Sabtu, 20 September 2008

KEDAMAIAN

Mengapa semua manusia menginginkan kehidupan penuh kedamaian? Sementara itu, tidak sedikit yang dengan alasan menciptakan kedamaian tetapi justru menciptakan kondisi yang tidak mendamaikan hati. Kita dapat melihat, banyak orang yang dengan alasan menggapai kedamaian hidup, ternyata justru membuat hidupnya terjepit dalam penderitaan panjang. Berbagai langkah kehidupan diterapkan sehingga membuyarkan kedamaian yang sebenarnya sudah tercipta di tempat tersebut. Misalnya dapat kita lihat dari beberapa ke-jadian hidup yang berkaitan dengan kehidupan orang-orang kecil dinegeri ini. Mereka diobrak sebab hidup di tempat yang salah, sementara itu, mereka me-rasakan kedamaian di tempat tersebut. Hal ini sering kali kita lihat dan dengar serta baca di setiap media massa yang ada di sekeliling kita. Bagaimana mereka diubek-ubek hanya karena menempati tempat yang menurut para penguasa adalah tempat yang salah bagi mereka, sementara mereka sama sekali tidak pernah berusaha untuk memberikan jalan pemecahan yang sesuai untuk bagi para korban tersebut. Bahkan dengan pongah sekali, para petugas membongkar dan menghancurkan segala milik para rakyat kecil tersebut. Seakan merekalah yang sesungguh sang penguasa tersebut.
Pada saat seseorang berupaya mendapatkan kedamaian, sebenanya pada saat tersebut dia mencoba untuk menciptakan sebuah kondisi yang mempunyai kemampuan untuk mengantarkan kehidupan menjadi lebih baik. Hal ini dapat kita lihat dari pola kehidupan yang semakin hari semakin tidak karuan. Bagai-mana seseorang dapat bersikap kontroversi dalam hidupnya hanya untuk men-dapatkan kedamaian dalam hidupnya, semua jalan ditempuh, bahkan bertaruh nyawa sekalipun. Kedamaian menjadi semacam piala yang harus diperebutkan dengan mengorbankan banyak hal, harta ataupun nyawa kita.
Ketika seseorang merasa terganggu kehidupannya, maka pada saat ter-sebut dia berusaha untuk menghilangkan gangguan dengan segala hal agar didapatkan kedamaian. Kedamaian itu memang harus diperjuangkan agar dapat dimiliki. Tanpa perjuangan, segala sesuatu yang kita inginkan hanyalah sebuah fatamorgana yang nampak didepan mata tetapi sama sekali tidak dapat di-wujudkan. Seperti fatamorgana yang kita lihat di saat sinar matahari membakar permukaan bumi dan diatasnya nampak sebagai segenangan air yang menjanji-kan obat untuk kehausan yang sedang melanda hidup kita. Apa yang bakal kita dapatkan dari kondisi seperti itu?
Kedamaian itu kondisi nyaman, aman, tenang, dan bahagia yang terjadi di dalam batin seseorang. Tetapi, meskipun demikian bukan berarti terlepas dari pengaruh dunia luar diri! Kita perlu menyadari dan menerima kenyataan bahwa dunia dalam diri kita tidak terlepas dari dunia luar diri kita dan disinilah seni kehidupan yang sesungguhnya perlu kita perankan. Bagaimana kita dapat me-madukan dunia dalam dengan dunia luar sehingga menjadi sesuatu yang solid dan sesuatu itu adalah kedamaian. Jika tidak demikian, maka bagaimanapun kita tidak dapat memperoleh kedamaian hidup. Dunia di dalam diri dengan dunia diluar diri sebenarnya merupakan sebuah kondisi yang sangat berkaitan dan terdapat sebuah benang merah yang menjadi penghubungnya sehingga selalu dapat kita ketahui dan rasakan segala hal terjadi. Kita dapat mengetahui kondisi dunia di luar diri dengan melalui panca indera yang kita miliki. Kita mempunyai mata untuk melihat kondisi fisik dari dunia di luar diri kita. Kita punya telinga untuk mengetahui sebenarnya apa yang sedang terjadi di dunia luar diri kita. Kita punya kulit untuk merasakan apa yang sebenarnya ada di sekitar kita. Kita punya lidah untuk merasakan nikmat dan tidaknya. Kita mem-punyai hidung untuk mengenali segala sesuatu berdasarkan bau yang ada. Semua itu adalah penghubung dunia di dalam diri kita dengan dunia diluar diri kita. asal hal tersebut kita miliki, maka interaksi antara diri dengan dunia adalah hal yang indah dan penuh kedamaian. Bahkan, kalaupun dari sekian banyak itu ada yang tidak kita miliki, kita tetap dapat damai dengan interaksi yang dilakukan oleh bagian lainnya. Enam indera tersebut saling bekerja sama dan saling menutupi kekurangan masing-masing sehingga sebenarnya tidak ada perma-salahan terhadap diri kita.
Kita ini adalah makhluk pribadi (ego) yang tidak dapat melepaskan diri dari posisi sebagai makhluk sosial. Kita tidak dapat hidup dengan meng-utamakan kebuTuhan ego dan mengabaikan eksistensi orang lain yang ada di sekitar kita. Orang lain yang ada di sekitar kita merupakan penyeimbang pola kehidupan kita dan tidak mungkin kita abaikan. Oleh karena itulah, untuk sebuah kedamaian yang kita inginkan, maka peranan orang lain juga perlu diperhatikan, walau sebenarnya kedamaian itu bersifat pribadi, personallity problem. Yang terutama sekali dalam menciptakan kondisi damai adalah diri sendiri. Tetapi pada kenyataannya keterkaitan orang lain dalam hal ini seringkali emberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi tercapainya kedamaian secara maksimal. Adanya orang lain merupakan bukti bahwa sebenarnya kita tidak dapat mengabaikan eksistensi orang lain dalam kehidupan ini. Kalau kita ingin kedamaian dalam kehidupan ini, maka salah satu cara yang mungkin dapat kita lakukan adalah dengan mengetrapkan pola pergaulan antar manusia secara baik dan efektif. Kedamaian itu sesuatu yang relatif dan tidak dapat diukur secara pasti sebab eksistensinya hanyalah di dalam jiwa dan rasa. Tidak ada alat pengukuran yang dapat menginformasikan kepada kita tingkat keda-maian yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupannya.
Setidaknya berkaitan dengan kedamaian ini, maka kita dapat mem-bedakannya atas kedamaian diri sendiri dan kedamaian global, yaitu kedamaian untuk semua orang. Dan, selanjutnya yang kita bahas adalah kedamaian yang berkaitan dengan diri sendiri. Selama kedamaian tersebut bertujuan untuk menciptakan kedamaian di dalam kehidupan pribadi, maka yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menyeimbangkan setiap kondisi yang terjadi dan selanjutnya menerapkannya dalam pola kehidupan kita secara pribadi. Bukan berarti dalam hal ini kita berpikir untuk egois, tetapi memang seharusnya untuk memenuhi kebuTuhan hidup damai diri sendiri kita harus bersikap egois. Kadang kala bertindak egois memang sangat diperlukan jika orientasi kita untuk kedamaian dan kebahagiaan diri sendiri. Tetapi, jika kedamaian itu orientasinya untuk orang banyak, maka kita harus menyesuaikan diri.
Seandainya kita menginginkan kondisi diri penuh kedamaian, ettapi ternyata pada saat tersebut tetangga kita memasang music player dengan suara yang sedemikian kencangnya, maka sudah pasti diri kita mengalami ketidak-damaian. Hati kita langsung bereaksi negatif terhadap kondisi tersebut dengan menebarkan emosi. Maki-makian kecil, bahkan sekedar gerundelan di dalam hati langsung dilontarkan sebagai tanggapan atas kondisi tersebut. Jika hal tersebut yang kita lakukan sebagai tanggapan terhadap kondisi, maka pada saat tersebut kita sudah menghancurkan bangunan pondasi kedamaian yang telah kita buat dengan susah payah. Hidup ini memang penuh dengan dinamisasi sehingga setiap saat kadangkala kita tertinggal untuk sebuah urusan atau kejadian dan selanjutnya hal tersebut menjadikan kita sebagai orang dungu. Dan, biasanya jika kita sudah berada pada kondisi tersebut, maka kita menjadi tidak mengerti apa yang harus dilakukan dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Kedamaian memang sangat erat hubungannya dengan tingkat emosional seseorang, berbanding terbalik. Semakin besar tingkat emosional seseorang, maka semakin sulit dia mendapatkan kedamaian. Semakin gampang emosi, maka semakin susah mendapatkan kedamaian hidup. Lantas, mengapa kita tidak menghalau emosi atau setidak-tidaknya mengelola emosi kita agar dapat mencapai kedamaian yang kita inginkan? Emosi itu ada di bawah pengendalian diri kita, sehingga adalah sangat memungkinkan bagi kita untuk mengarahkan emosi pada kondisi yang terbaik bagi diri kita. Emosi itu sebenarnya adalah bibit penyakit yang menguasai diri kita sehingga kita kehilangan kontrol atas segala hal yang kita alami. Kita merasa tersinggung harga diri kita sehingga dengan segala cara kita mencoba untuk mengembalikan kondisi diri kita, bahkan tidak jarang kita harus melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan kita. Misalnya kita harus bentrok dengan rekan kerja kita hanya karena kita dikuasai oleh luapan emosi yang tidak terkendali lagi. Kita harus mengakui bahwa tenaga yang ter-simpan di balik luapan emosi merupakan sebuah tenaga yang sedemikian besar-nya sehingga tidak ada seorang-pun yang mampu menanggulanginya jika emosi sudah bergelora dan mengalir lewat kata-kata, pandangan mata, bahkan action power yang kita miliki. Tidak jarang pula jika kita telah kerasukan emosi, maka arogansi sikap dan sifat muncul sebagai upaya untuk mempertahankan diri dari segala bentuk serangan, hama dan penyakit dari luar diri. Emosi memang iden-tik dengan arogansi. Orang-orang yang emosional seringkali terkungkung pada kondisi diri yang gampang menerapkan arogansinya, gampang mempertunjukan kekuasaannya. Kalau dia seorang pemimpin, maka jiwa kepemimpinannya akan hilang dan berganti dengan kesombongannya yang dilapisi oleh perasaan berkuasanya. Kita yang terbiasa hidup dengan tingkat emosional tinggi maka dimanapun kita berada tidak dapat memperoleh teman atau sahabat sebanyak-banyaknya. Orang-orang menghindar dari kehidupan kita dan mencari sahabat lainnya. Meninggalkan kita yang terlonglong melihat mereka berlalu dari kita. begitulah, kita bakal tertinggal oleh perubahan jaman sebab diri kita terkung-kung oleh emosional tinggi dan tidak gampang menerima setiap perubahan yang terjadi sebagai jalan menuju kedamaian hidup. Kita bakal hidup sendirian di dunia ini jika kita selalu saja terkungkung oleh sikap emosional yang ada di dalam diri kita. Apalah artinya kita pandai jika ternyata hidup kita tidak berarti sama sekali sebab tidak ada teman yang mau bersahabat. Dalam hal ini berarti kita telah berada pada kondisi kehidupan yang tidak damai. Kita merasakan kesendirian akibat teman-teman yang tidak responsif terhadap eksistensi diri kita diantara mereka.
Sekali lagi, kedamaian itu erat hubungannya dengan kondisi batin kita dan berkait dengan kondisi emosi kita. Oleh karena itulah, maka tidak ada salahnya dan memang sebuah keharusan bagi kita untuk mengelola semuanya secara baik dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Jangan mau terus mene-rus diperbudak oleh emosi kita! Emosi merupakan tiran terbesar dalam diri kita, hilangkan semua itu. Gantilah kondisi tersebut dengan kedamaian sebab ke-damaian adalah demokrat sejati dalam diri kita. Dengan kedamaian yang kita miliki, maka kita dapat melakukan segala sesuatu secara proporsional dan efektif. Jika didalam hati kita telah tertanam kondisi yang penuh kedamaian, maka apapun yang kita lakukan bakalan mendapatkan respon yang baik dari diri kita sehingga benar-benar tecipta suasana yang demokratis. Bukankah kita selalu berharap dalam hidup kita, masyarakat kita tercipta suatu kondisi ke-hidupan yang demokratis sehingga masing-masing personil dapat mengem-bangkan diri melalui segala kreativitas yang dimilikinya.
Kalau kita dapat menggapai kedamaian, mengapa pula kita berkutet dalam segala laku yang menghancurkan sumber utama kedamaian itu? Semua orang pada dasarnya memang menginginkan kehidupannya penuh kedamaian, lantas mengapa keinginan tersebut tidak digabungkan menjadi satu kebulatan tekad untuk menciptakan kedamaian secara global di lingkungan kita? Kalau saja semua orang bersatu padu dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap kondisi kehidupan yang penuh kedamaian, maka kita meyakini bahwa ke-hidupan ini bakal penuh dengan bendera kedamaian yang berkibar di setiap sudut dunia. Bahkan bendera kedamaian merupakan selimut kehidupan semua manusia secara universal. Setiap orang membawa bendera tersebut kemanapun dan kapanpun dia berada. Semarak kedamaian yang terpancar dari pantulan warna kedamaian oleh terpaan sinar matahari menjadikan kehidupan semakin semarak dan begitu hidup.
Oleh karena itulah, maka penulis mengajak kepada seluruh pembaca agar dapat mengelola emosional masing-masing untuk dapat mewujudkan kedamai-an hidup bersama. Kedamaian hidup merupakan jembatan penghubung antara kondisi kehidupan dengan kebahagiaan hidup. Adakah orang yang tidak meng-inginkan hidupnya damai yang pada akhirnya bakal membawanya kepada kon-disi yang penuh kebahagiaan? Semua orang membutuhkan kedamaian hidup

Tidak ada komentar: