Selasa, 05 Desember 2023

PUISI KEBIMBANGAN

PADA PEREMPATAN JALAN
Mohammad Saroni

Hidup ini melaju tak henti
menuju satu arah pasti
hidup bahagia senang hati
seperti matahari bersinar setiap hari

Jalan yang kita lalui tak selalu lurus
belokan- belokan tajam tidak terurus
atau pertigaan dan perempatan  bagus

Perang batin berkobar saat lewat perempatan
kemana kaki harus diayunkan
sebab kepala dan hati sering bersengketa
memilih jalan sendiri-sendiri saja

Dan, ketika kita sampai perempatan
padang lurus, kanan dan kiri
pandangan lah jauh ke arah itu
dan, tetapkan hati ke arahnya
sebab hati lebih berdasar rasa
dan kepala lebih berdasar logika
U
Rasa dan logika sering bertengkar
saat kita berada di perempatan
antara kejujuran, kekerabatan, keakraban, dan kebutuhan
yang mana harus.kita ikuti
agar arah yang dituju benar

Pada perempatan jalan
kita bertengkar dengan hati sendiri
ke arah mana harus kita ikuti
agar tidak salah arah

Gembongan, 5 Desember 2023


JANGAN SALAH BERPIJAK
Mohammad Saroni

Hidup tidak lepas dari pijakan
bebatuan cadas ataukah tanah berlumpur
bukan alasan bagi kita untuk berdiam
sebab tanpa pijakan hidup akan goyah
seperti pohon tanpa perakaran

Tetapi, tidak lantas kita semaunya
peduli apapun kita pijak
walau tahu hanya baik sesaat
lantas kita terjungkal
terpuruk pada tanah berdebu

Pijakan adalah pondasi
semakin kokoh pijakan pondasi semakin kuat
tak goyah bangunan bahkan oleh gempa
berdiri menantang semua aral

Dan, pada iklim pancaroba ini
kita jangan salah memilih pijakan
sebab taruhannya masa depan
setidaknya dalam panca warsa ke depan
cukuplah sekali kita salah pijak
jangan lagi terperosok untuk kesekian kali 

Hidup ini bukan permainan 
walau kita sering dipermainkan
hidup ini bukan sekedar hiasan
walau janji sering menghiasi papan
dan, akhirnya hanya sebagai bualan

Jangan salah berpijak
pastikan pijakan kita kokoh
pijakan yang mampu membuat kenyamanan
dan, bukan sekedar retorika lidah semata
sebab membuat janji sangatlah mudah
yang sulit adalah mewujudkan janji secara nyata

Gembongan, 5 Desember 2023

AKU SUDAH TAHU
Mohammad Saroni

Aku sudah tahu
bahwa setelah hujan bisa ada pelangi
menghias langit menghibur bumi
agar air hujan tak berubah menjadi tangis

Aku sudah tahu
janji sejati adalah janji matahari
menghangatkan bumi menerangi langit 
agar udara tidak mati kedinginan

Aku sudah tahu
bahwa bintang begitu jauh di angkasa
sinarnya tak mampu beriku kehangatan
hanya kedipan menggoda setiap saat

Aku sudah tahu
rekam jejakmu di atas bumi pertiwi
ada yang dangkal ada yang tidak ada bekas
kita dapat membacanya setiap waktu

Aku sudah tahu
tetapi aku tidak pernah tahu
kebenaran semua itu
sebab jejak dapat dibuat-buat

Gembongan, 6 Desember 2023

AKU BERMIMPI
Mohammad Saroni

Aku bermimpi di balik kabut malam
awan berarak di atas jalanan
lampu-lampu berpendar dikerubungi laron
terbang berputar-putar di seputaran pijar lampu

Aku menemukan laron-laron jatuh ke bumi
kehilangan sepasang sayapnya
bergerak cepat di antara tumpukan sayap
kehilangan kepercayaan diri

Dan, ketika lampu tiba-tiba dipadamkan
kegelapan langit semakin sempurna
kunang-kunang sudah hilang jejak
berganti semut yang berbondong-bondong
menggotong beberapa laron yang sudah lemas

Aku bermimpi laron-laron dibawa ke liang
beberapa masih bergerak-gerak pelan
tanda kehidupan masih mendekam
tetapi para semut tidak peduli
terbayang sebulan menikmati makanan lezat

Dan, aku tidak lagi bermimpi
sebab semut menjadi pihak penuh keuntungan
laron-laron menjadi korban abadi
atas ambisi dan kebodohan yang menyatu
menyerbu pijar lampu yang membuatnya mati

Lantas, mengapa laron harus terbang mengitari pijar lampu
sementara mereka tahu itulah pintu menuju mati
seperti kita, kenapa harus bergerak menuju keramaian
jika keramaian itu membuat kita mati
mati rasa, mati malu, mati jiwa, mati hati, mati kata, mati segalanya

Aku bermimpi, 
dalam jaga mataku
dalam tegak kepalaku
dalam kuatnya kesadaranku
sebab aku tidak sedang tidur

Gembongan, 6 Desember 2023

PARA ORATOR
Mohammad Saroni

Pengeras suara terdengar menghentak
mengusir berpasang burung di pepohonan
panggung sudah berdiri megah
saatnya harus mengecek suara
mampukah merontokkan jantung pendengar
hingga bergerak berkumpul di sini 

Panggung sudah dihias beragam bendera
warna-warna terlihat begitu menantang

Di panggung inilah semua orang beradu gagasan
para orator berpidato hingga air ludahnya menyembur
wajahnya terlihat keras dan kaku
gerahamnya sesekali berkerut- kerut
tangannya mengepal memukul udara

Mereka berucap berapi-api
air ludahnya mampu membakar hati
pandangan matanya menghujam hati siapa saja
kata-katanya adalah anak panah sang Arjuna
sekali lepas dari tali busur berjuta meluncur ke angkasa

Di panggung ini para orator berkiprah
suaranya harus mampu membahana
kata-katanya harus mampu menguasai jiwa
menggiring setiap orang untuk bersatu
ke dalam pengaruhnya

Gembongan, 7 Desember 2023

UDARA MULAI MEMANAS
Mohammad Saroni

Iklim pancaroba telah datang
matahari sudah mulai jarang berkunjung
awan berarak memenuhi hamparan langit
hingga udara tak dapat lagi bersirkulasi
udara berdiam di tempat tanpa  gerak
bergesek dengan sejuta butiran debu
memanas

Iklim pancaroba telah datang
sesekali langit menurunkan air hujan
tak jarang hanya memamerkan awan berarak
tak lama kemudian awan menghilang
tinggalkan panas memeluk wajah bumi

Panasnya iklim tidak hanya membakar udara
orang-orang pun telah terbakar jiwanya
suara-suara bersahutan tanpa aturan
tak ada lagi unggah-ungguh
seperti hidup hanya datar saja

Orang-orang saling memaki sudah biasa
orang-orang saling berseteru juga tak apa
jika tak ada kesamaan hati dan jiwa
bahkan yang seiring saja dapat pecah

Udara mulai memanas
gerahku membuat hatiku resah
sebab semua saudara dan teman
mampukah aku berpaling wajah
walau panas di wajah sudah mulai membakar

Gembongan, 7 Desember 2023


SUARA HATI
Mohammad Saroni

Dinding-dinding hati bergetar
suaranya berdentum membahana
tetapi hanya dapat didengar jiwa

Dinding-dinding hati bergetar
lahirkan gema yang mengumandang
walau hanya dapat di dengar telinga hati

Dinding-dinding hati bergemuruh 
suaranya terdengar bertalu-talu ke kedalaman sukma
walau hanya berputar-putar di tempurung otak

Seribu bahkan sejuta kata berdatangan
berbisik pada liang telinga kiri dan kanan
membisiki jiwa agar terlena
membisiki hati agar tak bergeming
membisiki sukma agar terpesona
dan, memaksa untuk berpaling kepadanya

Tetapi, suara hati adalah kejujuran illahi
terbungkus di balik kesucian jiwa
sekuat apapun kata menggodanya
tak kan mampu janji membaliknya
sebab kejujuran illahi adalah sesungguhnya janji
tak tergoda oleh pelangi kata manusia

Gembongan, 7 Desember 2023

BENDERA YANG KEDINGINAN
Mohammad Saroni

Hari-hari ini hujan mengguyur
titik-titiknya seperti anak panah menghujam
wajah bumi merintih pori-pori tubuhnya terbuka
air hujan berebut memasuki setiap lubang porinya
sementara udara perlahan membeku

Udara tak mampu berlari
kaki-kakinya terbungkus dingin
tak ada angin yang menghangatkan
dan, bendera-bendera tidak lagi riang
mereka tidak lagi berkibar
mereka berebut memeluk tiang yang juga sudah membeku

Hujan yang turun beberapa hari ini
adakah isyarat kebekuan hati
isyarat hilangnya kepedulian diri
pada kehangatan yang tidak memberi arti
sebab nilai-nilai kehidupan yang sudah terkubur
ambisi dan kesombongan telah menguasai hati

Seusai hujan mengguyur kotaku
tiang bendera berdiri tegak kaku
bendera yang biasanya berkibar di puncaknya
sekarang diam menggigil kedinginan
kehilangan jati diri
bahkan ada yang tersungkur mencium bumi

Bendera yang biasanya berebut ruang langit
sekarang beku kedinginan oleh air hujan
semangat yang menggebu pada awalnya
kini telah hilang bersama hilangnya matahari
dan, awan bergumpal berarak di atas
simbol kedukaan yang tidak ada batasnya

Gembongan, 8 Desember 2023

BILA KATA SUDAH BERKUASA
Mohammad Saroni

Kata adalah bilah pedang tajam
dari satu lidah yang pintar bersilat
sekali terucap langsung menerjang dalam
tanpa.luka menganga atau darah yang muncrat

Kata adalah jaring laba-laba
mengikat dan mengurung begitu kuat
tak mudah melepaskan jiwa
sebab sekali jiwa terikat selamanya terjerat

Kata adalah anak panah yang melesat dari busurnya
menghujam tanpa rasa tanpa jeda
menusuk langsung ke lubuk hati
menerobos hingga menuju jiwa 

Dan, ketika kata berkuasa
langit tunduk bumi merunduk
orang-orang kehilangan kosa kata
sebab tubuh mereka akan terbungkuk-bungkuk
mengangkat tangan untuk menyerah

Kata adalah perisai
yang melindungi diri dari serbuan para orator
agar hati dan jiwa tidak akan terpesona
dan tidak akan berarti apa-apa

Ketika kata sudah berkuasa
bahkan dinding yang tebal akan hancur
pertahanan diri tidak akan berarti lagi
sebab kata-kata menerobos udara
menembus apapun yang menjadi pembatas
kata-kata adalah paruh burung api
membakar semua yang dilewatinya

Gembongan, 8 Desember 2023

PAGI BERKABUT
Mohammad Saroni

Semalam hujan turun dengan derasnya
langit terbuka semua pori-porinya
dan, bumi menerima tetesan air dengan pasrah
membasah butiran tanah agar tak rengkah

Udara semalam terasa begitu dingin
tubuh menggigil seakan akan menuju beku
selimut tak mampu mengusirnya
meringkuk berpeluk lutut

Dan, pagi ini saat ayam jantan berkokok
kubuka pintu dan jendela rumah
udara dingin masih menyergap tubuhku
terkesiap wajahku seakan ditampar kabut

Di luar rumah, kabut menyelimuti
seperti awan tipis yang menghalang pandang
mungkin bumi sedang melakukan meditasi
mengobati berjuta luka di wajah dan tubuhnya
atau bumi sedang memproteksi diri
dari akibat kecerobohan manusia

Pagi berkabut hatiku berselaput
kita memang harus berlindung dan melindungi
agar kerusakan tak berlanjut kehancuran

Gembongan, 9 Desember 2023


GENGGAM KEBEBASAN KITA
Mohammad Saroni

Udara dan langit sudah mulai panas
matahari berpijar tanpa ada kendali
sinarnya langsung menerpa wajah bumi
membakar semua yang ada di hamparan tubuhnya

Saat inilah tali-tali membentang 
setiap ruang gerak ada temali jebak
dengan berbagai upaya kita digiring
menuju lubang-lubang tali jebakan
salah kaki kita melangkah diri akan tergantung
tak dapat lagi berbuat apa

Dan, ketika kaki terikat oleh temali jebak
kemerdekaan kita terkungkung di situ
kebebasan kita hilang  tak lagi berbilang
bagai kerbau yang dicucuk lubang hidung
kemana tuan melangkah ke situ dia mengarah

Lantas, apalah arti keberadaan diri
ketika kebebasan sudah terikat
bahkan berkehendak sudah tidak dapat lagi
berkata apalagi bertindak tak mungkin kita lakukan
kita akan menjadi pribadi yang kehilangan kepribadian
sendiko dawuh pada para penjerat kita

Kebebasan adalah milik pribadi kita
harus kita pertahankan hingga akhir hayat
walau harus berdampingan dengan kebebasan orang lain
tetapi, kebebasan kita adalah hak yang harus diperjuangkan
jangan sampai kebebasan kita direnggut
genggam erat-erat hingga kiamat
dengan tetap bertanggungjawab

Gembongan, 9 Desember 2023

Tidak ada komentar: