Kita harus mengakui bahwa ada 2 (dua) pemikiran dalam otak kita. Kedua pemikiran tersebut saling menguatkan diri untuk menjadi penguasa, setidaknya lebih berperan dari pemikiran yang lain. Kedua pemikiran tersebut adalah pemikiran positif dan pemikiran negatif. Kedua pemikiran ini mengeram dalam otak kita. Pada saat-saat tertentu akan menetas dan menjadi pola laku, tindak kita. Pola laku, pola tindak ini sangat tergantung pada pemikiran mana yang berkuasa dalam otak, hati, jiwa kita. Jika saat itu yang berkuasa adalah pemikiran positif, maka pola laku, pola tindak akan positif. Tetapi, jika pemikirannya negatif, maka pola laku, pola tindak akan negatif juga.
Pola Positif Sumber Bahagia.
Pernahkah kalian mensugesti diri pada koridor positif? Apa yang kalian rasakan setelah sugesti tersebut kita tanamkan dalam pikiran kita?
Energi terbesar dalam kehidupan kita adalah energi yang dimiliki dan dipancarkan alam. Alamlah yang sesungguhnya mengendalikan kehidupan kita. Matahari dengan kekuatan sinarnya, mampu memberi panas dan kehangatan dalam kehidupan. Karena sinarnya yang panas, maka udara dapat bergerak menjadi angin. Angin menggerakkan air laut sehingga menjadi alun, riak, ombak, dan gelombang.
Panas sinar matahari menyebabkan dedaunan dapat memasak sari makanan dari bumi dalam peristiwa fotosintesis sehingga pohon bertahan hidup bahkan dapat memperpanjang keberadaannya dengan buahnya, generatif. Begitulah, alam bekerja untuk menjaga kehidupan tetap eksis.
Semua itu jika kita simak dari pemikiran positif. Bagaimana jika kita simak dari pemikiran negatif?
Kekuatan pemikiran positif tidak dapat kita ingkari. Bahkan, semua yang kita nikmati dalam hidup, yang membuat kita nyaman adalah hasil dari pemikiran positif. Oleh karena itu, kita selalu ditekankan untuk selalu berpikir positif. Ketika kita berpikir positif,maka alam akan mendukung pemikiran tersebut dengan mengumpulkan energi positif. Energi positif yang dipancarkan alam inilah yang membentuk kenyaman diri kita.
Oleh karena itu, semua orang selalu berusaha untuk mengkondisikan pikirannya pada situasi positif. Bahkan, pada saat pemikiran dilahirkan sebagai perkataan ataupun tindakan, maka semua berada pada koridor positif. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa perkataan adalah doa dan doa adalah kata-kata suci sepenuh hati yang kita sampaikan kepada alam agar dipertimbangkan untuk diwujudkan. Dengan demikian, maka kita selalu berdoa untuk hal-hal yang positif.
Dengan demikian, maka pola pemikiran positif adalah sumber kebahagiaan. Semakin kuat pemikiran positif kita, maka semakin kuat alam membantu kita untuk mewujudkannya. Jika pemikiran kita terwujud, maka yang kita rasakan adalah kebahagiaan
Pola negatif sumber penderitaan
Pola pemikiran negatif adalah lawan dari pemikiran positif. Dengan pola pemikiran negatif, maka hal-hal yang berkembang di dalam pikiran adalah segala hal yang negatif. Hal-hal negatif adalah kondisi yang menyudutkan atau memandang rendah diri sendiri ataupun orang lain. Ketika kita menganggap orang lain lebih rendah dari kita, tidak dapat melakukan sesuatu, tidak dapat membayar tagihan belanja atau yang lainnya, maka itulah yang kita maksudkan pemikiran negatif. Lebih parah lagi ketika kita merendahkan diri sendiri, menganggap diri tidak mampu melakukan sesuatu, tidak berani melakukan sesuatu karena menganggap diri sendiri tidak mampu, padahal belum dilakukan. Kondisi itulah yang kita sebut pemikiran negatif.
Pemikiran negatif akan melahirkan penderitaan dalam diri sendiri. Pemikiran negatif ini akan menekan diri sendiri sedemikian rupa sehingga resah dan gelisah. Ini merupakan upaya mengulum diri sendiri. Bahkan sangat parah sebab tekanannya diderita oleh jiwa atau psikis kita. Jiwa kita tertekan sedemikian rupa sehingga melahirkan ketakutan untuk melakukannya.
Kita dapat mengambil contoh pada seseorang yang sedang belajar mengendarai sepeda motor. Jika dari sejak awal di dalam pemikirannya mengatakan atau berpikir akan jatuh, pasti akan jatuh! Sugesti di dalam.ditinya adalah dia akan jatuh dan alam menjawabnya, dia terjatuh. Repotnya lagi, setelah merasakan sakitnya jatuh, maka ada ketakutan dalam dirinya, semacam phobia untuk mengendarai sepeda motor.
Masih banyak contoh lain yang memberikan contoh pada kita terkait pemikiran negatif ini. Sekali lagi, kita harus selalu ingat bahwa setiap perkataan kita baik yang sudah dilisankan atau masih menjadi bahasa kalbu. Jika pikiran kita sudah terpola negatif, maka alampun akan mengkondisikan negatif. Akibatnya, segala hal yang kita pikirkan akan terwujudkan.
Banyak pengalaman yang merupakan akibat dari pemikiran negatif ini. Oleh karena itu, kita perlu introspeksi terhadap pemikiran kita. Kita harus dapat memilih dan memilah setiap pemikiran yang berkembang. Tidak semua pemikiran dieksekusi untuk diterapkan dalam kehidupan. Kita harus mengevaluasi, cek and ricek setiap pemikiran sebelum kita terapkan.
Mengembangkan rasa saling percaya
Kepercayaan atau percaya atau satu sikap yang berupa respon kepada seseorang karena karakternya. Kepercayaan ini juga merupakan satu penghargaan yang kita berikan kepada seseorang atas loyalitas, dedikasi, dan keteguhan hatinya menjaga sesuatu untuk kita. Penghargaan ini berupa keyakinan yang utuh kepada seseorang. Dengan kepercayaan yang ada, maka seseorang dapat dan siap melakukan tugas dan kewajibannya secara baik.
Karena adanya kepercayaan, maka seseorang tidak merasa takut atau canggung dalam melakukan sesuatu selama tidak melakukan kesalahan. Dengan demikian, maka seseorang akan berada dalam kondisi kenyamanan tinggi. Mereka tidak perlu syak wasangka dan kawatirkan sesuatu selama pada jalur yang benar.
Kita harus mengembangkan rasa percaya sebaik-baiknya, bahkan seoptimalnya. Dengan rasa percaya, maka orang lain akan memberikan penghargaan untuk diri kita. Hal ini karena rasa percaya yang kita berikan pada seseorang, maka orang tersebut akan meningkat rasa percaya dirinya. Ada kebanggaan di dalam diri pada saat kita memberikan kepercayaan pada seseorang
Kita harus mengakui bahwa dapat dari pemberian kepercayaan pada diri adalah tumbuh kembangnya kebanggaan diri dan rasa percaya diri. Bahkan, ada selintas rasa bangga karena dianggap 'penting' oleh orang lain dengan kepercayaan tersebut. Pada saat kita memberi kepercayaan pada seseorang, kita memposisikan seseorang dalam level kepentingan, penting untuk sebuah kegiatan. Oleh karena itu, orang tersebut atau kita akan melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya.
Kita memang harus saling memberi kepercayaan kepada orang lain. Hal ini karena salah satu kekuatan alam adalah kausal, timbal balik. Siapa menanam, dia yang memanen. Siapa yang berbuat harus mau menerima akibatnya. Dan, dengan pola saling memberi kepercayaan, maka akan saling menjaga kepercayaan tersebut. Ini merupak pemikiran positif yang sangat penting untuk menjaga eksistensi dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola pemikiran kita sehingga menjadikan pemikiran positif sebagai koridor perjalanan hidup. Walau, memang kita tidak dapat menghilangkan pemikiran negatif sebab sudah menjadi sunnatullah, setidaknya kita dapat memposisikan diri pada koridor yang benar, sesuai kebutuhan hidup di masyarakat
Gembongan, 2 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar