Seharian kemarin hatiku terasa blank sebab ada kejadian yang membuat galau. Salah seoranag keponakan terjatuh di jalan raya, menabrak pojok belakang sebuah mobil box yang sedang parkir di pinggir jalan.
Saat itu aku sedang sibuk menata bangku untuk keperluan siswa di hari Senin besok, sebab pada hari tersebut proses pemelajaran mulai aktif dan kelas harus siap. Saat itulah handphoneku menjerit. Kuterima dengan ucapan hallo...
Tetapi, rasa santaiku tiba-tiba hilang sebab suara isteriku dis eberang mengatakan bahwa salah satu keponakan mengalami kecelakaan. Aku sempat bingung! Bagaimana ini?! Tetapi setelah aku koordinasi dengan bawahanku, maka aku segera pergi ke UGD tempat perawatan pertama bagi keponakan tersebut.
Saat itu aku sedang sibuk menata bangku untuk keperluan siswa di hari Senin besok, sebab pada hari tersebut proses pemelajaran mulai aktif dan kelas harus siap. Saat itulah handphoneku menjerit. Kuterima dengan ucapan hallo...
Tetapi, rasa santaiku tiba-tiba hilang sebab suara isteriku dis eberang mengatakan bahwa salah satu keponakan mengalami kecelakaan. Aku sempat bingung! Bagaimana ini?! Tetapi setelah aku koordinasi dengan bawahanku, maka aku segera pergi ke UGD tempat perawatan pertama bagi keponakan tersebut.
Isteriku nampak kalut saat aku datang. Wajahnya lembab sebab tangis yang tertahan. Kutenangkan dia agar tidak kalut. Kekalutan hanya emmbuat segalanya ruwet. Setelah mendapatkan perawatan pertama, keponakan di bawah ke ruang foto untuk diketahui kondisi di dalamnya. Dia luka di leher dan lutyt. Dan syukur semua baik-baik.
Yang tidak baik adalah bahwa kejadian ini sudah sampai di kepolisian, sehingga urusan menjadi panjang. Untung pemilik kendaraan berbaik hati, kebetulan saat aku ketemu ternyata salah satunya adalah mantan muridku sehingga segala urusan menjadi lebih mudah.
Bertiga saku, mantan muridku dan kepala bengkel tempat muridku kerja menuju ke polres untuk menyelesaikan masalah. Ternyata dibutuhkan surat pernyataan dari orangtua korban, terpaksa mbak disusul dan diminta membuat surat.
Setelah itu kami menghadap dan setelah menjawab beberapa pertanyaan, aku dan mbak diminta keluar ruangan.
Beberapa saat kemudian, kepala bengkel tersbeut keluar dan menyatakan bahwa kami harus mengeluarkan dana 500 ribu (sebenarnay diminta 1 juta, tapi kepala bengkel tersebut bilang tidak membawa dana sebesar tersebut. Ditawar dan dapat 500 ribu).
Kemudian kami masuk bersama dan ditanya kebenaran surat pernyataan. kami mengiyakan semua itu dan sepeda-pun boleh dibawa pulang. Bersama kepala bengkel tersebut, sepeda kami bawa ke bengkel terdekat dan setelah diperhitungkan, maka biaya perbaikan sebesar 450 ribu dan kesepakatannya adalah 200 ribu dia, 250 ribu kami, kami terima kesepakatan tersebut.
Beruntung, keponakan tidak parah jadi dapat langsung pulang.
Rasanya hari itu begitu penat hati dan pikiran. BUkan penat karena urusan tetapi penat karena ketakutan yang membumbung di hati. Semoga saja tidak terulang.
Semua ini terjadi karena keponakan yang memang belum begitu menguasai kendaraan dan nekat keluar ke jalan raya.
Yang tidak baik adalah bahwa kejadian ini sudah sampai di kepolisian, sehingga urusan menjadi panjang. Untung pemilik kendaraan berbaik hati, kebetulan saat aku ketemu ternyata salah satunya adalah mantan muridku sehingga segala urusan menjadi lebih mudah.
Bertiga saku, mantan muridku dan kepala bengkel tempat muridku kerja menuju ke polres untuk menyelesaikan masalah. Ternyata dibutuhkan surat pernyataan dari orangtua korban, terpaksa mbak disusul dan diminta membuat surat.
Setelah itu kami menghadap dan setelah menjawab beberapa pertanyaan, aku dan mbak diminta keluar ruangan.
Beberapa saat kemudian, kepala bengkel tersbeut keluar dan menyatakan bahwa kami harus mengeluarkan dana 500 ribu (sebenarnay diminta 1 juta, tapi kepala bengkel tersebut bilang tidak membawa dana sebesar tersebut. Ditawar dan dapat 500 ribu).
Kemudian kami masuk bersama dan ditanya kebenaran surat pernyataan. kami mengiyakan semua itu dan sepeda-pun boleh dibawa pulang. Bersama kepala bengkel tersebut, sepeda kami bawa ke bengkel terdekat dan setelah diperhitungkan, maka biaya perbaikan sebesar 450 ribu dan kesepakatannya adalah 200 ribu dia, 250 ribu kami, kami terima kesepakatan tersebut.
Beruntung, keponakan tidak parah jadi dapat langsung pulang.
Rasanya hari itu begitu penat hati dan pikiran. BUkan penat karena urusan tetapi penat karena ketakutan yang membumbung di hati. Semoga saja tidak terulang.
Semua ini terjadi karena keponakan yang memang belum begitu menguasai kendaraan dan nekat keluar ke jalan raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar