Kamis, 25 Agustus 2022

BERGURU PADA KEHIDUPAN


Kehidupan adalah sekolah yang paling holistik. Kehidupan adalah sekolah yang sengguhnya sekolah. Hal ini karena 3 (tiga) aspek dasar pendidikan ada di dalamnya, afektif, kognitif, dan psikomotor. Bahkan, proses pembelajaran di kehidupan adalah aplikatif. Kita secara langsung belajar dan menerapkan hasil belajar tersebut.

Setiap saat kita menemukan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dalam kehidupan. Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif tersebut langsung kita terapkan dal8am kehidupan. Hal ini karena kita langsung berada dalam lingkungan hidup. Kita secara langsung berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain. Untuk dapat melakukan interaksi dan komunikasi, maka kita harus memiliki 3(tiga) bekal tersebut.

Belajar dari orang lain
Kita dikatagorikan sebagai makhluk sosil. Sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat mengabaikan orang lain. Keberadaan kita adalah karena adanya orang lain. Tanpa orang lain, kita tidak dapat melakukan apa-apa.

Oleh karena itu, kita harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Kita tidak dapat hidup sendiri. Walau pernah ada yang mencoba hidup sendiri, Robinson Crusoe, tetap saja tidak dapat. Tetap membutuhkan orang lain agar dapat menjalani hidup sebaik-baiknya.

Orang lain adalah guru kehidupan. Dengan memperhatikan orang lain, maka kita mendapatkan pengalaman dari yang dialami orang lain. Pengalaman tersebut menjadi energi untuk antisipasi jika negatif dan mengembangkan diri jika positif.  Pedulilah kepada orang lain agar kita mengetahui kebaikan dan keburukan sehingga kita dapat memilahnya untuk kebaikan hidup kita. 

Pedulilah pada orang lain
Kita tidak dapat hidup tanpa orang lain. Orang lainlah yang menyempurnakan kehidupan kita. Banyak hal yang tidak dapat kita lakukan sendiri, apalagi harus memenuhi sendiri. Perlu peran orang lain agar.kita dapat melangsungkan kehidupan.

Begitu pentingnya peran orang lain sehingga kita harus mempunyai kepedulian terhadap mereka. Kita berpedanan pada hukum timbal balik, jika kita melakukan sesuatu kepada orang lain, maka sebaliknya orang lain akan melakukan sesuatu untuk kita. Dengan mempedulikan orang lain, berarti kita memperkuat tali penghubung kausalik tersebut. 

Memang telah menjadi karakter dasar setiap orang bahwa jika mendapatkan perhatian dari orang lain, maka akan balik memperhatikan. Ada yang yang simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme. Ini merupakan hukum alam yang mengikat kita. Setiap kita mengambil salah satunya untuk diri kita. Tetapi, konsep dasarnya tetap yaitu interaksi dan komunikasi dengan makhluk lainnya.

Orang lain atau masing-masing kita adalah guru dalam kehidupan. Kita adalah sosok-sosok yang dipercaya dan ditiru oleh orang lain untuk kehidupannya. Oleh karena itu kita berusaha untuk menampilkan hal terbaik dalam hidup kita. Hal ini juga terkait hukum positif yang diterapkan di masyarakat kita, bahkan seluruh dunia. Hukum positif menjadi pondasi dan latar belakang menjalani kehidupan. Sedangkan, yang negatif menjadi lawan yang harus dianulir dalam kehidupan ini. 

Kita memang harus belajar dari lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik. Lingkungan akan mengajari kita bagaimana seharusnya menjalani kehidupan. Semakin kita berinteraksi dengan kehidupan, orang lain, maka semakin terbentuk afektif, kognitif, dan psikomotor kita.
 Selamat belajar

Gembongan, 27 Agustus 2022

Tidak ada komentar: