Senin, 12 September 2022
APAKAH ADA BUDAYA ANTRI SAAT MENULIS?
Budaya antri telah dijadikan salah satu indikator karakter seseorang. Kita dapat mengetahui karakter seseorang berdasarkan sikapnya saat antri. Seseorang yang tidak tertib dikatakan sebagai orang yang tidak berbudaya. Akibatnya, mereka mendapatkan perlakuan negatif dari masyarakat, terutama mereka yang sama-sama antri pada waktu yang sama. Sementara, mereka yang dengan tertib melakukan budaya antri akan mendapat respon positif.
Minggu, 11 September 2022
HIDUP SEBAGAI PENULIS
Benarkah kegiatan penulis dapat menghidupi kita? Apakah penghasilan yang kita dapatkan dari kegiatan menulis dapat menutup kebutuhan hidup kita? Kegiatan menulis itu kegiatan absurd. Memang kita dapat menulis sebanyak-banyaknya, tetapi kepada siapa karya tulisan tersebut kita jual agar kita mendapatkan penghasilan. Tidak semua penulis dapat memperoleh penghasilan dari kegiatannya. Tetapi hal tersebut bukan masalah utama.
Keputusan untuk mengambil profesi sebagai penulis memang sangat berani. Orang-orang pemberani tidak takut pada kondisi yang bakal dialami setelah menjadi penulis. Hidup memang pilihan yang sebenarnya bukan pilihan kita. Ada skenario besar yang mengatur pilihan tersebut. Buktinya, walaupun kita sudah memilih ternyata tidak jarang yang kita dapatkan tidak seperti pilihan kita. Oleh karena itu, jika kita memilih menjadi penulis dan ternyata benar-benar menjadi penulis, berarti itulah sesungguhnya pilihan kita. Keputusan alam berkelindan dengan pilihan kita. Maka, bersyukurlah para penulis yang memang telah memilih menjadi penulis.
Profesi itu bukan pilihan
Kita harus mengakui bahwa sesungguhnya selalu ada tempat khusus untuk kita. Tempat khusus tersebut merupakan tempat kita menyimpan hal-hal yang bersifat pribadi dan tidak boleh semua orang mengetahuinya. Itu adalah benak atau pikiran kita.
Setiap saat kita selalu berpikir. Hal ini karena setiap saat selalu ada hal-hal yang masuk ke dalam pikiran kita. Hal-hal tersebut tersimpan dalam memori rapat-rapat. Tidak semua orang kita beritahu hal-hal tersebut. Bahkan,mungkin hanya satu atau dua orang yang kita beritahu. Itu menjadi rahasia kita.
Tetapi, bagaimanapun, kebocoran pasti terjadi pada segala hal yang kita simpan. Rahasia tersebut terurai karena orang lain ataupun diri kita sendiri. Kita bukanlah penyimpan rahasia yang hebat. Selalu saja ada kebocoran sehingga orang lain mengetahuinya. Oleh karena itu, kitq perlu menyiasati dengan membuka sendiri melalui tulisan.
Kegiatan menulis bukanlah pilihan profesi kebanyakan orang. Mereka sangat menyadari bahwa profesi sebagai penulis tidak menjanjikan apa-apa. Tetapi, tekad dan niat jiwa menjadi energi besar untuk menjalani kehidupan sebagai penulis. Mereka berkeyakinan bahwa profesi penulis dapat memberikan masa depan yang menjanjikan, baik. Karena bukan pilihan, maka tidak sedikit yang memposisikan profesi penulis sebagai pilihan kedua. Mereka tetap mempunyai profesi utama.yang menopang kehidupan.
Menulis itu membebaskan
Pada saat kita menulis, kita mengalirkan energi dari dalam ke luar. Energi dalam diri mengalir ke dalam otak dan menuju jemari. Otak memberi perintah pada jemari untuk menuliskan, mengetik segala hal yang ada di dalam otak, pikiran.
Kita harus mengakui bahwa segala yang tersimpan dalam otak, pikiran adalah beban. Beban ini menyebabkan kita tidak nyaman, gelisah dan mengurangi produktivitas pikir, gerak, dan karya kita. Oleh karena itu, banyak orang yang kesulitan melakukan kegiatan hidup jika pikirannya banyak beban. Beban harus dilepaskan, caranya adalah menuangkan dalam tulisan.
Kita tidak memilih profesi sebagai penulis, tetapi jalan hidup memang mengarahkan kita ke sana. Jika kita tanyakan pada anak-anak tentang cita-citanya ke depan, maka tidak akan kita dengar jawaban menjadi penulis. Profesi penulis bukanlah pilihan kita, tetapi alam yang telah memilih kita. Dan, kita adalah para pelakunya.
Penulis itu ya menulis, ya memikir
Penulis itu pekerjaannya ya menulis. Dia menuliskan segala hal yang direkam memori otaknya dari kehidupan. Setiap peristiwa atau informasi yang didapat dari kehidupan, direkamnya dalam memori otak. Rekaman informasi ini mengendap dalam pikiran. Endapan ini dicairkan dalam bentuk tulisan.
Tulisan yang baik adalah merupakan endapan pengalaman hidup yang tersusun apik dalam memori otak. Pengalaman hidup yang dimiliki seseorang adalah sumber tulisan yang terbaik. Tentunya dalam hal ini, penulis adalah koki dari masakan pengalaman yang ada. Jika kokinya mahir mengolah masakan, maka masakan terasa enak. Jika tidak, maka cerita itu mengalami kegagalan.
Untuk dapat menjadi penulis, dibutuhkan waktu yang relatif panjang. Proses kelahiran seorang penulis berbenturan dengan waktu. Perbenturan itu tidak hanya menghancurkan, tetapi juga mengasah kemampuan sang penulis. Semakin mampu bertahan terhadap benturan benturan kehidupan, maka semakin bagus pengalamannya dan penuangan ceritanya semakin piawai.
Seorang penulis itu sekaligus seorang pemikir, selain menulis, dia juga memikir. Isi tulisan yang dihasilkan adalah hasil dari pemikirannya. Hal ini sering dan umumnya terjadi dan dilakukan oleh penulis. Dengan demikian, tulisannya adalah tanggapannya terhadap setiap kejadian di sekeliling hidupnya. Penulis merespon setiap informasi dan menyimpannya dalam memori otaknya. Selama proses penyimpanan tersebut, otak mengendapkan sehingga didapatkan inti sari dari informasi. Intisari informasi itulah yang kemudian dituliskan oleh penulis.
Penulis itu pemikir karena pada saat proses menulis dilakukan, pada saat itulah pikirannya bekerja. Dia mencoba untuk menuangkan gagasannya yang berada dalam endapan informasi dalam memori otaknya. Kata-kata dipilih, dirangkai menjadi kalimat. Kalimat yang dirangkai haruslah dapat dipahami semua orang. Pada saat itulah, penulis berpikir untuk memilah dan memilih kata-kata yang pas dan sesuai dengan kalimat yang akan dirangkaikan ya.
Sabtu, 10 September 2022
MENGAPA KITA HARUS MENULIS?
Ini satu pertanyaan klise yang dari dulu selalu ditanyakan banyak orang. Padahal, sesungguhnya pertanyaan tersebut tidak perlu ditanyakan lagi. Mengapa demikian? Sebab, kita sudah banyak menemukan hakikat dan manfaat menulis dalam kehidupan kita. Banyak hal yang dapat kita tuliskan sebagai bentuk kepedulian kita terhadap pengembangan kemampuan literasi anak bangsa.
Kita harus mengakui bahwa menulis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang untuk hidup. Sebenarnya ada 3 (tiga) kemampuan dasar.yang harus dimiliki seseorang agar hidupnya tidak mengalami kesulitan. Ketiga kemampuan dasar tersebut adalah membaca, menulis, dan berhitung. Kita sering menyebutnya sebagai calistung.
Kemampuan membaca memungkinkan kita untuk dapat mengetahui banyak hal, informasi dalam hidup. Semisal kita bepergian ke luar kota, maka tidak akan tersesat sebab kita dapat membaca plangboard penunjuk arah dan posisi. Setiap saat kitai berada di suatu tempat, maka kita dapat mengetahui lokasi sebab membaca. Kita dapat saja bertanya pada orang-orang, tetapi tentunya hal tersebut menjadi ribet.
Sementara itu, kemampuan menulis memungkinkan bagi kita untuk menyampaikan ide, gagasan, atau yang lain kepada orang-orang. Kita dapat menuliskan banyak hal yang telah terjadi, sedang terjadi, bahkan yang akan terjadi. Dengan kemampuan menulis, maka terbuka pintu gerbang komunikasi personal maupun massal. Kita dapat menuliskan berita dan mengirimkan ke media massa sehingga masyarakat membacanya dan mengetahuinya. Inilah hebatnya kemampuan menulis. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa kita ini tidak abadi, tetapi tulisan adalah abadi.
Dan, kemampuan ketiga adalah menghitung. Manfaat apakah yang kita dapatkan dengan mengembangkan kemampuan menghitung? Sangat banyak dan sekali lagi sangat banyak. Kemampuan menghitung dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk mengkalkulasi, misalnya keuangan, perkiraan waktu, perkiraan tempat, dan sebagainya.
Kita adalah makhluk sosial yang jelas menggambarkan bahwa kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk kesempurnaan hidup kita. Kita tidak akan sempurna jika tidak ada orang lain dalam kehidupan kita. Hal ini karena kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sendiri. Ada peran orang lain sehingga kita dapat menjalani kehidupan secara sempurna.
Ketiga kemampuan tersebut saling terkait. Tidak terpisah satu dari yang lainnya. Oleh karena itu, kita harus menguasai ketiganya secara sama baiknya. Jika dapat membaca, pasti dapat menulis dan berhitung. Jika dapat menulis, maka pasti dapat membaca dan menghitung. Jika kita dapat menghitung, maka pasti dapat membaca dan menulis.
Tujuan kita menulis
Untuk apa kita menulis? Mungkin, jika kita melihatnya sepintasan, kita tidak dapat menemukan 'untuk apa kita menulis?' Padahal sesungguhnya banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dengan kegiatan menulis. Manfaat tersebut dapat untuk diri sendiri atau untuk orang lain.
Dan, sebagai salah satu kemampuan dasar untuk menghadapi kehidupan, sesungguhnya setiap orang haruslah menulis. Kegiatan menulis ini sangat fleksibel berdasarkan kebutuhannya. Hal ini karena kegiatan menulis itu merupakan wujud dari pikiran kita. Banyak hal yang ada di dalam pikiran kita. Tersimpan dalam memori otak kita, sejak kita masih bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua.
Pada sisi yang lain, keberadaan kita dalam kehidupan tidak dapat terpisah dari keberadaan orang lain. Bahkan, keberadaan orang lain sangat dekat pada kita. Artinya, kita tidak dapat menghindar dari mereka. Kita butuh mereka, mereka juga butuh kita. Saling melengkapi, saling menguntungkan, tetapi kadang ada yang merugikan. Tetapi, kita tetap harus berkomunikasi dengan mereka. Salah satu bentuk komunikasi yang kita terapkan adalah surat atau komunikasi tertulis.
Jika kita memperhatikan kegiatan tulis menulis, maka kita dapat mengatakan bahwa tujuan menulis adalah:
1. Menyampaikan ide atau gagasan
Ide atau gagasan adalah informasi yang ada di dalam pikiran kita terkait sesuatu dalam kehidupan. Ide atau gagasan ini pada umumnya berbentuk respon pikiran dan hasil pemikiran terhadap stimulus lingkungan, kehidupan.
Setiap saat dalam kehidupan kita, ada hal-hal baru yang perlu kita respon. Hal-hal tersebut akan disimpan dalam memori kita. Sebagai konsekuensinya, pikiran kita merespon dengan melahirkan ide atau gagasan. Gagasan ini merupakan counter dari kondisi yang ada. Kita merespon kondisi kehidupan dengan menciptakan kondisi imajiner dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Kita menulis adalah untuk mengikat ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Kita berharap agar masyarakat mengetahui segala ide, gagasan yang kita miliki. Selanjutnya, semoga ide, gagasan tersebut diterima dan diterapkan masyarakat.
2. Melawan lupa
Lupa adalah sifat manusiawi. Setiap orang mempunyai kondisi ini. Kalau orang mengatakan bahwa orang-orang berumur pasti pelupa, maka hal tersebut tidak benar. Pelupa itu sifat dasar manusia, mulai dari anak-anak hingga tua renta. Hal ini kodrat yang tidak dapat dilawan. Kita memang dapat melatih agar tidak pelupa, tetapi tetap saja ada bagian merupakan unsur lupa.
Kondisi lupa ini terjadi karena kemampuan memori kita. Sebenarnya bukan karena keterbatasan kemampuan memori untuk mengingat, melainkan semata karena sangat banyaknya informasi yang harus disimpannya. Setiap saat, setiap hari permasalahan hidup mendatangi kita. Akibatnya, simpanan memori tertumpuk oleh simpanan baru.
Dan, menulis merupakan upaya kita untuk melawan lupa. Perlawanan kita terhadap lupa karena informasi yang seharusnya kita simpan dalam memori, kita alihkan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, maka setiap saat kita dapat membaca ulang tulisan tersebut. .Setiap saat kita dapat mengetahui kembali informasi yang harusnya kita simpan dalam memori otak
3. Mengembangkan diri
Menulis adalah upaya untuk mengungkapkan perasaan, respon diri terhadap kondisi yang kita hadapi dalam simbol-simbol. Simbol-simbol yang kita maksudkan adalah huruf, kata, kalimat, paragraf, dan tulisan utuh.
Pada saat kita menuangkan rasa, respon, saat itu kita mengembangkan kemampuan diri. Kita mencoba untuk mengembangkan kemampuan kita menyatakan ide, gagasan, respon, perasaan dalam bentuk tulisan. Kita mencoba untuk merangkai huruf-huruf menjadi kata, kata-kata menjadi kalimat, dan seterusnya.
Kemampuan untuk menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan adalah kemampuan spesial. Sesungguhnya, ini kemampuan biasa sebab semua orang mempunyai kemampuan tersebut. Tetapi, tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut sehingga hanya orang pilihan yang dapat dan ini adalah kondisi spesial
Dengan kegiatan menulis, maka sesungguhnya kita sedang mengembangkan diri. Orang-orang akan melihat kita kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Artinya orang-orang melihat kita sebagai sosok yang berkemampuan spesial.
4. Sumber penghasilan
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang dapat memberikan finansial bagi.kita. Artinya, dengan karya tulis, maka kita dapat memperoleh uang. Uang inilah yang kita maksudkan sebagai finansial.
Karya tulis kita yang sudah dikenal masyarakat, apalagi sudah menjadi penantian, pasti akan meningkatkan penghasilan penulis. Karya tulis berupa buku yang diperjualbelikan di masyarakat jika menjadi best seller, maka akan selalu ditunggu untuk buku yang baru.
Bagaimana seorang Jk Rowling mampu meningkatkan ekonomi dirinya dengan naskah buku yang ditolak oleh penerbit dan agen penerbitan buku dan ternyata sangat disenangi banyak orang. Bahkan difilmkan. Berapa besar penghasilan JK untuk buku yang mengalami penolakan dimana mana.
5.Memviralkan nama diri
Jika sebuah buku terkenal.di masyarakat, sesungguhnya yang terkenal tidak hanya bukunya, tetapi penulisnya juga. Tidak hanya buku, tetapi tulisan-tulisan lainnya
Seorang penulis, mungkin pada awalnya bukan siapa-siapa. Tetapi, saat buku tulisannya dikenal banyak orang, maka nama penulisnya juga dikenal
Kegiatan menulis sebenarnya merupakan anak tangga untuk mencapai puncak kehidupan. Orang-orang yang aktif menulis, pada waktu tertentu akan dikenal banyak orang. Bahkan, dapat dikenal hingga seluruh pelosok dunia
Jika kita memperhatikan apa yang kita dapatkan sebagai penulis, maka setidaknya dapat menjadi energi pembangkit semangat untuk menulis. Semoga.
Gembongan, 11 September 2022
Jumat, 09 September 2022
SEMANGAT MENULIS ANTOLOGI, MENGAGUMKAN!!
Salah satu cara untuk mengurangi kemalasan kita berkarya adalah dengan menulis keroyokan. Menulis keroyokan adalah salah satu cara untuk membangkitkan semangat menulis para penulis, tidak hanya penulis awal, juga penulis lama. Hal ini karena, kegiatan menulis keroyokan tidak membebani dengan karya yang banyak. Biasanya, kita cukup menulis satu (satu) karya sampai 3 (tiga) karya saja.
Pada sisi yang lain, menulis keroyokan sudah diberikan tema. Tema ini menjadi koridor kita dalam menulis. Dengan adanya tema, maka pikiran kita sudah dapat membentuk gambaran tulisan yang kita buat. Tema akan menuntun kita pada ide atau gagasan tulisan. Tentunya hal ini sangat menguntungkan sebab kita tidak perlu mencari tema tulisan.
Kenapa semangat menulis keroyokan, antologi lebih besar dibandingkan menulis tunggal? Kita perlu menemukan jawaban atas kondisi ini. Kita harus bersyukur dengan adanya kesadaran untuk menulis bersama-sama ini. Setidaknya hal ini dapat dijadikan sebagai parameter semangat menulis. Dan, kenyataan yang kita temukan adalah bahwa semangat menulis bersama-sama ini sangat menggembirakan. Para penulis dengan suka dan rela mengikuti kegiatan menulis bersama, walaupun harus menebus buku setelah buku terbit.
Jika kita memperhatikan kondisi yang ada ini, maka setidaknya kita dapat mengemukakan beberapa alasan mereka antusias menulis bersama. Alasan-alasan tersebut adalah:
1. Tidak bingung mencari tema
Kegiatan menulis bersama, antologi bersama adalah kegiatan yang dikoordinir oleh seseorang dan melibatkan banyak orang lain. Banyak dalam hal ini diartikan lebih dari 2 (dua) orang.
Koordinator kegiatan ini berkewajiban untuk mencari ide tulisan bersama. Ide itu dituangkan dalam bentuk tema tulisan. Tema tersebut diberikan kepada peserta kegiatan menulis bersama dengan keterangan yang berisi ketentuan-ketentuan yang harus diikuti peserta. Ketentuan-ketentuan ini bukanlah hal yang rumit sebab sangat standar. Bukan persyaratan yang berat untuk diikuti peserta.
Dengan tema yang sudah ada, maka penulis tinggal menentukan obyek tulisan yang terkait dengan tema. Selama ini yang sering menjadi alasan tidak menulis adalah tidak adanya ide atau tema yang akan ditulis. Maka, ketika ada yang menyodori ajakan menulis dengan tema yang sudah ada, maka pikiran langsung terkondisikan pada tema.
Penulis tidak perlu kebingungan untuk mencari dan menemukan tema yang akan ditulis. Inilah yang menyebabkan banyak orang yang mengikuti penulisan antologi bersama-sama.
2. Bangga sebuku dengan banyak penulis
Siapa yang tidak bangga ketika mengetahui bahwa dia menulis dan diterbitkan bersama penulis-penulis dari berbagai daerah. Kebersamaan ini melahirkan satu sikap purba kita yaitu kebanggaan diri. Ketika karya kita bersanding dengan orang lain, khususnya penulis-penulis terkenal, maka kebanggaan tersebut meningkatkan semangat menulis.
Rasa bangga yang tumbuh di dalam hati merupakan energi hidup yang melahirkan semangat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjaga eksistensi dirinya dan sekaligus untuk mengembangkan diri. Rasa bangga ini akan menjadi innert motivation, yaitu tenaga pendorong yang berasal dari dalam sendiri. Innert motivation ini semacam tekad yang menggelora. Dengan tekad inilah akan terbentuk kemauan untuk melakukan sesuatu hingga berhasil.
Kesadaran bahwa ada orang-orang sukses yang tergabung dalam antologi menjadikan semangat menulis semakin besar. Orang-orang besar yang tergabung dalam antologi menjadi pendorong untuk mengikuti jejak mereka. Ini adalah semangat dari luar diri yang kita sebut sebagai externt motivation. Ada keinginan untuk berkarya sebagaimana orang-orang hebat tersebut. Siapa yang tidak bangga saat membaca buku yang di dalamnya ada karyanya dan orang-orang hebat. Sebuku dengan....
Kita harus mengakui bahwa gelombang semangat menulis dengan cara bersama-sama telah melahirkan banyak penulis baru. Orang-orang yang awalnya takut untuk menulis, tiba-tiba bersemangat menulis. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada komunitas atau orang-orang hebat yang menyelenggarakan kegiatan menulis bersama. Merekalah para pegiat yang dengan penuh kesadaran menciptakan iklim yang membangkitkan untuk menghasilkan karya.
3. Biaya cetak/tebus buku yang murah
Karya yang kita hasilkan tidak cukup untuk kita simpan di rak buku atau dimana. Sungguh satu hal sangat hal yang sangat eman jika hal tersebut terjadi. Hasil kreasi yang merupakan serapan inti kehidup tersia-siakan begitu saja. Oleh karena itu, perlu diikat menjadi sebuah buku. Untuk itu, karya tulis harus dikirim ke penerbit agar dapat diterbitkan menjadi buku. Di sinilah permasalahannya.
Untuk mengirimkan naskah ke penerbit dan berharap diterbitkan ada 2 ,(dua) kemungkinan. Pertama, diterbitkan dan ditolak. Ini berlaku untuk penerbit mayor, dimana penulis akan mendapatkan bayaran berupa royalti, berkelanjutan atau beli putus. Tetapi hal tersebut tidaklah segampang membalik telapak tangan. Tidak semua penerbit mayor dapat menerima naskah dan menerbitkan. Banyak pertimbangan untuk hal tersebut.
Pilihannya adalah mengirimkan naskah buku ke penerbit indie. Tetapi, untuk menerbitkan buku di penerbit indie, penulis harus mengeluarkan sejumlah uang yang mungkin tidak sedikit. Setelah buku terbit, maka penulis harus menjual secara self publisher. Penulis harus menjual sendiri buku-bukunya. Jika jaringan penulisnya luas kemungkinan terjualnya buku semakin cepat. Tetapi, jika penulis tidak mempunyai jaringan, maka buku akan tertumpuk di ruang buku, mungkin perpustakaan keluarga. Ngendon tanpa ada orang lain yang membacanya.
Sementara itu, jika kita menulis secara keroyokan, bersama, maka biaya penerbitan ditanggung bersama. Semua penulis yang karyanya ikut dalam buku antologi ikut mengumpulkan dana untuk proses penerbitannya. Kalkulasinya, semakin banyak peserta ikut dalam buku antologi, maka semakin ringan biaya yang harus ditanggung. Walau kemudian kalkulasi tersebut meleset karena panitiapun harus diperhitungkan jerih payahnya. Tetapi hal tersebut bukan masalah, bahkan tidak menjadi masalah sebab kalkulasi tetap lebih murah daripada menerbitkan buku sendirian.
Itulah sesungguhnya yang terjadi pada saat kegiatan menulis bersama dan menerbitkan karya bersama. Orang-orang tetap dan terus tertarik, bahkan tertantang untuk mengikuti kegiatan menulis bersama walau sudah tahu harus menanggung dana penerbitan secara bersama.
Semoga semangat ini tetap terjaga sehingga iklim literasi bangsa ini tidak terpuruk, seperti isu yang dilontarkan dunia. Isu yang sesungguhnya fitnah jika dikatakan bahwa iklim literasi kita tidak literat. Bahkan dikatakan bahwa kesadaran baca, daya baca bangsa kita rendah. Sungguh itu fitnah yang keji. Mungkin yang benar, daya beli bacaan yang masih belum sesuai dengan harapan.
Semoga pula untuk teman-teman yang memposisikan diri sebagai penerbit indie tidak patah arang. Keberadaan kalian sungguh sangat penting untuk kelahiran karya yang besar. Kalian yakin bahwa dari sekian penulis yang mempercayakan tulisannya untuk diterbitkan adalah penulis hebat dan akan diperhatikan pada saatnya.
Gegap gempita kegiatan menulis bersama adalah indikasi lahirnya penulis-penulis hebat di negeri ini. Aamiin...
Gembongan, 10 September 2022
PENTINGNYA KOMITMEN DIRI UNTUK PRODUKTIVITAS MENULIS
Menulis itu kegiatan hidup yang sangat membosankan. Setiap saat harus bermain dengan huruf dan kata, lalu menjadi kalimat untuk melahirkan paragraph hingga akhirnya menjadi bahan bacaan. Begitulah sebagian orang berpendapat tentang kegiatan menulis. Begitu membosankan sehingga mereka tidak menulis satu tulisan pun.
Kondisi ini menjadikan kegiatan menulis sebagai kegiatan yang eksklusif. Tidak semua orang dapat melakukannya. Jika ada orang yang dapat, bahkan piawai dalam kegiatan menulis, maka dianggap istimewa. Mereka dianggap sebagai kelompok para pemikir. Dan, masyarakat berharap agar mereka dapat menjadi pencerah kehidupan masyarakatnya.
Kembali pada anggapan bahwa kegiatan menulis itu kegiatan yang membosankan. Tentunya dengan anggapan ini, maka banyak orang yang enggan untuk bergiat menulis. Apalah artinya melakukan kegiatan yang membosankan?
Mengapa banyak orang yang enggan menulis? Apakah memang kegiatan menulis itu membosankan? Atau hanya alasan karena merasa tidak mampu melakukan kegiatan menulis? Mungkin, kita koreksi diri terkait kegiatan menulis. Pejamkan mata dan konsentrasikan pikiran terhadap alasan kita tidak menulis. Maka, kita akan menemukan alasan yang sesungguhnya kenapa tidak menulis
Ketakutan tak beralasan
Diakui atau tidak, kita sering diterkam ketakutan untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk hal-hal yang baru. Banyak alasan kenapa kita ketakutan itu. Tetapi, sesungguhnya ketakutan tersebut hanyalah halusinasi semata. Ketakutan yang sesungguhnya tidak beralasan.
Ketika ada tantangan datang kepada kita, apa yang terlintas dalam pikiran kita? Ya, kita tidak percaya pada kemampuan kita. Seringkali, ketika mendapatkan tantangan, kita sudah menjatuhkan vonis bahwa kita tidak mampu melakukan kegiatan tersebut. Hal ini berakibat menjadi kerdilnya diri kita. Bagaimana tidak, kita belum melakukan apa-apa, tetapi sudah dikondisikan tidak mampu. Kondisi ini akan menjadi beban dalam pikiran kita. Beban ini selanjutnya menutup kemungkinan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Untuk menghindari ketakutan tidak beralasan ini, maka salah satu caranya adalah berpikir dan bertindak positif. Berasalah yakin bahwa kita dapat melakukan, menghadapi tantangan yang datang pada kita. Dan, kita yakin dapat muncul sebagai pemenangnya. Pemenang yang kita maksudkan dalam hal ini adalah kita dapat menulis dengan sebaik-baiknya.
Hadapi semuabtantang hidup dengan keyakinan dapat memenangkannya. Keyakinan ini merupakan kemenangan yang kita miliki.
Komitmen terhadap diri sendiri
Komitmen terhadap diri sendiri merupakan satu energi besar yang mendukung keberhasilan kita. Pertanyaannya, adakah kita telah membuat komitmen terhadap diri sendiri saat menghadapi tantangan atau keinginan tertentu? Ataukah kita biarkan diri kita menggelinding sendiri untuk menjawab tantangan?
Komitmen dapat kita artikan sebagai sebuah kesepakatan yang harus dipatuhi dan diwujudkan dengan penuh konsekuensi. Komitmen kepada diri sendiri merupakan energi yang kita tanamkan ke dalam diri dan menjadi penyemangat innert. Ketika komitmen itu kita tuangkan, maka terbentuk satu kesadaran dalam diri untuk mewujudkannya.
Dengan komitmen ini, maka tanpa harus diingatkan atau diperintah oleh orang lain, maka sudah menjadi bagian integral kegiatan. Kita akan melakukan isi komitmen dan merasa berhutang jika tidak melakukannya. Misalnya, kita berkomitmen untuk menulis setiap hari, maka kita akan menulis setiap hari. Tetapi komitmen tersebut kurang efektif, maka kita tingkatkan menulis satu halaman atau berapa halaman tiap hari, maka setiap hari kita menulis sesuai komitmen tersebut. Jika kita tidak melakukannya, maka berasa berhutang.
Komitmen 2 (dua) halaman tersebut dapat kita selesaikan dalam satu hati. Bukan sekali duduk menulis. Mungkin kita dapat menulis seperempat halaman di pagi hari, setengah halaman di siang hari, seperempat halaman menjelang magrib, satu halaman setelah menonton sinetron, dan selanjutnya kita istirahat.
Jika hal tersebut kita terapkan dengan disiplin tinggi, maka kita akan terlatih untuk secara intens menulis. Tidak ada lagi kemalasan saat ingin menulis.
Menulis itu mengasyikan
Tahukah Anda bahwa sesungguhnya kegiatan hidup yang paling mengasyikan adalah menulis. Dengan menulis, maka kita dapat menyampaikan berbagai ide, gagasan, bahkan keinginan. Kita dapat menyiratkan berbagai kejadian, bahkan beban pikiran untuk meringankan hati. Menulis adalah sarana rekreasi yang paling mudah, sederhana, dan murah. Tetapi meskipun demikian, kita dapat menuliskan banyak hal yang tersimpan dalam memori kita.
Menulis itu menyiratkan segala yang ada dalam pikiran kita. Semua hal yang berjubel di dalam pikiran dapat kita keluarkan dalam bentuk tulisan. Semakin banyak tulisan yang kita hasilkan, maka semakin banyak pikiran terkurangi. Hal ini mengakibatkan pikiran kita menjadi ringan. Kondisi ini dapat terjadi sebab pada saat kita menulis, bendungan pikiran terbuka. Isinya mengalir keluar. Akhirnya, isi pikiran berkurang dan ringan.
Jika kita memperhatikan, maka sebenarnya pada saat kita membuat komitmen dengan diri, sesungguhnya kita sedang meningkatkan produktivitas menulis. Produktivitas tulisan dapat kita lihat dari jumlah tulisan yang kita hasilkan. Semakin banyak tulisan, semakin produktif.
Sebagai seorang penulis atau yang ingin menjadi penulis, maka membuat komitmen dengan diri sendiri sangatlah perlu dan penting. Kita pasti berkeinginan untuk tetap produktif setiap waktunya dan tidak ingin terjebak dalam kebuntuan. Dan, komitmen kepada diri sendiri diyakini dapat menganulir semua kemungkinan negatif yang menerkam kegiatan menulis kita.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita. Aamiin.
Gembongan, 9 September 2022
Jumat, 02 September 2022
MENJAGA SEMANGAT MENULIS DI KOMUNITAS
Semangat merupakan hal penting dalam kehidupan. Dengan semangat, maka banyak hal dapat kita lakukan. Semangat adalah energi yang mendorong kita untuk menyelesaikan tugas, kewajiban, dan tanggungjawab. Dengan semangat, maka energi positif dalam diri akan terus berkembang dan melawan kemalasan.
Untuk mendapatkan semangat ini, maka setidaknya kita perlu menyadari bahwa ada 2 (dua) asal semangat, yaitu semangat yang berasal dari dalam diri sendiri dan semangat yang berasal dari luar diri. Tentunya kedua semangat ini akan membangkitkan diri untuk dapat menuntaskan tugas, kewajiban, dan tugas. Jika diri mempunyai semangat tinggi, maka energi diri dapat meningkat sangat signifikan. Bahkan, karena adanya semangat, maka kita dapat menyelesaikan sesuatu.yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dapat dilakukan dan diselesaikan.
Semangat dari dalam diri
Sesungguhnya, Tuhan telah melengkapkan berbagai kemampuan dalam diri kita. Di samping itu, untuk mendukung aplikasi kemampuan, maka dalam diri kita juga dilengkapi energi diri. Energi ini merupakan bagian dari kemampuan diri. Dengan energi ini, maka kemauan diri akan muncul sebagai pendorong untuk mencapai tujuan.
Energi yang berasal dari dalam diri ini selanjutnya kita sebut sebagai semangat dan karena berasal dari dalam diri, maka disebut sebagai innert power atau juga spirit from yourself. Semangat ini merupakan pengungkapan energi dalam diri untuk mencapai tujuan. Ada dorongan dari dalam diri untuk mengerjakan kegiatan.
Semangat dari dalam sendiri merupakan wujud dari kesadaran bahwa setiap masalah hidup harus dihadapi dan diselesaikan. Dan, semangatlah yang menjadi energi pendorong.untuk mencapai tujuan.
Terkait dengan semangat menulis, maka dorongan dari dalam diri merupakan energi yang sangat besar untuk menjadikan seseorang menulis. Kita perlu menyadari
bahwa kegiatan menulis untuk sebagian orang sangat berat. Baru mendengar kata menulis, maka langsung loyo.
Jika tidak ada semangat dari dalam diri untuk menulis, maka keengganan akan melahirkan kemalasan. Maka, harapan untuk bergiat menulis akan sangat berat, bahkan tidak tercapai.
Sebenarnya, semangat dari dalam diri merupakan sumber energi yang paling besar. Keberhasilan kita dalam kegiatan sangat tergantung pada dorongan yang berasal dari dalam diri. Dorongan dari dalam diri ini adalah keinginan yang didasarkan pada kebutuhan. Jika dari dalam diri kita ada keinginan yang didasari kebutuhan, maka semangat untuk keberhasilan akan berkobar-kobar.
Jika kita ingin membangkitkan semangat menulis pada orang-orang, maka kita harus membangkitkan keinginan berdasarkan kebutuhan dalam diri setiap orang.
Semangat dari luar diri
Orang lain dalam kehidupan kita adalah partner hidup. Keberadaan mereka menjadikan kesempurnaan hidup. Hal ini karena setiap saat terjadi interaksi dan komunikasi personal dan massa. Kita tidak dapat hidup sendiri. Ada ketergantungan yang tidak dapat kita abaikan. Tanpa mereka, kita bukan siapa-siapa. Tanpa mereka, kita tidak dapat apa-apa.
Kita membutuhkan semangat yang berasal dari luar diri. Semangat ini dapat berupa saran, kritik, bahkan persaingan yang bersifat positif dalam berkarya. Semua yang positif berasal dari luar diri adalah dorongan semangat agar kita terus bergiat. Hal ini sangat kita perlukan sebagai pengukur progres kegiatan. Jika progresnya kegiatan kita positif, maka pengaruh dari luar adalah positif. Tetapi, jika ternyata progres kegiatan kita negatif, menjadi buruk, maka berarti pengaruh semangat itu juga negatif.
Kita membutuhkan semangat dari orang lain agar terjaga stamina kegiatan kita. Orang lain adalah inspirasi hidup kita. Oleh karena itu, komunikasi dan interaksi antar personal harus terus dijaga dan dikembangkan. Setiap saat kita harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada saat inilah terjadi transkoneksi yang dapat mengembangkan kemampuan diri.
Komunitas sebagai wahana mengembangkan diri
Komunitas adalah wadah sekumpulan orang dengan visi dan misi sama untuk mencapai tujuan bersama. Visi dan misi akan mengembangkan diri secara bersama sama. Kesepakatan bersama sebagai bagian komunitas menuntut konsekuensi, dedikasi, loyalitas, dan kreativitas tinggi. Untuk kondisi tersebut, komunikasi dan interaksi personal sangat menentukan.
Pergaulan antar personal di dalam komunitas sangat memungkinkan pengembangan diri. Hal ini karena obyek dan subyek kegiatan adalah bagian integral mereka. Mereka secara intens membahas tentang hal-hal yang mereka sukai. Setiap kali mereka berkumpul, maka mereka membahas hal-hal yang mereka sama-sama kuasai. Maka, komunikasi mereka selalu nyambung. Tidak ada.yang mengambil posisi sebagai pendengar saja, melainkan mereka adalah para pembicara diskusi.
Oleh karena itu, bukan hal baru dan aneh jika banyak personal yang berhasil mengembangkan diri setelah bergabung dengan komunitas tertentu. Mereka berkembang, bahkan secara sendiri-sendiri sesuai kemampuannya.
Komunitas memang sangat memungkinkan bagi kita untuk mengembangkan diri. Proses pergaulan, interaksi, dan komunikasi menjadikan mereka lebih konsen pada bidangnya. Diskusi-diskusi yang mereka lakukan adalah batu asahan yang mempertajam kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut berkembang beriringan dengan waktunya.
Kita memang terus berjuang untuk mengembangkan diri. Ini merupakan upaya untuk menjaga eksistensi diri dalam kehidupan. Selain itu, kita juga perlu untuk mempertahankan eksistensi diri. Dan, eksistensi tersebut akan terjaga jika kita tampil dalam kehidupan kita. Sementara itu, untuk dapat tampil dalam kehidupan, kemampuan harus selalu diasah. Proses.pengasahan dapat kita lakukan dengan bergabung dan bergiat dalam komunitas.
Mari kita menjaga dan menjaga semangat bergiat kita dengan berkomunitas. Kita tidak mungkin dapat hidup sendiri. Kita butuh orang lain untuk tetap eksis dalam kehidupan.
Gembongan, 8 September 2022
Kamis, 01 September 2022
SALING PERCAYA, KUNCI KEBAHAGIAAN
Salah satu sifat manusia yang paling jelek adalah khianat. Khianat ini merupakan karakter yang buruknya tidak ada bandingnya. Hal ini karena seorang pengkhianat telah mengingkari kesepakatan bersama, kebaikan yang sudah diberikan orang lain, mengingkari kepercayaan yang diberikan orang lain. Padahal kita mengetahui bahwa kepercayaan orang lain kepada kita adalah pintu-pintu kebaikan bagi diri kita.
Kita harus mengakui bahwa ada 2 (dua) pemikiran dalam otak kita. Kedua pemikiran tersebut saling menguatkan diri untuk menjadi penguasa, setidaknya lebih berperan dari pemikiran yang lain. Kedua pemikiran tersebut adalah pemikiran positif dan pemikiran negatif. Kedua pemikiran ini mengeram dalam otak kita. Pada saat-saat tertentu akan menetas dan menjadi pola laku, tindak kita. Pola laku, pola tindak ini sangat tergantung pada pemikiran mana yang berkuasa dalam otak, hati, jiwa kita. Jika saat itu yang berkuasa adalah pemikiran positif, maka pola laku, pola tindak akan positif. Tetapi, jika pemikirannya negatif, maka pola laku, pola tindak akan negatif juga.
Pola Positif Sumber Bahagia.
Pernahkah kalian mensugesti diri pada koridor positif? Apa yang kalian rasakan setelah sugesti tersebut kita tanamkan dalam pikiran kita?
Energi terbesar dalam kehidupan kita adalah energi yang dimiliki dan dipancarkan alam. Alamlah yang sesungguhnya mengendalikan kehidupan kita. Matahari dengan kekuatan sinarnya, mampu memberi panas dan kehangatan dalam kehidupan. Karena sinarnya yang panas, maka udara dapat bergerak menjadi angin. Angin menggerakkan air laut sehingga menjadi alun, riak, ombak, dan gelombang.
Panas sinar matahari menyebabkan dedaunan dapat memasak sari makanan dari bumi dalam peristiwa fotosintesis sehingga pohon bertahan hidup bahkan dapat memperpanjang keberadaannya dengan buahnya, generatif. Begitulah, alam bekerja untuk menjaga kehidupan tetap eksis.
Semua itu jika kita simak dari pemikiran positif. Bagaimana jika kita simak dari pemikiran negatif?
Kekuatan pemikiran positif tidak dapat kita ingkari. Bahkan, semua yang kita nikmati dalam hidup, yang membuat kita nyaman adalah hasil dari pemikiran positif. Oleh karena itu, kita selalu ditekankan untuk selalu berpikir positif. Ketika kita berpikir positif,maka alam akan mendukung pemikiran tersebut dengan mengumpulkan energi positif. Energi positif yang dipancarkan alam inilah yang membentuk kenyaman diri kita.
Oleh karena itu, semua orang selalu berusaha untuk mengkondisikan pikirannya pada situasi positif. Bahkan, pada saat pemikiran dilahirkan sebagai perkataan ataupun tindakan, maka semua berada pada koridor positif. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa perkataan adalah doa dan doa adalah kata-kata suci sepenuh hati yang kita sampaikan kepada alam agar dipertimbangkan untuk diwujudkan. Dengan demikian, maka kita selalu berdoa untuk hal-hal yang positif.
Dengan demikian, maka pola pemikiran positif adalah sumber kebahagiaan. Semakin kuat pemikiran positif kita, maka semakin kuat alam membantu kita untuk mewujudkannya. Jika pemikiran kita terwujud, maka yang kita rasakan adalah kebahagiaan
Pola negatif sumber penderitaan
Pola pemikiran negatif adalah lawan dari pemikiran positif. Dengan pola pemikiran negatif, maka hal-hal yang berkembang di dalam pikiran adalah segala hal yang negatif. Hal-hal negatif adalah kondisi yang menyudutkan atau memandang rendah diri sendiri ataupun orang lain. Ketika kita menganggap orang lain lebih rendah dari kita, tidak dapat melakukan sesuatu, tidak dapat membayar tagihan belanja atau yang lainnya, maka itulah yang kita maksudkan pemikiran negatif. Lebih parah lagi ketika kita merendahkan diri sendiri, menganggap diri tidak mampu melakukan sesuatu, tidak berani melakukan sesuatu karena menganggap diri sendiri tidak mampu, padahal belum dilakukan. Kondisi itulah yang kita sebut pemikiran negatif.
Pemikiran negatif akan melahirkan penderitaan dalam diri sendiri. Pemikiran negatif ini akan menekan diri sendiri sedemikian rupa sehingga resah dan gelisah. Ini merupakan upaya mengulum diri sendiri. Bahkan sangat parah sebab tekanannya diderita oleh jiwa atau psikis kita. Jiwa kita tertekan sedemikian rupa sehingga melahirkan ketakutan untuk melakukannya.
Kita dapat mengambil contoh pada seseorang yang sedang belajar mengendarai sepeda motor. Jika dari sejak awal di dalam pemikirannya mengatakan atau berpikir akan jatuh, pasti akan jatuh! Sugesti di dalam.ditinya adalah dia akan jatuh dan alam menjawabnya, dia terjatuh. Repotnya lagi, setelah merasakan sakitnya jatuh, maka ada ketakutan dalam dirinya, semacam phobia untuk mengendarai sepeda motor.
Masih banyak contoh lain yang memberikan contoh pada kita terkait pemikiran negatif ini. Sekali lagi, kita harus selalu ingat bahwa setiap perkataan kita baik yang sudah dilisankan atau masih menjadi bahasa kalbu. Jika pikiran kita sudah terpola negatif, maka alampun akan mengkondisikan negatif. Akibatnya, segala hal yang kita pikirkan akan terwujudkan.
Banyak pengalaman yang merupakan akibat dari pemikiran negatif ini. Oleh karena itu, kita perlu introspeksi terhadap pemikiran kita. Kita harus dapat memilih dan memilah setiap pemikiran yang berkembang. Tidak semua pemikiran dieksekusi untuk diterapkan dalam kehidupan. Kita harus mengevaluasi, cek and ricek setiap pemikiran sebelum kita terapkan.
Mengembangkan rasa saling percaya
Kepercayaan atau percaya atau satu sikap yang berupa respon kepada seseorang karena karakternya. Kepercayaan ini juga merupakan satu penghargaan yang kita berikan kepada seseorang atas loyalitas, dedikasi, dan keteguhan hatinya menjaga sesuatu untuk kita. Penghargaan ini berupa keyakinan yang utuh kepada seseorang. Dengan kepercayaan yang ada, maka seseorang dapat dan siap melakukan tugas dan kewajibannya secara baik.
Karena adanya kepercayaan, maka seseorang tidak merasa takut atau canggung dalam melakukan sesuatu selama tidak melakukan kesalahan. Dengan demikian, maka seseorang akan berada dalam kondisi kenyamanan tinggi. Mereka tidak perlu syak wasangka dan kawatirkan sesuatu selama pada jalur yang benar.
Kita harus mengembangkan rasa percaya sebaik-baiknya, bahkan seoptimalnya. Dengan rasa percaya, maka orang lain akan memberikan penghargaan untuk diri kita. Hal ini karena rasa percaya yang kita berikan pada seseorang, maka orang tersebut akan meningkat rasa percaya dirinya. Ada kebanggaan di dalam diri pada saat kita memberikan kepercayaan pada seseorang
Kita harus mengakui bahwa dapat dari pemberian kepercayaan pada diri adalah tumbuh kembangnya kebanggaan diri dan rasa percaya diri. Bahkan, ada selintas rasa bangga karena dianggap 'penting' oleh orang lain dengan kepercayaan tersebut. Pada saat kita memberi kepercayaan pada seseorang, kita memposisikan seseorang dalam level kepentingan, penting untuk sebuah kegiatan. Oleh karena itu, orang tersebut atau kita akan melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya.
Kita memang harus saling memberi kepercayaan kepada orang lain. Hal ini karena salah satu kekuatan alam adalah kausal, timbal balik. Siapa menanam, dia yang memanen. Siapa yang berbuat harus mau menerima akibatnya. Dan, dengan pola saling memberi kepercayaan, maka akan saling menjaga kepercayaan tersebut. Ini merupak pemikiran positif yang sangat penting untuk menjaga eksistensi dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola pemikiran kita sehingga menjadikan pemikiran positif sebagai koridor perjalanan hidup. Walau, memang kita tidak dapat menghilangkan pemikiran negatif sebab sudah menjadi sunnatullah, setidaknya kita dapat memposisikan diri pada koridor yang benar, sesuai kebutuhan hidup di masyarakat
Gembongan, 2 September 2022
Langganan:
Postingan (Atom)