Senin, 28 Juli 2008

Mojokerto Macet, Kota Kecil Juga macet

Macet? Wah, rasanya disemua ruas jalur jalan dimana saja. Di setiap bagian negeri ini mengalaminya. Tidak peduli jalan utama, jalan tol, jalan by pass atau jalan tembusan.

Apakah jalur jalannya menyusut? Tentunya tidak seperti itu. Tidak ada jalan yang menyusut panjangnya!

Begitu juga di jalur Mojokerto, khususnya jalur Padangan masuk ke mulut jembatan penghubung wilayah Kabupaten dengan Kota Mojokerto. Jalur ini selalu padat danmacet sebab kendaraan berebut masuk/keluar mulut jembatan.

Apalagi pada saat pagi hari, yaitu pada saat jam berangkat kerja dan jam berangkat sekolah. Panjang kemacetan dapat mencapai seratus meter. Apalagi jika ada kendaraan besar, seperti truk yang terjebak disitu.jumlah pemakai jalan memang sangat banyak sehingga seluruh badan jalan penuh. Bahkan, bahu jalanan-pun terpaksa harus dilalui oleh pengendara sepeda dan sepeda motor.

Hal ini seringkali menjadi penyebab dari kemacetan disini, mungkin dimana saja adalah ketidaktaatan pengguna jalan terhadap aturan yang berlaku di jalur ini.

Bahkan tidak jarang kondisi tersebut menyebabkan terjadinya kecelakaan, khususnya pada pengendara ibu-ibu yang tidak menguasai sepeda yang harus gerak berhenti-gerak lagi berhenti lagi.

Seringkali yang terlihat adalah:

  1. Yang hendak memasuki mulut jembatan, dari arah barat sudah mulai menisih ke sisi kanan, sign kanan dinyalakan memasuki mulut jembatan pada jarak lebih kurang 30 meter sehingga meumpuk pada sisi kanan, akibatnya berbenturan dengan kendaraan yang keluar dari mulut jembatan, baik yang memang mneuju ke barat atau yang harus mencari posisi berputar ke arah timur. Akibatnya, macet!
  2. Yang hendak keluar dari mulut jembatan langsung belok ke kanan sehingga berbentur dengan kendaraan yang hendak masuk mulut jembatan. Hal inipun menyebabkan macet di mulut jembatan
  3. Petugas Lantas yang telat datang dan tidak tegas sehingga pada saat sudah mulai macet, maka petugas baru turun tangan tangan. Padahal seharusnya para petugas berada di situ sebelum kondisinya macet. Akibatnya,petugas tidak melakukan antisipasi keadaan melainkan menyelesaikan keadaan, yang sudah macet! Ini sangat rumit. Langkah menyelesaikan bukanlah solusi yang tepat dan efektif serta efisien! Bukankah preventif jauh lebih baik daripada kuratif?!

Macet memang ciri khas sebuah kota. Tetapi untuk kota sekecil Mojokerto, ternyata harus macet juga…. Itu sebuah lelucon. Mengapa dapat terjadi???

Tidak ada komentar: