Seringkali kita tanpa sadar mengalami kebuntuan diri sehingga merasakan hidup begitu sempit dan membatasi jarak langkah kaki. Jika kita tidak mampu menerima kondisi tersebut, maka mengatakan bahwa hidup tidak bersahabat dengan kita.
Saat kita menghadapi kondisi seperti ini, maka menulis diakui sebagai salah satu kunci menuju penerangan diri. Dengan menulis, maka kegelapan yang menyelimuti kita sedikit demi sedikit dapat dikuat dan memberikan kesempatan bagi sang matahari untuk memancarkan sinarnya ke diri kita.
Bagaimana-pun kebuntuan yang kita alami tidak boleh terlalu lama mendekam di dalam diri. kebuntuan tersebut harus segera diusir agar kita dapat segera melanjutkan aktivitas hidup kita.
Ada sebuah rumor, jika suatu saat kita menghadapi sebuah gang buntu dan dibelakang kita ada seekor anjing ganas, apakah kita harus menyerah? Apakah kita akan menyerahkan daging tubuh kita untuk disantap anjing ganas tersebut?
Tentunya, tidak!
Begitulah, kebuntuan harus diusir darai diri kita dan salah satunya adalah dengan mengungkapkannya secara tertulis sehingga apa yang menjadi masalah didalam diri kita sedikit demi sedikit dapat disalurkan keluar diri.
Maka, marilah kita menuliskan segala yang dirasakan di dalam hati, apalagi saat diri mengalami kebuntuan. Jangan menyerah pada kondisi buntu, sebab bagaimanapun kita tidak boleh begitu gampang menerima kondisi, apalagi jika hal tersebut mengakibatkan kita terhenti dari kegiatan hidup kita.
Jangan berhenti hanya karena kita sedang berhadapan dengan tembok buntu! Berjuanglah untuk menjebol tembok buntu tersebut atau hadapi kondisi yang menghadang kita dengan menuliskan semuanya setiap permasalahan secara rinci! Tidak sulit kok!
Saat kita menghadapi kondisi seperti ini, maka menulis diakui sebagai salah satu kunci menuju penerangan diri. Dengan menulis, maka kegelapan yang menyelimuti kita sedikit demi sedikit dapat dikuat dan memberikan kesempatan bagi sang matahari untuk memancarkan sinarnya ke diri kita.
Bagaimana-pun kebuntuan yang kita alami tidak boleh terlalu lama mendekam di dalam diri. kebuntuan tersebut harus segera diusir agar kita dapat segera melanjutkan aktivitas hidup kita.
Ada sebuah rumor, jika suatu saat kita menghadapi sebuah gang buntu dan dibelakang kita ada seekor anjing ganas, apakah kita harus menyerah? Apakah kita akan menyerahkan daging tubuh kita untuk disantap anjing ganas tersebut?
Tentunya, tidak!
Begitulah, kebuntuan harus diusir darai diri kita dan salah satunya adalah dengan mengungkapkannya secara tertulis sehingga apa yang menjadi masalah didalam diri kita sedikit demi sedikit dapat disalurkan keluar diri.
Maka, marilah kita menuliskan segala yang dirasakan di dalam hati, apalagi saat diri mengalami kebuntuan. Jangan menyerah pada kondisi buntu, sebab bagaimanapun kita tidak boleh begitu gampang menerima kondisi, apalagi jika hal tersebut mengakibatkan kita terhenti dari kegiatan hidup kita.
Jangan berhenti hanya karena kita sedang berhadapan dengan tembok buntu! Berjuanglah untuk menjebol tembok buntu tersebut atau hadapi kondisi yang menghadang kita dengan menuliskan semuanya setiap permasalahan secara rinci! Tidak sulit kok!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar