Ketika kita merasakan kehidupan yang tidak aman, maka pada saat itu se-benarnya kita telah kehilangan sebagian dari kedamaian kita. Keamanan yang terancam akibat kondisi yang tercipta untuk kita ataupun sikap serta kondisi yang tidak mendukung keinginan hati dan akhirnya memancing emosi kita sehingga berapi-api, maka pada saat tersebut kita telah kehilangan kedamaian hidup. Hubungan antara kedamaian dengan sebahagiaan sedemikian erat dan dekatnya sehingga kita tidak dapat mengabaikan satu terhadap yang lainnya. Kalau kita membicarakan yang satu, maka yang satuya secara langsung menjadi bagian tak terpisahkan dan selalu bersama-sama sebagai hukum sebab dan akibat, yaitu hukum kausalik yang berlaku secara otomatis dari Tuhan. Kedamaian merupakan dasar dari hidup yang penuh kebahagiaan dan keba-hagiaan hanya dapat tercipta jika kita berada pada kondisi hidup yang penuh kedamaian. Hal ini disebabkan karena hanya dalam kedamaian, maka hati merasa nyaman dan kenyamanan merupakan indikasi dari hidup yang ber-kebahagiaan.
Secara umum, ketika kita berbicara mengenai kedamaian, maka yang ter-bayang di dalam pikiran kita adalah suatu kondisi yang aman, tidak ada ancaman dari dunia luar diri. Semua pola kegiatan hidup dapat dilakukan dan diwujudkan sesuasi dengan program yang telah disusun sebelumnya. Tidak ada permusuhan yang tercipta di antara elemen masyarakat. Semua elemen masya-rakat dapat hidup berdampingan tanpa ada perseteruan negatif yang menye-babkan masing-masing pihak merasa terancam eksistensinya. Semua orang dapat melaksanakan kegiatan hidupnya tanpa harus merasa syak terhadap kondisi dan pola pergaulan yang harus dijalaninya. Setiap orang menjalani kehidupan secara kodrati tanpa harus melakukan manuver-manuver kotor untuk mengkondisikan dirinya sebagai orang-orang berhasil menguasai kehi-dupan dan menganggap orang lain hanyalah pion yang melengkapi kehi-dupannya. Mereka merasa hidup sebagai sosok yang lebih dari pada orang lain sehingga orang lain seharusnya dating kepaanya jika membutuhkan sesuatu. Hal ini selanjutnya menciptakan interaksi sosial antar personall dan menjadikan hidup sebagai sesuatu yang dinamis.
Tetapi, pada kenyataannya semua itu sungguh sangat berbeda. Teori me-ngenai langkah-langkah menciptakan kondisi aman sungguh berlainan dengan kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan yang sebenarnya. Orang - orang selalu mengatakan bahwa mereka sangat mendambakan hidup damai. Tetapi apa yang kita temukan dalam kehidupan nyata? Mereka justru menjadi penyebab ketidakdamaian di lingkungan masing-masing. Mereka selalu saja menerapkan pola kehidupan yang bertentangan dengan konsep dasar kehidup-an penuh kedamaian. Bahkan tidak jarang mereka yang sangat getol menyuara-kan kedamaian ternyata menjadi biang keladi keonaran hidup di masya-rakat.
Masing-masing dari kita selalu berusaha untuk dapat menggapai ke-hidupan yang penuh kedamaian. Segala hal dilakukan untuk dapat mewujud-kan kehidupan yang damai dan hal ini seringkali menyebabkan pola kehidupan tidak lagi damai. Bahwa ketidakdamaian pola kehidupan di masyarakat merupa-kan akibat dari pola hidup yang diterapkan oleh anggota masyarakatnya. Se-bagian besar anggota masyarakat, kita berpikir bahwa kedamaian itu urusan diri masing-masing dan harus berusaha untuk mendapatkannya sendiri-sendiri. Hal inilah yang selanjutnya menjadi permasalahaan krusial sebab sering terjadi friksi antar pribadi akibat egoisme masing-masing pihak untuk mewujudkan keingin-an mereka. Kenyataan inilah yang menjadikan kondisi seakan-akan setiap orang berada pada posisi saling menyikut dan menjatuhkan. Jika hal tersebut salah dimengerti, maka yang terjadi adalah keyataan, yaitu masing-masing personil saling menjegal dan menyikut untuk mendapatkan kedamaian hidup. Padahal sebenarnya kedamaian itu tidak dapat digapai oleh orang perseorang tanpa bantuan atau keterlibatan orang lain. Kita dapat merasakan kedamaian sebab setiap orang mendukung diri kita untuk berada pada kondisi damai, kalau saja orang lain merasa tidak memerlukan kedamaian, maak sudah pasti hidup kita juga tidak pernah damai, apalagi bahagia.
Kita harus menghindari terjadinya friksi antar pribadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, friksi inilah yang seringkali menjadikan kita kehilangan kondisi damai. Kita berbenturan hati, bahkan fisik sehingga mendatangkan kondisi tidak aman. Akibatnya, seringkali kita menyaksikan terjadinya perang antar saudara, suku, bahkan antar negara. Bahkan, kita pernah mengalami kondisi yang sangat tidak damai, sehingga banyak orang yang tidak bahagia hidupnya. Pada saat itu kondisi sedemikian rupa sehingga orang selalu me-mikirkan keselamatan dirinya yang terancam. Setiap saat harus berhadapan dengan serdadu dan bau amis darah korban perang. Ketika negeri ini dijajah oleh negeri lain karena diinginkan hasil buminya, kekayaan buminya yang sede-mikian besar, maka pada saat itulah kita telah kehilangan kedamaian hidup, apalagi kebahagiaan hidup. Setiap saat kita harus berhadapan dengan kondisi yang tidak nyaman sebab penjajah memang mengkondisikan agar hidup kita tidak nyaman sehingga setiap saat banyak orang yang tersiksa hidupnya, kehilangan kedamaian dan kebahagiaan hidup. Itu merupakan sejarah yang sangat menyiksa dan menjadi teladan agar kita tidak mengalami hal tersebut untuk kedua kalinya. Hidup tanpa kedamaian merupakan kehidupan yang paling menyiksa diri dan menghancurkan masa depan, sehingga kita seharusnya menyadari bahwa kita sangat memerlukan kedamaian sebagai salah satu jembatan menuju kebahagiaan hidup yang hakiki.
Berapa banyak orang yang mati akibat kondisi yang tidak aman, bahkan kondisi yang tidak ada kedamaian. Mereka merupakan korban yang sia-sia. Seharusnya mereka hidup secara bahagia di dunia ini, sesuai dengan kodrat hidupnya. Kita juga demikian, seharusnya dapat hidup secara damai agar bahagia. Segala hal harus kita lakukan dan kondisikan sehingga mampu meng-antar kita menuju keberhasilan membangun masyarakat yang penuh kedamai-an. Setiap saat kita berusaha untuk mengkondisikan kehidupan ini penuh dengan kedamaian sehingga setiap personil atau elemen masyarakat merasakan bahwa kehidupan ini merupakan hal terbaik bagi kita. Bagaimana-pun kita selalu berharap agar hidup kita selalu dalam lingkupan kebahagiaan dan bukan terkungkung oleh kedukaan yang tiada habisnya. Sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan untuk menjadi pemimpin di dunia ini, maka setidaknya masing-masing orang dibekali oleh sikap baik untuk menjaga kehidupan dunia sebagai sebuah kondisi yang terbaik. Pada hakikatnya manusia diciptakan dalam kondisi putih, suci sehingga kodratnya adalah baik-baik, hanya saja kemudian kondisi tersebut snagat berlainan ketika harus berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi kodnsii kehidupan yang tidak dapat diatasinya secara baik, maka nilai positif diri mulai tergerus dan pada akhirnya hilang. Bahwa, pada dasarnya kita ini adalah pribadi yang baik. Kita diciptakan oleh Tuhan sebagai sosok yang suci, tanpa dosa dan selalu berpikiran positif terhadap kondisi kehidupan dunia. Coba kita lihat, bagaimana seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya tanpa pernah mempuyai syak wasangka terhadap siapapun yang ada di sekitar-nya. Mereka begitu lugu artinya masih begitu asli hidupnya sehingga tidak pernah mempunyai kecurigaan terhadap kondisi kehidupannya, walaupun apa yang dilakukannya mengandung resiko. Hal ini bukan berarti karena anak belum mengerti apa-apa, tetapi begitulah sebenarnya kita diciptakan Tuhan dalam kehidupan ini. Seharusnya pikiran kita adalah pikiran bebas yang tidak didasari oleh berbagai pikiran negatif terhadap orang lain atau terhadap kehidupan ini. Dasar kepribadian kita adalah kepribadian positif tetapi selanjutnya mengalami perubahan drastis ketika kepribadian tersebut harus disandingkan dengan kehidupan alam yang memaksa setiap orang untuk berusaha menjaga eksistensi dirinya. Bahwa selanjutnya sikap kita menjadi negatif semata-mata adalah merupakan respon diri terhadap kondisi hidup yang memang memaksa kita untuk berusaha mempertahankan diri terhadap segala aktivitas hidup yang serba memperkosa diri. Kehidupan selalu memaksa setiap orang untuk selalu berusaha memenuhi segala kebuTuhan hidupnya tanpa harus memikirkan dampak yang terjadi dari setiap kegiatan pertahanan diri tersebut. Bahkan, tidak jarang harus berbenturan dengan orang lain sebab mem-pertahankan kehidupan salah satunya adalah selalu menganggap bahwa orang lain selalu berusaha menyerobot kepentingan diri kita. Asumsi inilah yang selanjutnya membuat setiap orang merasa terganggu bahkan terancam jika seseorang mendekati bidang kerja yang ditanganinya. Dari asumsi tersebut, maka selanjutnya timbul-lah kontra antar pribadi, friksi antar personall dan akhirnya hal tersebut menjadi-kan setiap orang bercuriga terhadap sesamanya. Jika hal tersebut terjadi, maka kita pasti kehilangan kedamaian sebab hidup kita didasari oleh kecurigaan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Kita harus meyakini bahwa hanya dengan pola hidup yang penuh ke-damaian saja, maka kehidupan dunia ini dapat dijaga dari kehancuran. Dengan kedamaian pasti akan tercipta pola pergaulan antar manusia yang dapat mem-berikan kebahagiaan yang memberikan kita dapat mengaktualisasikan segala kemampuan diri sehingga dapat menjaga eksistensi kehidupan manusia. Siapa lagi yang bakal menjaga eksistensi kita jika bukan kita?! kita diciptakan Tuhan sebagai pemimpin kehidupan dunia, artinya Tuhan sengaja menciptakan kita sebagai makhluk yang berakal, berperasaan dengan tujuan agar dapat menjaga eksistensi kehidupan ini sedemikian rupa sehingga segala hal negatif dalam kehidupan dapat dihilangkan dan selanjutnya dapat menjadikan kehidupan lebih teratur dan tentu saja penuh dengan kedamaian.
Kedamaian dan kebahagiaan merupakan dua aspek kehidupan yang saling berkaitan dan tidak dapat terpisahkan sampai kapanpun. Kedua aspek ini sepertinya saling bergantung dan tergantung. Bahwa kedamaian pada akhirnya mengarah pada terciptanya suatu kondisi yang membahagiakan. Sedangkan, kebahagiaan yang utuh sudah pasti akan membawa kondisi yang penuh dengan kedamaian. Inilah benang merah yang mengkaitkan antara kedamaian dengan kebahagiaan.
Kita tidak mungkin membiarkan kondisi kehidupan yang selalu penuh dengan ancaman. Kitalah yang seharusnya berusaha untuk menghilangkan segala hal yang berkaitan dengan eksistensi kedamaian dengan kebahagiaan yang mungkin tercipta akibat pola pikir dan laku. Kita seharusnya berperan aktif dalam setiap langkah konkrit untuk mengawinkan kedamaian dengan ke-bahagiaan sebagai hasil reproduksi alamiah. Dengan proses perkawinan alamiah inilah, maka reproduksi kehidupan menjadi sebuah fenomena alam, bukan hasil rekayasa ataupun upaya negatif menutupi kepalsuan kondisi.
Kedamaian dan kebahagiaan tidak mungkin kita palsukan sebab dengan memalsukan kondisi tersebut sebenarnya kita telah menanam benih permasalah-an dan penderitaan untuk masa depan. Bagaimanapun kita harus memposisikan pola kehidupan diri kita secara proporsional sehingga tidak begitu merugikan diri sendiri. Keproporsionalan kondisi tersebut harus diasumsikan sebagai se-buah upaya sadar dan dialokasikan sebagai langkah konkrit pertanggung-jawaban terhadap kehidupan diri.
Kedamaian tidak hanya tergantung pada tidak adanya ancaman keaman-an diri terhadap ancaman, melainkan kondisi perekonomian juga dapat menjadi salah satu pemicu hadirnya ketidakdamaian hidup. Oleh karena itulah, maka keinginan hidup secara damai merupakan salah satu dampak dari kondisi per-ekonomian yang kurang mendukung. Kita yang kondisi perekonomiannya ku-rang mampu, bahkan tidak mampu mempunyai kecenderungan untuk menciptakan ketidakamanan dan selanjutnya menjadi ketidakdamaian hidup, yang jika dibiarkan secara terus menerus, maka hal tersebut dapat menjadikan hidup kita kehilangan kebahagiaan.
Seringkali kita berharap kondisi perekonomian kita dapat meningkat, maka pada saat tersebut kita merasa terancam oleh kondisi yang serba berke-kurangan. Inilah yang penulis maksudkan bahwa perekonomian menjadi salah satu penyebab ketidak-damaian hidup manusia. Manusia mempunyai kecen-derungan untuk hidup serba mudah dan terpenuhi segala kebuTuhan. Hal ini seringkali mendatangkan pola kehidupan manusia yang penuh kegelisahan. Seringkali orang memakai kondisi perekonomian keluarga sebagai salah satu alasan sehingga mereka tidak dapat menggapai kedamaian hidup. Mereka merasa bahwa seharusnya kehdiupan ini dalam kondisi perkonomian yang cukup, bahkan berlebih jika ingin hidup secara damai dan pada akhirnya penuh dengan kebahagiaan. Kita seringkali melihat banyak orang yang mengatakan hidupnya tidak nyaman, tidak tenang dan tidak damai, bahkan tidak bahagia sebab kehidupan ekonominya sangat berkekurangan. Mereka menganggap bahwa kehidupannya terancam oleh kondisi ekomnomi yang kurang.
Kalau kita mengalami kegelisahan dalam hidup, maka hal itu berarti kita mengalami kondisi yang tidak aman dan selanjutnya kondisi tidak aman ini menciptakan ketidaknyamanan. Kalau hidup kita tidak nyaman, maka sudah pasti kita tidak bakal damai. Setiap saat kita selalu berpikir tentang segala hal yang bersifat negatif dan menyerang diri kita. Hidup kita terasa selalu meng-hadapi kondisi negatif yang destruktif sehingga tidak ada kedamaian. Akibatnya kita selalu berusaha untuk mempertahankan diri dari segala hal yang bersifat negatif terhadap diri kita. Kita selalu berusaha menganulir setiap masalah dengan langkah-langkah strategis, yang kadangkala oleh orang lain dianggap sebagai bentuk perlawanan dan akhirnya orang lain berthan pada kondisi yang akhirnya kondisi tersebut menciptakan friksi antar personall.
Apakah kita menginginkan hal seperti itu? Tentunya tidak seorangpun yang ingin hidupnya selalu dilingkupi perasaan gelisah dan tidak aman. Kita cenderung untuk berada pada lingkungan yang memberikan kita kondisi aman. Setiap kali kita menghadapi kondisi negatif yang mengancam, maka segera kita berusaha untuk melepaskan diri. Segala hal kita lakukan untuk menganulir kondisi negatif dan mencoba untuk menciptakan kondisi positif agar kehidupan menjadi lebih baik. Setiap orang berusaha untuk menghilangkan kondisi negatif.
Kita memang harus segera tanggap terhadap kondisi yang kita alami jika menginginkan segala hal menjadi lebih baik. Kita harus berusaha untuk meng-usir segala hal negatif untuk dapat hidup secara damai dan akhirnya mencapai kebahagiaan. Kita ini mempunyai kewajiban untuk selalu berusaha dalam menghadapi kehidupan. Kalau kita tidak mau berusaha, maka kehidupan kita menjadi sebuah perjalanan tiada arti.
Lantas, apalah artinya hidup kita jika kita tidak mau berbuat sesuatu yang membahagiakan diri dan memberikan kedamaian? Kebahagiaan dan kedamaian memang sangat mahal harganya. Nilainya bagi kehidupan sangatlah penting sehingga dimanapun kita berada, maka kita sangat memerlukannya.
Seringkali orang mengatakan bahwa apa yang dijalani dan diterima dalam kehidupan ini sungguh sangat berlainan dengan apa yang diharap-kannya, bahkan banyak juga yang mengatakan sangat bertentangan. Akibatnya seringkali kita mengalami kekecewaan yang sangat dan menjadikan diri di-rundung penderitaan. Apakah anda juga mengalami hal yang sama? Apakah anda juga mengalami kekecewaan terhadap apa yang telah diberikan kehidupan untuk diri kita? Jika hal itu kita alami, maka sudah pasti hidup kita tidak ten-teram.
Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk dapat menciptakan kehidupan yang penuh kedamaian menuju kebahagiaan? Apakah kita membiarkan diri kita tenggelam dan terjebak dalam lingkaran dan balutan hidup yang serba tidak pasti? Tentunya tidak demikian yang kita lakukan!
Langkah-langkah penciptaan dan pengkondisian hidup yang damai di-lakukan secara sadar dan terstruktur dengan selalu bersikap tenang dan meng-hilangkan emosional pada saat menghadapi permasalahan. Kita perlu meng-hadapi setiap permasalahan secara proporsional dan hati lapang sehingga hidup terasa ringan dan tiada bermasalah. Marilah kita mulai melangkahkan kaki dan tekad untuk lebih menghargai kehidupan secara baik dan jangan matikan hidup dengan berlama-lama dan bermesra-mesra dengan permasalahan.
Sabtu, 20 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar