Senin, 16 Oktober 2023

PERANAN KEGIATAN MEMBACA PADA KARAKTER ANAK

Alkisah, ada seekor kancil yang sangat cerdik dan pandai. Kancil ini terpisah dari keluarga besarnya. Perpisahan terjadi saat para pengelola hutan membabat pepohonan dan belukar di hutan itu. Dan, hutan itu adalah tempat tinggalnya dan keluarga besarnya. Tetapi, akibat pembabatan itu, maka mereka lari kocar-kacir. Mereka terpisah satu dengan yang lainnya. Dia sendirian dan tidak tahu dengan keluarganya. Karena kondisi tersebut, maka dia bertekad untuk bertahan hidup sekuat tenaga. Dia optimalkan semua kemampuan yang dimilikinya, afektif, kognitif, ataupun psikomotoriknya. Maka, jadilah dia sebagai seekor kancil yang mandiri, yang mampu menjalani hidup dengan kemampuan yang dimilikinya. Di samping itu, mereka mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul.

Ini merupakan karya literasi yang berbentuk fabel. Fabel artinya cerita yang tokoh-tokohnya dirupakan binatang. Kita mengangkat cerita kehidupan dengan tokoh-tokoh binatang. Pada umumnya, cerita fabel ditulis sebagai cara memberi nasihat pada masyarakat, khususnya anak-anak. Analogi binatang sebagai manusia merupakan upaya untuk mendekatkan pesan, amanat, dan nilai-nilai hidup dengan dunia anak. Dunia anak adalah dunia fantasi, dimana hal mungkin dapat terjadi. Dalam pemikiran anak-anak, binatang juga dapat berbicara. Oleh karena itu, fabel sangat tepat untuk dipergunakan sebagai sarana pendidikan anak-anak.

Dunia Anak, Dunia Khas

Dunia anak-anak adalah dunia yang paling indah. Dunia anak-anak mampu memberikan suasana yang membahagiakan hati. Dunia anak-anak atau kita sebut sebagai masa anak-anak masa, dimana seorang anak dapat mengeksplorasi kemampuan dirinya tanpa penghalang sehingga dapat menunjukkan potensi yang dimilikinya. Dunia anak-anak memang dunia yang penuh kebebasan. Anak-anak dapat melakukan segala keinginan sesuai porsinya. 

Salah satu aspek penting dalam dunia anak-anak adalah kemampuan berkhayal. Kemampuan berkhayal memungkinkan anak-anak dapat membayangkan sesuatu yang mustahil menjadi sesuatu yang nyata, setidaknya dalam pikiran mereka. Daya khayal ini sangat besar sehingga seringkali kita, yang dewasa dibuat kebingungan. Seorang anak dapat berbicara dengan dengan apapun. Segala hal yang ada di sekitar andk merupakan sarana untuk bermain, berkomunikasi. 

Dunia anak adalah dunia yang khas. Setiap orang berusaha untuk membawa dunia anak ke dalam kehidupannya. Mereka berusaha menghadirkan kembali dunia anak ke kejidupannya. Oleh karena itu, tidak jarang kita menemukan orang-orang dewasa yang bersikap sebagai anak-anak. Selalu ada kerinduan orang dewasa terhadap dunia anak-anak. Mereka ingin kembali ke dunia anak-anak, tetapi tidak pernah dapat mewujudkannya. Hal ini karena, mereka mencoba membawa dunia anak-anak ke dalam kehidupannya sekarang. Terlalu jauh perbedaan antara dunia anak-anak dengan dunia orang dewasa. Oleh karena itu, dunia anak-anak dikatkan sebagai dunia yang khas. 

Kita harus memasuki dunia anak-anak.

Ya! Untuk dapat memahami kembsli situasi dan kondisi dunia anak-anak, maka kita harus memasuki dunia mereka. Kita yang harus melebur diri, berusaha untuk memasuki dunia anak-anak untuk dapat mengetahui, bahkan bersikap sebagai anak-anak. Kita yang harus melebur ke dalam dunia anak-anak karena kita yang lebih mudah beradaptasi dengan situasi dan kondisi di lingkungan kita, terutama lingkungan anak-anak.

Dunia anak-anak dan dunia orang dewasa memang jauh berbeda. Tetapi, orang dewasa dapat memasuki dunia anak-anak, sebaliknya anak-anak akan mengalami kesulitan untuk memasuki dunia orang dewasa. Artinya, orang dewasa dapat melakukan proses pengkondisian sehingga anak-anak dapat menjadi sebagaimana harapan orang dewasa. Oleh karena itu, kewajiban orang dewasa untuk mengkondisikan anak-anak sehingga mengikuti yang disampaikan orang dewasa. Salah satu aspek yang dapat disampaikan orang dewasa kepada anak-anak adalah pembentukan karakter anak-anak.

Salah satu pintu yang memungkinkan orang dewasa memasuki dunia anak-anak adalah melalui literasi, khususnya literasi tulis dan baca. Dua jenis literasi ini dapat dijadikan sebagai jembatan penghubung untuk membawa anak-anak pada pembentukan karakter, melalui karakter dari penokohan cerita literasi. 

Seorang penulis, orang dewasa harus dapat mengungkapkan ide, gagasan dalam bentuk cerita. Cerita inilah yang kita jadikan jembatan penghubung yang mengantarkan anak-anak ke pembentukan karakter. Pesan dan amanat yang kita sisipkan dalam cerita merupakan anak panah yang dapat menghujam langsung ke ulu hati sehingga tumbuh dan berkembang kesukaan dan kecintaan anak-anak  pada karya literasi. 

Untuk mewujudkan kondisi tersebut, maka penulis harus dapat memasuki dunia anak-anak. Karya tulis yang dihasilkan seorang penulis harus dapat mewakili dunia anak-anak. Jika seorang penulis dapat memasuki dunia anak-anak, maka tingkat keberhasilan dalam menanamkan pengaruh, khususnya karakter tercapai. Penulis merasa yakin mengatakan hal tersebut sebab pada saat anak-anak membaca karya tulis tersebut, maka amanat dan pesan dapat terekam dalam memori otaknya. Pesan dan amanat yang terekam inilah yang diyakini menjadi energi untuk mengembangkan karakter anak. Pengembangan karakter dalam hal berarti juga pada pembentukan karakter. 

Peranan kegiatan membaca pada pembentukan karakter

Kegiatan membaca merupakan kegiatan literasi untuk mengeja dan memahami kata, kalimat, dan alenia tulisan ataupun segalan kejadian di sekitar kita untuk menjadikannya sebagai stimulus perubahan dalam diri kita. Kegiatan membaca mengkondisikan kita untuk melakukan perubahan, positif dalam diri kita sehingga sesuai dengan nilai-nilai yang diterapkan dalam  kehidupan.

Pada saat kita bergiat membaca, maka pada saat itu kita mencoba untuk menanamkan konsep-konsep pengetahuan dan nilai-nilai positif ke memori otak kita. Proses penanaman ini menjadikan perubahan kuantitas dan kualitas pengetahuan maupun nilai-nilai positif kehidupan dalam diri kita. Amanat dan pesan yang tersimpan di dalam bacaan akan menjadi pengalaman jiwa dan teraplikasi dalam kehiduoan sehari-hari. Semakin banyak kita membaca, maka semakin banyak pengetahuan dan nilai-nilai positif yang tertanam di dalam memori otak kita.

Dalam konteks inilah, kita dapat menemukan kenyataan bahwa kegiatan membaca sangat penting dalam proses pembentukan karakter anak-anak. Semakin banyak hal yang dibaca oleh anak-anak, maka semakin banyak pengetahuan dan nilai-nilai yang didimpan dalam memori otak. Oleh karena itu, kita harus menggiatkan anak-anak dalam proses membaca. Anak-anak harus dikondisikan agar tumbuh kebutuhan untuk membaca. Kita harus dapat membangkitkan semangat membaca pada anak-anak sehingga memberdayakan setiap waktunya untuk membaca. Dengan bertumbuhnya semangat membaca, maka banyak amanat dan pesan dapat ditanamkan ke dalam memori otaknya dan akhirnya membentuk karakter positif dalam dirinya. 

Karakter positif dapat terbentuk dengan berbagai cara. Setiap orang dapat ikut berperan dalam pembentukan karakter positif ini. Hal ini karena setiap orang mempunyai cara khusus dalam proses pembentukan karakter anak-anak. Cara-cara yang dapat dilakukan di antaranya adalah peneladanan, pewejangan, dan kegiatan membaca. Untuk menjadi baik, seseorang dapat mengembangkannya dengan meneladani karakter seseorang yang patut diteladani. Dengan meneladani seseorang, setidaknya anak-anak dapat menduplikasi dan mereplikasi untuk dirinya. Kita tahu dan menyadari bahwa anak adalah duplikator terbaik. Seorang anak mempunyai kemampuan menduplikasi dan mereplikasi hal-hal di luar dirinya untuk menjadi bagian integral dirinya.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan menyerap dan memahami pesan dan amanat yang diselipkan penulis di dalam karya tulisnya, bacaan. Dengan demikian, maka semakin banyak membaca akan menyebabkan semakin banyak pesan dan amanat diserap dan dipahami oleh anak-anak. Oleh karena itu, kita perlu menciptakan kegiatan dan lingkungan yang dekat dengan kegiatan membaca. Masyarakat harus menyadari peranannya sebagai pendamping dan pembimbing anak-anak dalam proses pengembangan dirinya. Bentuk kesadaran tersebut tidak lain adalah memberi peluang anak-anak untuk dapat memperoleh bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. 

Akhirnya, penulis menutup tulisan ini dengan harapan dan doa agar kegiatan literasi baca dan tulis dapat tumbuh dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan mampu melakukan perubahan positif pada karakter anak-anak. Semoga...


Gembongan, 25 Oktober 2023

Mohammad Saroni
Gembongan, Gedeg, Mojokerto
Penulis buku #Mengelolajurnal pendidikansekolah

Tidak ada komentar: