Kondisi ini menjadikan kegiatan menulis sebagai kegiatan yang eksklusif. Tidak semua orang dapat melakukannya. Jika ada orang yang dapat, bahkan piawai dalam kegiatan menulis, maka dianggap istimewa. Mereka dianggap sebagai kelompok para pemikir. Dan, masyarakat berharap agar mereka dapat menjadi pencerah kehidupan masyarakatnya.
Kembali pada anggapan bahwa kegiatan menulis itu kegiatan yang membosankan. Tentunya dengan anggapan ini, maka banyak orang yang enggan untuk bergiat menulis. Apalah artinya melakukan kegiatan yang membosankan?
Mengapa banyak orang yang enggan menulis? Apakah memang kegiatan menulis itu membosankan? Atau hanya alasan karena merasa tidak mampu melakukan kegiatan menulis? Mungkin, kita koreksi diri terkait kegiatan menulis. Pejamkan mata dan konsentrasikan pikiran terhadap alasan kita tidak menulis. Maka, kita akan menemukan alasan yang sesungguhnya kenapa tidak menulis
Ketakutan tak beralasan
Diakui atau tidak, kita sering diterkam ketakutan untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk hal-hal yang baru. Banyak alasan kenapa kita ketakutan itu. Tetapi, sesungguhnya ketakutan tersebut hanyalah halusinasi semata. Ketakutan yang sesungguhnya tidak beralasan.
Ketika ada tantangan datang kepada kita, apa yang terlintas dalam pikiran kita? Ya, kita tidak percaya pada kemampuan kita. Seringkali, ketika mendapatkan tantangan, kita sudah menjatuhkan vonis bahwa kita tidak mampu melakukan kegiatan tersebut. Hal ini berakibat menjadi kerdilnya diri kita. Bagaimana tidak, kita belum melakukan apa-apa, tetapi sudah dikondisikan tidak mampu. Kondisi ini akan menjadi beban dalam pikiran kita. Beban ini selanjutnya menutup kemungkinan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Untuk menghindari ketakutan tidak beralasan ini, maka salah satu caranya adalah berpikir dan bertindak positif. Berasalah yakin bahwa kita dapat melakukan, menghadapi tantangan yang datang pada kita. Dan, kita yakin dapat muncul sebagai pemenangnya. Pemenang yang kita maksudkan dalam hal ini adalah kita dapat menulis dengan sebaik-baiknya.
Hadapi semuabtantang hidup dengan keyakinan dapat memenangkannya. Keyakinan ini merupakan kemenangan yang kita miliki.
Komitmen terhadap diri sendiri
Komitmen terhadap diri sendiri merupakan satu energi besar yang mendukung keberhasilan kita. Pertanyaannya, adakah kita telah membuat komitmen terhadap diri sendiri saat menghadapi tantangan atau keinginan tertentu? Ataukah kita biarkan diri kita menggelinding sendiri untuk menjawab tantangan?
Komitmen dapat kita artikan sebagai sebuah kesepakatan yang harus dipatuhi dan diwujudkan dengan penuh konsekuensi. Komitmen kepada diri sendiri merupakan energi yang kita tanamkan ke dalam diri dan menjadi penyemangat innert. Ketika komitmen itu kita tuangkan, maka terbentuk satu kesadaran dalam diri untuk mewujudkannya.
Dengan komitmen ini, maka tanpa harus diingatkan atau diperintah oleh orang lain, maka sudah menjadi bagian integral kegiatan. Kita akan melakukan isi komitmen dan merasa berhutang jika tidak melakukannya. Misalnya, kita berkomitmen untuk menulis setiap hari, maka kita akan menulis setiap hari. Tetapi komitmen tersebut kurang efektif, maka kita tingkatkan menulis satu halaman atau berapa halaman tiap hari, maka setiap hari kita menulis sesuai komitmen tersebut. Jika kita tidak melakukannya, maka berasa berhutang.
Komitmen 2 (dua) halaman tersebut dapat kita selesaikan dalam satu hati. Bukan sekali duduk menulis. Mungkin kita dapat menulis seperempat halaman di pagi hari, setengah halaman di siang hari, seperempat halaman menjelang magrib, satu halaman setelah menonton sinetron, dan selanjutnya kita istirahat.
Jika hal tersebut kita terapkan dengan disiplin tinggi, maka kita akan terlatih untuk secara intens menulis. Tidak ada lagi kemalasan saat ingin menulis.
Menulis itu mengasyikan
Tahukah Anda bahwa sesungguhnya kegiatan hidup yang paling mengasyikan adalah menulis. Dengan menulis, maka kita dapat menyampaikan berbagai ide, gagasan, bahkan keinginan. Kita dapat menyiratkan berbagai kejadian, bahkan beban pikiran untuk meringankan hati. Menulis adalah sarana rekreasi yang paling mudah, sederhana, dan murah. Tetapi meskipun demikian, kita dapat menuliskan banyak hal yang tersimpan dalam memori kita.
Menulis itu menyiratkan segala yang ada dalam pikiran kita. Semua hal yang berjubel di dalam pikiran dapat kita keluarkan dalam bentuk tulisan. Semakin banyak tulisan yang kita hasilkan, maka semakin banyak pikiran terkurangi. Hal ini mengakibatkan pikiran kita menjadi ringan. Kondisi ini dapat terjadi sebab pada saat kita menulis, bendungan pikiran terbuka. Isinya mengalir keluar. Akhirnya, isi pikiran berkurang dan ringan.
Jika kita memperhatikan, maka sebenarnya pada saat kita membuat komitmen dengan diri, sesungguhnya kita sedang meningkatkan produktivitas menulis. Produktivitas tulisan dapat kita lihat dari jumlah tulisan yang kita hasilkan. Semakin banyak tulisan, semakin produktif.
Sebagai seorang penulis atau yang ingin menjadi penulis, maka membuat komitmen dengan diri sendiri sangatlah perlu dan penting. Kita pasti berkeinginan untuk tetap produktif setiap waktunya dan tidak ingin terjebak dalam kebuntuan. Dan, komitmen kepada diri sendiri diyakini dapat menganulir semua kemungkinan negatif yang menerkam kegiatan menulis kita.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita. Aamiin.
Gembongan, 9 September 2022
1 komentar:
Mantap Pak. Menulis memang eksklusif tetapi yang bisa menulis akan istimewa. Salam literasi.
Posting Komentar