Jumat, 05 September 2008

Kata pertama yang sulit!

Kesulitan di dalam penentuan awal tulisan seringkali menjadi permasalahan utama bagi seseorang saat ingin memulai kegiatan menulis. Dan, pengalaman memang mengajarkan bahwa untuk memulai sesuatu selamanya memang sangat sulit. Tetapi, jika kita telaten melakukannya, maka setidaknya kesulitan tersebut dapat diminimalisir sehingga tidak lagi menjadi penghambat bagi keinginan untuk melakukan kegiatan menulis.
Ada banyak kata yang dapat kita pergunakan untuk memulai melakukan kegiat-an menulis. Setiap kata merupakan awal dari rangkaian kalimat yang bakal kita jadikan sebagai tulisan atau cerita. Setiap kata mempunyai kekuatan yang sama di dalam proses pembentukan sebuah tulisan atau cerita. Bahkan satu huruf saja dapat menjadi pemula dari tulisan ataupun cerita. A, U, I, E, O dapat saja menjadi permulaan kalimat yang sangat bagus jika kata selanjutnya menjadi pengait dan penghubung yang tepat.
Seperti ketika berbicara atau bercerita secara lesan, maka kata awal yang kita ucapkan tidak perlu kita cari-cari terlebih dahulu. Kata pertama tersebut meluncur begitu saja dari gerakan bibir kita. Setiap gerakan bibir kita menghasil-kan kata dan kalimat yang berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga para pendengar kita memasang telinga dan perhatian serius pada setiap kata kita.
Begitulah seharusnya saat kita hendak memulai kegiatan menulis. Kita tidka perlu direpotkan pada pilihan kata atau huruf pertama dari rangkaian kalimat yang akan menyusun tulisan kita. Kita tidak perlu repot-repot memilih dan memilah kata dan huruf untuk awalan tulisan kita. Semua itu justru menjadikan kita kebingungan saat berniat melakukan kegiatan menulis.
Menulis itu seringkali dianggap sebagai kegiatan yang ribet dan berat, apalagi jika sebelum melakukan kegiatan menulis di hati kita sudah tertanam pikiran negatif atau negatif thinking terhadap penggunaan kata pertama dari tulisan kita. Pikiran negatif merupakan pola pemikiran yang membebani setiap langkah kegiatan kita. Sekali lagi di dalam hal ini kita perlu menanamkan di hati kita konsep bahwa jangan sekali-sekali kita membebani langkah sebelum benar-benar melangkah.
Walaupun semua orang, jika boleh dikatakan seperti itu, mengatakan bahwa menentukan kata atau huruf pertama saat melakukan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sulit, tetapi hal tersebut jangan dijadikan sebagai sesuatu yang dogmatis! Itu hanya masalah keterampilan semata!
Ya, kegiatan menulis adalah keterampilan yang tentunya dapat dipelajari setiap orang. Artinya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi seorang penulis, tanpa memperhitungkan latar belakangnya. Sebagai sebuah keterampilan, maka setiap orang mempunyai kesempatan yang sama. Sebagai-mana keterampilan mengelas dan sebagainya, semua membutuhkan latihan yang sistematis dan keuletan dapat setiap usaha agar dapat menguasainya.
Jika kita berkesempatan untuk bertanya pada setiappenulis yang sekarang ini sudah mempunyai posisi, saat pertama kali mereka menekuni dunia tulis menulis, maka sebenarnya mereka-pun mengalami hal yang sama dengan kesulitan kita. Mereka juga mengalami kesulitan saat harus menentukan kata atau huruf pertama yang bakal dipasang pada permulaan tulisan. Tetapi, mereka sama sekali tidak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang negatif.
Sama. Ya, mereka juga mengalami kesulitan saat harus memulai menulis. Mereka harus memeras otak hanya untuk menentukan kata atau huruf pertama yang dipasang di permualaan tulisan. Mereka menganggap bahwa kata atau huruf pertama sangat menentukan ketertarikan sidang pembaca. Seperti sebuah iklan yang mengatakan bahwa kesan pertama sangat menentukan, selanjutnya ya terserah anda!
Apapun kata atau huruf yang kita pasang di awal tulisan mempunyai kemampuan yang sama di dalam menghadirkan ketertarikan sidang pembaca terhadap tulisan kita. Ada kata-kata yang berat atau kata ringan saja. Semua mempunyai kemampuan yang sama dalam menghadirkan ketertarikan sidang pembaca pada tulisan kita.
Tetapi, seringkali kata pertama merupakan pintu menuju isi tulisan kita se-hingga untuk hal tersebut, maka yang terpenting adalah kelanjutan dari kata tersebut. Tetapi, kenapa harus pusing dengan kata pertama segala. Santai saja-lah! Tulis saja semuanya yang ingin kita tuliskan. Jangan terlalu terikat pada kata atau huruf pertama yang hanya menjadi semacam dogma sebagai penentu keberhasil-an tulisan.
Sekali lagi kita asumsikan bahwa menulis merupakan implementasi bahasa lesan yang konkrit sebagai bentuk pertanggungjawaban kita atas kemampuan yang kita miliki. Dengan menulis, maka kita berkeyakinan dapat menularkan kemam-puan kepada semua orang yang inginkan kemampuan tersebut.
Lantas, mengapa kita belum juga memulai untuk menulis?!
Tuliskan saja semua yang kita ingin tuliskan, jangan perdulikan kata atau huruf pertama yang kita pasang di awal tulisan. Dalam hal ini, tidak ada yang salah saat kita memulai menulis! Semua adalah benar!
Sebagaimana ketika kita sedang belajar, maka tidak ada yang tidak bisa, yang ada hanyalah belum bisa. Saat kita belajar mengendarai sepeda motor, maka kita tidak boleh dikatakan tidak bisa, sebab kita dalam proses belajar. Yang dapat kita katakan adalah bahwa kita belum bisa! Ya, kita bukannya tidak bisa, tetapi belum bisa!
Konsep tersebut sangat penting untuk mengangkat semangat melakukan kegiat-an menulis. Dengan memegang konsep tersebut setidaknya semangat menulis menjadi berlipat dan lebih ringan.
Jangan mengatakan tidak bisa sebelum kita melakukan sesuatu sampai kita berhasil melakukan hal tersebut sebaik-baiknya. Selama kita belum berhasil sebaik-baiknya, maka kita tetap harus terus belajar atau mempelajari kesulitan tersebut sehingga benar-benar menguasai dan bisa!
Okey, mulai sekarang, jangan pernah sekalipun termakan oleh konsep penentu-an kata atau huruf pertama bagi setiap tulisan kita. Anggap sepi semua itu! Tulis saja apa yang ingin anda tulis! A, Aku, Dia, Suatu pagi, Hari ini………Si A, atau mungkin kata Bangsat merupakan anak kunci menuju halaman kalimat di tulisan kita!
Ayo…. Kita menulis dengan sembarang kata awal!

Tidak ada komentar: