Mohammad Saroni
Hakikat kata adalah jati diri
nilai diri seseorang dicerminkan pada kata-katanya
ajining diri saja lati, bahwa harga diri seseorang ditentukan oleh lidahnya
oleh karena itu berhati-hatilah ketika menggerakkan lidah
Kata-kata dilahirkan lidah yang bersembunyi di dalam mulut
lidah hanya berani bicara tetapi tidak berani memunculkan diri⁷
maka mulutmu adalah sesungguhnya harimaumu
apa yang keluar dari mulutmu sebagai produk lidah
adalah taring tajam yang aksn merobek tubuhmu
Dan, lidah itu benar- benar lebih tajam daripada pedang
luka karena lidah adalah keabadian
tidak ada darah tetapi terasa sepanjang masa
tetapi luka karena pedang hanya selayang pandang
diberi obat atau disuntik, dijahit maka aksn kembali seperti semula
sedangkan luka karena lidah tidak pernah ada obatnya
Ketika kata telah kehilangan makna
pada saat itulah lidah bersilat dengan pongahnya
lidah asal bergerak lafalkan kata-kata
tidak peduli apakah kata itu bermakna atau tidak
terlontar tanpa saringan yang menyeleksi kata-kata
Saat ini, kata-kata sungguh telah kehilangan makna
pendangkalan makna bahkan penghancuran makna
melontar berbeda dari satu bibir yang sama
Mengapa kata harus dilahirkan
sedangkan maknanya dikebiri begitu saja
tidak ada kemampuan melahirkan kata-kata baru
sebab kata yang lama telah dibungkam dan dimakamkan
Mdkna kata dibungkam dengan cara mengingkari kelahiran kata
menganggap kata yang lahir telah mati
kalaupun masih hidup, kata-kata itu sudah sekarat
menunggu kehancurannya oleh pengingkaran
Semoga segera lahir kata-kata baru
dari lidah yang benar-benar mengerti kata
yang mengedepankan makna sebagai pondasi
hingga komunikasi terjaga
Gembongan, 2 Januari 2024
ADU DOMBA
Mohammad Saroni
Adu domba, domba diadu
tanduk- tanduk beradu
kaki-kaki mengais menata awalan
batok kepala seperti akan pecah
saat batok lawan menggetarkan kepala
Orang-orang pintar memberdayakan kepintarannya
kata-kata manis adalah manis madu
mengoles di bibir hingga mengkilap
semut-semut bergerak mengerumuninya
Tetapi, setelah sejilatan madu dirasakan
kata-kata membujuk membawa semut-semut ke lingkaran
dan, dengan sedikit percikan api, semua terbakar
tidak ada lagi logika dan nalar
mereka bergerak seperti kerbau buta
Sementara orang-orang yang hanya mengandalkan okol
melakukan semua perintah tanpa pikir panjang
seperti sebutir peluru dalam lubang pelurus
ketika pelatuk ditarik, maka melesatlah dia tanpa berpikir panjang
Orang-orang ini bergerak dalam satu komando
walau sang komandan sedang asyik berkencan
maka menggelinding lah mereka seperti bola liar
tak jelas siapa yang bertanggungjawab
Dan, ketika mereka kesandung masalah
mereka tidak mau diposisikan salah
bersikeras mereka membela diri
bahkan dengan memutar balikan fakta
Adu domba bukan saja antara dua domba
tetapi lebih sering satu kelompok dengan kelompok lainnya
hingga korban berjatuhan tanpa kepastian status
sementara sang komandan masih asyik berkencan
Mengapa kita tetap saja terjerat taktik adu domba
padahal sejarah bsngsa sudah mengatakan
adu gomba adalah prnyebab utama perpecahan
mengapa kita tidak juga menyadari
apakah menunggu perpecahan benar-benar terjadi?
Gembongan, 2 Januari 20247
DAN, SEMUT PUN DI KIRIM KE MEDAN PERANG
Mohammad Saroni
Genderang perang sudah ditabuh
suatanya mendentum- dentum menggelorakan semangat
semua personil telah disiapkan
Siapa sesungguhnya yang sedang berperang
dan memperebutkan apa sehingga perang begitu gencar
mungkin karena ambisi sehingga lenyap logika dan daya nalar
dan, lahirlah orang-orang barbar
Sesungguhnya siapa yang sedang berperang,
apakah para prajurit ataukah para jenderal
sebab para jenderal adalah para perancang
dan para prajurit adalah eksekutornya
Ketika gajah bertarung dengan gajah
mereka sama-sama kuat sehingga tidak ada yang menang
maka, dikirimlah pasukan semut untuk menyerang sang gajah
Semut bergerak tanpa terkendali
berbaris rapi dengan semangat berapi-api
dan, seperti yang sudah kita bayangkan
pasukan semut berhasil memporakporandakan musuh
setidaknya, membuat kalang kabut
Gajah duduk manis di kursi singgasana
sesekali memberi komentar untuk membela
walau pasukan semutnya salah, kewajibannya untuk membela
semut-semut harus menerima akibatnya
luluh lantak menghadapi gajah yang angkara
Pasukan semut dikirim ke medan perang
ketika gajah merasa tidak mampu bertahan lagi
atau memang hendak menyelamatan diri
mengorbankan pasukan semut untuk meraih ambisi
Gembongan, 2 Januari 2024
OMBAK DI MUSIM PANEN
Mohammad Saroni
Musim panen telah tiba
para petani siapkan kantong-kantong
terbayang hasil yang membahagiakan
bukti negeri gemah ripa loh jinawi
Pagi-pagi persiapan sudah beres
para tetangga tidak lupa diajak serta
musim panen bukan miliknya semata
sebab pohon padi yang ditanam sudah jadi ribuan
Tetapi, ombak tidak hanya ada di lautan
di hamparan tanaman padi pun ada ombak
bulir-bulir padi menggantung tanpa isi
pak tani hanya mengelus dada tipisnya
menangis hanya tersimpan dalam hati
Usaha yang dilakukan tidak membawa rejeki
lumbung rumah sudah tidak ada isi
bahkan para tikus sudah lama pergi
ketakutan mati di dalam lumbung padi
Panen bukan jaminan hidup menjadi baik
harga gabah tidak berimbang ongkos olah
lebih besar pasak daripada ukuran tiang
hanya tercenung di jalan setapak sawah
merenungi nasib yang semakin terombang ambing
Ombak di saat panen menjadi cambuk
sebab kegagalan adalah pintu keberhasilan
asal tetap semangat jalani tugas kewajiban
garis hidup tidak mungkin diingkari
dan, ombak hanyalah riak kehidupan
sebab perahu tetap menuju ke lautan
Gembongan, 3 Desember 2024
SEMUA CARA HALAL
Mohammad Saroni
Untuk mencapai tujuan kita bebas bertindak
karena sesungguhnya banyak jalan menuju Roma
jangan tanya saya.lewat jalan mana.untuk sampI ke kota
sebab bukan hal penting untuk dapatkan jawaban
Apalagi di jaman dimana dinding bertelinga
daun pepohonan kelopak matanya selalu mengintai
pohonnya berdiri tegak menghujam langit
sementara akar-akarnya menyerap sari makan dari tanah
Sinar matahari sering hilang tertutup dedaunan
hingga tubuhnya menggigil kedinginan
rerantingnya patah sebab dihinggapi burung
maka dahan-dahan berebut mengarah ke langit
berharap langit akan berikan kehangatan
tidak peduli ada reranting yang menghalangi
dahan terus bergerak menuju matahari
Begitulah, untuk mendapatkan ambisi
semua cara ditempuh dengan sesuka
walau cara itu melawan etika.masyarakat
yang penting ambisi dapat diraihnya
Bahkan, cara terkotor pun dilakukan
meminjam tangan orang untuk bertindak
asal jejak tidak tertinggal di tkp
walau tahu jalan itu tidak halal
jika sudah tidak asa cara lain
atau ketika diri merasa terancam
lantas sembunyikan tangan di balik meja
dan berteriak lantang dengan seribu fitnahan
Semua cara halal
walau harga diri harus dijual
persetan, sebab harga diri adalah puncak
sedang ambisi adalah kendaraannya
Gembongan, 3 Januari 2024
TAK PERLU GERAH WALAU KITA BERBEDA
Mohammad Saroni
Sesungguhnya berbeda adalah anugerah
sebab perbedaan itu menyebabkan udara bergerak
sebab perbedaan itu menyebabkan air mengalir
sebab perbedaan, maka kehidupan terus berputar
Tidak perlu kita gerah karena berbeda
seharusnya kita bersyukur karenanya
sebab perbedaan itu yang menjadi roda kehidupan
tanpa perbedaan, maka kehidupan akan stagnan
Tetapi, mengapa karena perbedaan kita harus bertengkar
mengapa kita harus berseteru karena hal tersebut
sehingga sahabat menjadi laknat
saudara menjadi petaka
Mengapa kita tidak menyandingkan perbedaan
agar hidup menjadi warna pelangi
segar setelah hujan selesai menerjang
Tak perlu gerah walau kita berubah
sebab perbedaan adalah anugerah
sebab perbedaan lahirlah energi
menjaga kehidupan tetap bergerak
Gembongan, 4 Januari 2024
MENEMUKAN JALURNYA
Mohammad Saroni
Berjalanlah sesuai jalur yang ada
jangan mencoba melawan arus pada umumnya
agar perjalanan kita tidak mengalami hambatan
begitu pesan leluhur pada ansk cucunya
Tetapi perkembangan pola hidup berbeda
semua yang biasa dilakukan sudah dilarang
sebab ditengarai mengganggu ketenangan masyarakat
semua harus mengalir sesuai aturan yang berlaku
jika tidak kurungan akan menjeratnya
Dan, sekarang jalur itu dibuka kembali
walaupun tidak secara terang- terangan
maka mereka segera turun ke jalan
mengembalikan pola lama yang lama ditinggalkan
Kembalilah arogansi jalanan tumbuh subur
motor meraung-raung dengan asap mengepung lingkungan
sebadan jalan dipenuhi rombongan kuda besi
yang lain harus minggir jika ingin selamat
Aparat berada di simpang jalan
menangani ataukah membiarkan saja
sebab mereka sedang mengunyah buah simalakama
maka, diam menjadi pilihan yang aman
Lantas, siapa yang harus menghadapinya?
masyarakat dengan hukum tertingginya
turun ke jalan bersatu padu menyelesaikan masalah
hukum massa adalah solusinya
Gembongan, 4 Januari 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar