tulis yang relatif mengeksplore cerita atau sejenisnya dalam ukuran pendek ataupun panjang. Seorang penulis prosa dapat menyusun gagasannya dalam bentuk cerpen, cerbung, novelet, novel, skenario, naskah drama, dan yang lainnya. Artinya, seorang penulis menggarap tulisannya dari awal hingga akhir dengan permainan kata dan kalimat yang menggambarkan cerita. Dalam penulisan prosa, biasanya penulis melengkapinya dengan dialog pendukung tulisan. Tulisan disusun dari kondisi landai perlahan merambat naik menuju klimaks dan akhirnya landai lagi menuju turun.

Dengan memperhatikan jenis tulisan fiksi ini, setidaknya kita dapat mengetahui karakter dan bentuk serta garis besar tulisan tersebut.

@. Non-fiksi

Adalah karya tulis yang didasarkan pada informasi nyata, fakta.yang terjadi di dalam kehidupan. Karya tulis non-fiksi dapat beragam bentuk dan jenisnya. Bentuk dan jenis tulisan ini membawa visi dan misi masing-masing. Tetapi, dari sekitar banyak ragam tulisan non-fiksi, kita akan mendapatkan informasi penting terkait sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita.

Tulisan non fiksi memberikan peluang bagi penulis untuk menyampaikan informasi dan pengetahuannya terkait materi yang ditulisnya. Penulis menyampaikan pendapatnya dan responnya sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk memahaminya. 

Ada beragam bentuk tulisan non-fiksi, misalnya berita, laporan perjalanan, feature, opini, dan yang lainnya. Masing-masing mempunyai bentuk tulisan tersendiri. 

Kita juga mengenal jenis tulisan, yaitu essaiEssai merupakan satu jenis tulisan yang membahas mengenai sesuatu yang sedang aktual menurut sudut pandang penulis dengan konsep dasarnya. Setidaknya, essai merupakan tanggapan seorang penulis terhadap kondisi yang ada masyarakat dan pendapat penulis terhadap kondisi tersebut. 

Penulis mencoba memberikan tanggapan terhadap kondisi dengan mencukil teori-teori yang mendasarinya dan pendapat pribadinya terkait kondisi tersebut.

b. Menentukan tema tulisan
Tema tulisan merupakan koridor yang akan mengantar penulis untuk menyampaikan gagasannya. Tema memegang peran penting agar penulis tidak mengalami perselingkuhan atau kesalahan arah tulisannya. 

Kita harus menentukan tema tulisan pada saat memutuskan untuk menulis. Hal ini untuk mrmudahkan kita memusatkan obyek tulisan. Kita tidak akan membias saat menulis. Seperti dinding, maka tema ini akan membentengi langkah menulis kita sehingga lurus menuju arah yang benar. Dan, hal ini akan menghindarkan tulisan kita yang ngalor ngidul. 

c. Merencanakan kegiatan
Menulis adalah kegiatan berkesinambungan yang membutuhkan waktu secara intens. Dalam kurun waktu tertentu, maka proses menulis dilakukan, baik sampai tuntas atau terhenti pada waktu tertentu.

Oleh karena kondisi tersebut, maka kita harus merencanakan kegiatan menulis yang kita lakukan. Kita tidak dapat asal menulis untuk menghasilkan tulisan yang bernas. Kita membutuhkan satu prosedur yang teratur dan terarah sehingga jelas langkah kegiatannya. 

Langkah yang kita maksudjsn adalah perencanaan kegiatan menulis. Kita harus merencanakan kegiatan menulis sedemikian rupa sehingga kita dapat runtut dalam prosesnya. Perencanaan kegiatan menulis sangat berpengaruh pada ritme kegiatan menulis kita. 

Kegiatan menulis harus diprogramkan sehingga setiap langkah prosesnya terarah dsn pasti. Kita tidak akan mengalami writer's block lagi. Hal yang lain, kegiatan menulis yang sudah terencana/terprogram dapat dilakukan secara lancar. Hal ini karena prosedur dilakukan secara berurutan.

d. Mengatur jadwal kegiatan

Jadwal merupakan bagian yang harus dibuat pada saat kita akan melakukan kegiatan. Jadwal ini yang mengatur waktu kegiatan harus dilakukan, dihentikan ataupun diselesaikan. Dengan jadwal ini, maka kita dapat melakukan proses menulis secara profesional.

Ritme kegiatan atau proses menulis harus diatur sehingga kita dapat mengkondisikan diri kita. Pengkondisian yang kita makaudkan bertujuan untuk mendisiplinkan diri dalam menulis. Menulis itu kegiatan profesional,maka harus dilakukan secara profesional juga. Salah satu indikasi keprofesionalitasan seseorang dalam melakukan kegiatan adalah kedisiplinannya dalam berproses.   

Kita harus menyusun jadwal proses menulis agar dapat kita tentukan waktu yang dibutuhkan untuk menulis. Dengan demikian,maka kita tidak akan mengalami ketergesaan ataupun keterlambatan dalam penyelesaian kegiatan menulis. Pada sisi ldinnya, kita dapat segera menyelesaikan kegiatan menulis yang lainnya. 

e. Menentukan target waktu kegiatan

Menentukan target waktu kegidtan sangat terkait dengan produktivitas kegiatan menulis. Dengan target waktu, maka kita dapat menetukan dan mengetahui kebutuhan waktu menulis. Pada sisi lainnya, target menulis dapat mengkondisikan diri untuk berdikap disiplin dalam menulis. 

Target waktu menulis merupakan satu cara untuk mendisiplinkan diri. Hal ini karena target waktu menulis memaksa kita untuk menyediakan waktu menulis. Kita dapat mengelola waktu sehingga ada waktu-waktu khusus untuk menulis. Misalnya, kita dapat menyediakan waktu khusus untuk menulis. Penyediaan waktu dapat terkait harga waktu ataupun saat waktu. 

Harga waktu adalah ukuran terkait lama dan pendek yang dibutuhkan, misalnya 1 (satu) jam waktu. Sementara itu, saat waktu mengisyaratkan pada kita kapan kegiatan menulis dilakukan, misalnya malam hari atau pagi hari. Kita harus membuat jadwal terkait harga dan saat waktu menulis.

Kita dapat saja melakukan kegiatan menulis secara acak,bsik harga maupun saat waktu menulis. .Tetapi, hal tersebut berdampak pada ketidakdisiplinan kita dalam menulis. Menulis sak kobere! Tentu saja, hasilnya pun sak onoke. Sementara kita berharap bahwa proses menulis yang kita lakukan dapat produktif.

f.  Menambah amunisi materi kegiatan

Kegiatan menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengeluarkan gagasan atau ide yang ada di dalam pikiran kita. Dengan menulis, maka kita mencoba untuk mengaktualisasikan pemikiran atau imej pikiran kita sehingga dapat tersampaikan pada orang lain secara tertulis. 

Sebagai keseimbangan, maka untuk dapat melakukan proses mengeluarkan ide,  kita harus memasukkan informasi baru ke dalam pikiran kita. In and out haruslah berlaku seimbang. Hal kni untuk menjaga kesinambungan proses menulis.

Ketidakseimbangan antara in dan out akan berakibat terjadinya kehabisan ide atau writer's block. Seorang penulis tidak boleh mengalami kondisi ini sebab dapat mengganggu proses kreatifnya. Di samping itu, writer's block dapat mengakibatkan penulis kehilangan gairah atau semangat menulis. Akibatnya, tulisan yang dihasilkan terbengkalai sebab terputus di tengah perjalanan. 

Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka seorang penulis harus menambahkan informasi baru ke dalam pikirannya. Upaya tersebut dapat dilakuan dengan membaca buku ataupun sumber informasi lainnya atau membaca kehidupan. Untuk membaca kehidupan, maka seorang penulis harus melakukan perjalanan dengan obyek kehidupan. 

Begitulah seharusnya seorang penulis melakukan proses kreatifnya dalam menulis. Prosedur ini perlu diketahui oleh penulis agar kegiatan menulis dapat dijalani dengan lancar. Jangan sampai seorang penulis mengalam writer's block. Kelancaran proses menulis menjadi indikasi keberhasilan dan produktivitas penulis menggasilkan karya-karyanya. 

Semoga bermanfaat untuk sidang prmbaca.


Gembongan, 22 Februari 2023

Tidak ada komentar: