Jumat, 05 September 2008

Menjadi penulis yang efektif

Menulis adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengungkapkan segala unek-unek yang ada di dalam hati sehingga dapat dikomunikasikan kepada semua orang sebagai sebuah tulisan. Karena diperuntukan bagi semua orang, maka sebuah tulisan harus benar-benar dapat menjadi jembatan peng-hubung antara penulis sebagai orang yang mempunyai ide dengan orang-orang atau sidang pembaca yang diharapkan bakal menjadi pengguna ide.
Sebagai jembatan, maka tulisan harus benar-benar dapat mengakomodasi semua kebutuhan bahkan keinginan sidang pembaca sedemikian rupa sehingga semua orang memahami dan selanjutnya mengikuti apa yang ada di dalam tuisan tersebut.
Tulisan sebenarnya merupakan alat propaganda yang paling efektif. Dengan media tulisan, maka kita dapat memberikan masukan, pengaruh dan berbagai bentuk stimulasi sedemikian rupa sehingga penulis menjadi orang penting yang diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi semua orang, khususnya sidang pembaca tulisananya.
Sementara kita menyadari bahwa setiap orang mempunyai sikap dan sifat yang berbeda terkait dengan berbagai informasi yang didapatkan dalam kehidupan. Di samping itu, setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda di dalam menerima dan mengpersepsikan setiap informasi sehingga dapat menjadi milik dirinya, kompetensi dirinya.
Bahwa setiap orang di dalam kehidupan ini adalah kumpulan orang yang sedang mencari berbagai hal untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Setiap orang adalah sedang belajar terhadap pola dan kondisi kehidupan yang dijalaninya. Tidak ada orang yang pandai di dalam setiap kelompok manusia, tetapi yang ada adalah seseorang yang tahu lebih dahulu dari yang lainnya. Jadi tidak ada orang yang lebih tahu, tetapi rata-rata adalah tahu lebih dahulu!
Seperti seorang guru. Sebenarnya seorang guru adalah manusia biasa, sebagai-mana umumnya manusia. Tetapi, selama ini kita melihat bahwa seorang guru adalah serba tahu! Seorang guru itu serba bisa! Wah ini merupakan sebuah kondisi yang serba wah! Padahal sebenarnya seorang guru kelihatan lebih pandai sebab guru tahu lebih dahulu daripada anak didiknya, walau memang seorang guru adalah lebih tahu dari anak didiknya sebab guru telah mengalamai proses sebagaimana yang sekarang dialami oleh anak didiknya.
Oleh karena itulah, maka seorang penulis diharapkan dapat memberikan ide dan segala hal secara tertulis kepada sidang pembaca secara gamblang sehingga setiap orang yang berkeinginan untuk memiiki informasi tersebut sekali atau dua kali membaca sudah memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Masalahnya adalah masih sedikitnya orang-orang yang suka mengejah-wantakan idenya dalam bentuk tulisan dan selanjutnya menyebarkannya untuk masyarakat agar dapat diterapkan secara bebas di dalam kehidupannya. Merekapun berkeinginan untuk menerapkan konsep atau teori yang ditulis atau dimiliki oleh orang lain sebagai hasil interaksi manusiawi.
Budaya menulis di negeri ini memang masih sangat perlu untuk dibangkitkan agar segala ide yang dimiliki oleh setiap orang dapat diwujudkan dalam tulisan dan secara gampang dapat dibaca oleh semua orang sehingga hal tersebut selanjutnya memiliki ide yang tentunya sesuaidengan kondisi dirinya.
Kita harus mengakui bahwa sebenarnya banyak orang yang berkemampuan menjadi penggali ide dalam kehidupan ini, tetapi sedikit sekali yang mempunyai kemauan, apalagi kemampuan untuk mewujudkannya dalam bentuk tulisan, baik tulisan pendek maupun tulisan panjang.
Dan, setiap kali ketika kita menanyakan alasan sehingga mereka tidak mau mewujudkan banyak ide dalam bentuk tulisan adalah kekurangmampuan mereka dalam menuliskan idenya. Boleh saja mereka sangat berapi-api saat harus berorasi di hadapan sekian ribu orang di halaman terbuka luas. Mereka berorasi dengan kata-kata yang penuh pembakaran. Tetapi pada saat mereka ditawari untuk menuliskan semua pemikiran yang suidahd ilontarkannya dalam pidato orasi yang berapi-api, mereka selalu mengatakan kesulitan! Mereka merasa kesulitan ketika harus mengungkapkan banyak ide yang ada di dalam hati dan otak mereka ke halaman buku.
Dimulai dari mana? Apa kata pertamanya? Bagaimana cara mengkaitkan sekian banyak ide sehingga sinkron dan menjadi sebuah tulisan yang runtut dan tidak janggal?! Bukankah sebagai pengaliran ide, maka tulisan yang tertuang di lembaran buku harus tersusun secara sistematis dan sistemik serta menarik untuk dibaca!

Tidak ada komentar: